Liputan6.com, Jakarta Topi yang dipakai Presiden Joko Widodo pada acara Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Tobassa, Sumatera Utara, menuai kritik. Di media sosial, sejumlah netizen menilai topi tersebut memiliki bentuk aneh karena seperti wig berwarna pirang.
Padahal, sebenarnya topi itu sudah sesuai dengan unsur khas Batak. Edward Hutabarat, yang pada ajang ini dipercaya untuk merancang busana yang dipakai oleh Jokowi dan Iriana, mengungkapkan unsur tersebut merupakan khas budaya suku Batak yang biasanya dipakai oleh masyarakat Batak dalam upacara adat.
"Topi sudah memenuhi unsur Batak. Bahannya sudah tepat tum-tuman motifnya dan lempengan di kepala warna emas atau sortali, itu sudah tepat," kata Edward kepada Liputan6.com, Rabu (24/8/2016).
Advertisement
Adapun topi itu, kata Edward, dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara. Sementara ulos yang dipakai oleh Jokowi dan Iriana dibuat oleh Dekranasda Sumatera Utara.
Monang Butar-butar, orang yang ditunjuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara untuk bertanggung jawab atas artistik acara, menilai bahwa dilihat secara unsur batak maka topi itu sudah tepat. Namun sebenarnya belum ada standar untuk bentuk desainnya.
Aturannya hanya topi itu biasanya dipakai oleh orang yang dituakan dalam upacara adat Batak. Namun, untuk tebal tali-tali dan panjangnya belum ada standarnya.
Tali-tali yang ada pada topi sebenarnya dibuat dari benang-benang ulos yang diproses dengan alat tenun. Kualitas pada benang dipilih yang terbaik, sehingga terlihat sangat lembut.
Warna tali-tali itu pun sebenarnya bukan kuning, tetapi putih. Sebab, warna putih, hitam, dan merah adalah warna-warna khas adat Batak Toba yang dinilai mulia.