Misi Dosen Cantik Vegan Ini Berakhir Tragis di Gunung Everest

Dalam kampanye kaum vegan bisa taklukkan 7 puncak dunia, dosen cantik ini justru berakhir tragis di puncak ke-5 Gunung Everest.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 27 Mei 2016, 20:30 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2016, 20:30 WIB
Dr Maria Strydom dan Dr Maria Strydom
Dalam rangka kampanye bahwa kaum vegan mampu melakukan segalanya, kedua pasangan ini mencoba taklukan Gunung Everest dan berakhir tragis

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang vegetarian atau vegan bukanlah perkara mudah. Salah satu pandangan remeh yang ditujukan adalah apakah mampu melakukan sesuatu yang berat. Seorang wanita berusia 34 tahun asal Melbourne, Australia bernama Dr Maria Strydom membuktikan bahwa kaum vegan dapat melakukan apapun, termasuk menaklukan Gunung Everest.

Namun, tragisnya dalam proses pembuktiannya tersebut, Dr Maria Strydom meninggal karena edema pulmonary atau paru-paru. Edema paru-paru merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru.

Seperti dilansir dari Elitereaders.com pada Rabu (25/5/2016), Saat proses pendakian tersebut, Maria Strydom yang berprofesi sebagai dosen keuangan di Monash University ditemani suaminya, Dr. Robert Gopel, seorang dokter hewan. Mereka adalah pasangan yang cukup aktif mengampanyekan kaum vegan dan mengajak masyarakat di sekitarnya untuk hidup sehat dengan menjadi seorang vegetarian.

Ekspedisi ke salah satu gunung tertinggi di dunia tersebut merupakan ajang pembuktian menjadi seorang vegan bisa melakukan hal apapun. Ini bukanlah kali pertama pasangan tersebut melakukan kegiatan ekstrem mendaki gunung sebagai seorang vegan.

Dr Maria Strydom (kiri) meninggal dalam pendakian sedangkan Dr. Robert Gopel bisa diselamatkan saat dibawa ke rumah sakit (sumber. Elitereaders.com)

Selama delapan tahun terakhir, keduanya berhasil mendaki Denali di Alaska, Aconcagua di Argentina, Gunung Ararat di sebelah timur Turki, dan terakhir Kilimanjaro, Afrika. Dalam mewujudkan obsesi mereka mendaki tujuh puncak dunia atau yang lebih dikenal dengan seven summits, keduanya menuliskan ambisi mereka di blog kampus.

Sebelum mencapai puncak, tepatnya saat berada di kamp terakhir, Dr Strydom dan Dr. Gropel mengalami edema paru-paru karena masalah ketinggian. Saat nyawa Dr. Gropel tertolong setelah dilarikan ke rumah sakit di Nepal, istrinya, tak mampu bertahan pada kondisi kritis tersebut dan akhirnya meninggal.

Dalam ekspedisi tersebut, kedua pasangan ini juga ditemani oleh Eric Arnold, 36 tahun dan Phurba Sherpa, 25 tahun. Menurut laporan, 30 pendaki dilaporkan mengalami sakit selama proses pendakian tersebut. 

Gunung Everest, Nepal (sumber. Elitereaders.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya