Mudik Seru Menpar Berujung Manis di Diaspora Banyuwangi

Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan momen mudik seru sebagai ajang untuk memajukan pariwisata di kampung halaman.

oleh nofie tessar diperbarui 29 Jun 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2017, 09:00 WIB
Mudik Seru Menpar Berujung Manis di Diaspora Banyuwangi
Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan momen mudik seru sebagai ajang untuk memajukan pariwisata di kampung halaman.

Liputan6.com, Banyuwangi Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan momen mudik seru sebagai ajang untuk memajukan pariwisata di kampung halaman. Mulai dari menghadiri parade Barong Ider Bumi, Diaspora Ikawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi), juga menikmati kuliner khas kota paling ujung di provinsi Jawa Timur ini.



Menghadiri Diaspora Ikawangi, Putra Bumi Blambangan ini dalam sambutannya memberikan kunci dalam pengembangan industri atau usaha pariwisata.

"Selalu ada yang heboh, selalu ada yang bisa di-share untuk kemajuan bersama, terutama juga potensi MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition)," katanya di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (27/6).



Menpar Arief Yahya mengatakan, potensi wisata MICE di Banyuwangi sangat besar. Tersedia Ballroom berkapasitas 1.300 orang, dengan harapan MICE dapat menghasilkan ARPU dua kali lebih tinggi. Dalam artian, bujet yang dikeluarkan wisman sebesar USD 2.500 ke depan akan menghidupkan kota dari sisi perdagangan dan investasi.



"Bidding events MICE, harus Banyuwangi Incorporated maju, jangan eL Royale sendirian. Stakeholders ABGCM Banyuwangi harus bersatu untuk memenangkan persaingan," ujar mantan Direktur Utama Telkom ini.

Menpar Arief Yahya menambahkan, kota MICE akan hebat karena pengaruh dari event tersebut. Dia mencontohkan, Banyuwangi semakin sering menyelenggarakan MICE tentang perikanan, maka sektor perikanan di Banyuwangi akan semakin untung.

"Yang terpenting dari semua itu, Banyuwangi bisa maju karena komitmen pada pariwisata, dan itu komitmen dari CEO, Pak Bupati Azwar Anas," ujar Menpar.

Seperti diketahui, Diaspora Ikawangi merupakan halal bi halal para perantauan asal Banyuwangi di seluruh Indonesia dan dunia. Event mudik ini sudah digelar sejak empat tahun terakhir ini bahkan menjadi ajang kumpul untuk berbagi dan saling membantu mempromosikan Banyuwangi.



Turut hadir dalam Diaspora Banyuwangi, di antaranya Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Kepala Kejaksaan Negeri AA Sayang Adnyana, Ketua DPRD Banyuwangi I MD Cahyana Negara, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata, Kementerian Pariwisata David Makes.



"Perantau kita jamu sangat spesial dengan beragam atraksi seni dan kuliner khas Banyuwangi. Kita ingin menguatkan ikatan persaudaraan ini karena mereka adalah 'duta besar' Banyuwangi bagi dunia luar," ucap Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

Sehari sebelum Diaspora Banyuwangi, Arief Yahya menyaksikan parade Barong Ider Bumi di Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi. Bersama Bupati Banyuwangi , Menpar melepas burung merpati sebagai simbolisasi kesetiaan tiada akhir.

Arief turut melempar koin receh sebagai tanda kemakmuran, dan kesejahteraan, sebelum turut dalam parade Barong dengan menaiki kuda.

Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, Barong Ider adalah sebuah tradisi dan ritual adat unik yang hanya ada di Banyuwangi, tepatnya di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Ritual itu berlangsung setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua Idul Fitri.



Masyarakat setempat percaya, arak-arak Ider Bumi maka Kampung Kemiren akan terhindar dari segala keburukan. Acara ini cukup kuat menyedot perhatian publik.

Tentu juga akan menaikkan minat wisatawan mancanegara maupun lokal untuk berkunjung ke Desa Adat Kemiren.



"Barong Ider Bumi Kemiren tepatnya adalah upacara adat oleh leluhur masyarakat Suku Using Kemiren, dimana tujuan ritual ini adalah sebagai media tolak bala, melindungi kampung dari segala hal yang negatif, hama tanaman, wabah penyakit, dan serakat yang ada di Kemiren,” ujar Bramuda.



Arief Yahya tampak terkesima dengan tradisi adat masyarakat asli suku Using Banyuwangi ini, di mana masih kental menjunjung tinggi nilai tradisi dengan melestarikan budaya dan kesenian para leluhur. Dia takjub dengan penampilan balita Akbar dan Killa berusia 4 tahun saat membawakan tari Jaran Goyang.

"Ini bentuk pelestarian sejak dini. Anak balita bisa menari seluwes itu. Kita harap ada pelestarian lahir dan terus berkembang di tempat ini," tutur Arief.



Arief Yahya sempat menikmati santapan kuliner pecel pitik di Desa Kemiren di akhir acara. Makanan khas Banyuwangi itu menggunakan bahan utama ayam kampung muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Bumbu-bumbu sangat sederhana, yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda.

Ayam yang telah dipanggang lantas disuwir menggunakan tangan. Kuliner khas Banyuwangi lainnya ada rujak soto, nasi cawuk, lontong sayur, sampai sayur kelor sambal sereh.

"Jadi tunggu apalagi, Ayo ke Banyuwangi, nikmati wisatanya, rasakan kulinernya. Anda pasti ingin kembali. Jangan lupa foto-foto lalu posting dengan hashtag #MudikPenuhPesona, #MajesticBanyuwangi, #PesonaIndonesia," ajak Arief Yahya.

Nyatanya, para wisatawan kini semakin mudah berkunjung ke Banyuwangi. Saat ini telah ada penerbangan langsung rute Jakarta-Banyuwangi setiap hari. Selain itu, ada tiga penerbangan yang melayani rute Surabaya-Banyuwangi tiga kali dalam sehari. Fasilitas untuk wisatawan kian lengkap, ada homestay sampai hotel bintang empat.


(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya