Gubernur DIY Resmikan Griya Coklat di Nglanggeran Gunungkidul

Yogyakarta dikenal sejak lama sebagai penghasil kakao unggulan dan salah satu penghasil cokelat lezat di Indonesia.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Des 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2016, 14:30 WIB
Griya Coklat Yogyakarta
Yogyakarta dikenal sejak lama sebagai penghasil kakao unggulan dan salah satu penghasil coklat lezat di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DIY Sri Sultan HB X baru saja meresmikan Griya Coklat di Nglanggeran Mart, Patuk Gunungkidul. Hadirnya Griya Coklat ini merupakan hasil kerja sama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, LIPI, dan masyarakat sekitar.   

Sultan HB X mengatakan, warga Nglanggeran yang menanam kakao harus mengubah pola pikir. Dari petani menjadi pedagang, khususnya mereka yang ada dalam industri Griya Coklat ini.

"Petani bisa tidak mengubah pola pikir jadi pedagang? Sekarang kita bicara industri cokelat di Griya Coklat dan penyedia bahan baku menanam juga," kata Sultan, Jumat (2/12/2016).

Lebih jauh dirinya juga mengharapkan warga bisa membuat variasi produk olahan cokelat. Hal ini dilakukan agar konsumen memiliki banyak pilihan produk. Selain itu, cita rasa juga harus disesuaikan dengan selera konsumen. Dibutuhkan pula tenaga ahli cokelat untuk bisa menjaga kualitas cita rasa cokelat itu sendiri. Untuk menjaga kualitas berstandar internasional, kemasan juga menjadi faktor penting yang menentukan nilai jual produk, selain juga manajemen yang baik.

"Saya mohon packaging-nya mengemas bungkusannya diperhatikan. Jangan ngenten mawon sampun pajeng (gini saja sudah laku). Jadi barange boten tentu enak. Tapi kalau bungkusannya bagus, maka itu penting karena itu meningkatkan harga jual," ungkap Sultan.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Yogyakarta Arif Budi Santoso mengatakan, kakao dan mokaf merupakan komoditas unggulan di Gunungkidul. BI bekerja sama dengan berbagai pihak terus berupaya meningkatkan produksi pertanian dan kehutanan. Program tahun pertama, mengembangkan dan pendampingan peningkatan produktivitas panen kakao. Kedua, pengembangan hasil kakao dan kelembagaan gapoktan. Di tahun ketiga, pada 2015 peningkatan produk diversifikasi cokelat dan cokelat batangan, sehingga pembangunan Griya Coklat dibutuhkan untuk sarana meningkatkan jumlah produksi. (Yanuar H)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya