Liputan6.com, Surabaya Selain Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP), Pemkab Banyuwangi juga menggelar pasar murah selama Ramadan. Belanja di tempat ini, masyarakat lebih diuntungkan karena semua komoditas di jual lebih murah dari harga pasaran. Mulai dari sembako, kue kaleng, sirup, hingga pakaian jadi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyuwangi Ketut Kencana mengatakan, fasilitas pasar murah ini bekerja sama dengan sejumlah pasar moderen, distributor, Badan Usaha Logistik (Bulog) Banyuwangi, PT Pertanian Negara Indonesia (Pertani) dan Asosiasi Kerajinan Kuliner Kaos, Asesoris dan Batik (AKRAB).
Semua pihak yang terlibat ini, lanjut Ken, sepakat menjual produknya dengan harga pabrik, yang dipastikan lebih murah dari harga toko/ pasar. Sebagai kompensasinya, pemkab memberikan bantuan BBM untuk mengganti transportasi mereka.
Advertisement
“Tujuannya, agar masyarakat dapat menikmati harga murah dalam merayakan lebaran,” tutur Ketut menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (14/6/2017).
Fasilitas pasar murah digelar mulai tanggal 29 Mei hingga 22 Juni 2017 di enam titik pada 6 kecamatan. Diawali dari halaman parkir kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, dilanjutkan berturut-turut di pasar Rogojampi, pasar Srono, pasar Muncar, RTH Genteng, dan Balai Kecamatan Wongsorejo.
“Di masing-masing titik tersebut, kami gelar selama tiga hari mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB,” katanya.
Seperti yang terpantau pada pelaksanaan pasar murah di halaman parkir Disperindag beberapa waktu lalu. Sebagai komoditas yang paling diminati, harga sembako yang ditawarkan memang selisih.
Misalnya, salah satu toko modern menjual gula kemasan 750 gr seharga Rp 11 ribu. Di waktu bersamaan, di tokonya mereka menjual produk yang sama dengan harga Rp 11.300. Begitu juga dengan minyak goreng dan produk sembako lainnya.
“Ini karena setiap distributor memberlakukan harga promo . Namun demikian, harga promo ini tidak selalu sama di setiap titik. Tergantung promosi yang mereka berikan dan produk apa yang sedang mereka promosikan saat itu,” ucap Ketut.
Banyak warga yang memanfaatkan pasar murah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya menjelang Lebaran. Salah satunya Utomo (51), seorang warga yang memborong sembako. Dia membeli 540 liter (50 karton) minyak goreng dan 180 kg (20 karton) gula kemasan.
“Saya sudah survei ke sejumlah toko, ternyata di sini harga minyak dan gulanya lebih murah. Jadi saya langsung belanja banyak untuk diberikan ke Pondok Pesantren,” kata Utomo.
Sama halnya dengan Utomo, Abdul Haris juga memanfaatkan pasar murah ini untuk berbelanja sembako. Dia membeli 540 liter (50 karton) minyak goreng, 250 kg (100 pack) beras kemasan 2,5 kg, dan 100 kg gula pasir.
“Karena lebih murah, jadi lebih hemat belanja di sini. Ini untuk bingkisan Hari Raya,” ujar Abdul.
Untuk diketahui, tanggal 12-14 Juni, pasar murah digelar di RTH Maron, Genteng. Berikutnya, di balai Kecamatan Wongsorejo pada 15-17 Juni. Terakhir, akan kembali digelar di halaman parkir Kantor Disperindagtam tanggal 19-22 Juni mendatang.