Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mendorong kegiatan festival di daerah untuk dapat menerapkan standar global, sehingga dapat menjadi magnet yang tinggi dalam menarik minat dan mendatangkan wisatawan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan. Contohnya pada pelaksanaan Tasikmalaya October Festival (TOF) 2017, Kemenpar menghadirkan maestro desain yang juga Presiden Jember Fashion Carnaval, Dynan Fariz.
Kehadiran salah satu kurator event di Kementerian Pariwisata ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan masukan tentang penyelenggaraan sebuah fashion carnaval, baik untuk peserta, penyelenggara, media, maupun penonton.
Advertisement
"Karena empat elemen itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan satu fashion carnaval," ujar Dynan Fariz, saat memberikan paparan di hadapan lebih dari 100 peserta di Gelanggang Generasi Muda (GGM), Tasikmalaya, Jawa Barat.
Para peserta pelatihan sendiri sebagian besar adalah para peserta yang akan tampil di ajang karnaval Tasikmalaya October Festival pada Minggu (15/10/2017).
Dynan mengatakan, sebesar atau sekecil apapun sebuah karnaval harus dilakukan secara profesional. Para peserta saat membawakan satu kostum harus menguasai benar tentang tema atau kostum yang dipakai. Jangan sampai, tema kostum yang dipakai tidak sesuai dengan cara pembawaan sang model.
"Misalnya mereka sedang pakai kostum yang inspirasinya tradisional Jawa atau Kalimantan. Mereka harus paham pembawaannya seperti apa. Pergerakan itu harus mereka kuasai,"Â ucap Dynan.
Karena itu, ia menjelaskan, komunikasi yang baik antara si perancang dan pembuat kostum harus sepaham dengan para model. Desainer harus dapat mengkomunikasian dengan baik baju yang akan dipakai seperti apa.
"Desainer harus menceritakan setiap detailnya, sehingga karakternya akan terlihat dengan baik," kata Dynan.
Selain itu, yang juga sangat penting untuk dipahami desainer dan model adalah kesiapan dan jalur catwalk, di mana posisi penonton, tamu VIP, dan lainnya. Tujuannya agar saat memperagakan baju yang dibawakan, sang model dapat melakukannya dengan baik.
"Cara menyapa penonton, melambaikan tangan ke penonton, kapan waktu yang tepat dan arahnya ke mana. Semua itu harus dikuasai dengan pemahaman catwalk,", ujar Dynan.
Sebab, secara kasat mata akan sangat mudah terlihat siap atau tidaknya seorang model membawakan kostum saat karnaval.
"Baik itu yang tertangkap secara mata ataupun visual kamera. Karena para model ini bukan sedang menyuguhkan kostum di dalam mall atau plaza, tapi sebuah karnaval yang memliki banyak elemen di dalamnya sebagai sebuah suguhan seni dan budaya," ucap Dynan.
Serta yang tidak ketinggalan adalah kesiapan fisik dan mental. Sebab, tidak jarang sebuah kostum dalam sebuah karnaval memilili bobot yang tidak ringan.
"Intinya kesiapan fisik dan mental ini menunut para model untuk siap terhadap sesuatu yang akan terjadi di sepanjang acara. Mengingat karnaval lebih banyak digelar secara outdoor," kata Dynan.
Ia pun menjelaskan bahwa siapapun bisa menjadi model dan membawakan kostum di sebuah karnaval, tetapi tentunya harus dapat memenuhi berbagai ketentuan yang dipaparkan tadi.
"Saya berharap melalui pelatihan yang difasilitasi Kemenpar ini, apa yang baik di dalam karnaval di Tasikmalaya October Festival ini bisa menjadi lebih baik lagi," ujar Dynan.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, dalam hal ini diwakili Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya, Wawan Gunawan, mengatakan bahwa para peserta pelatihan harus dapat menyerap berbagai ilmu dan informasi yang diberikan dalam pelatihan ini, sehingga nantinya dapat menyuguhkan satu kreasi yang dapat menjadi suguhan menarik. Suguhan yang dapat meningkatkan daya tarik pariwisata, khususnya di kota Tasikmalaya.
"Bagaimana cara gerak, menjiwai kostum itu sehingga menjadi ruh dalam karnaval," ucap Wawan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Tasikmalaya adalah kota kreatif. Industri kreatif di kota ini tumbuh pesat. Untuk itu, ke depannya Kementerian Pariwisata akan terus mendukung, baik dalam memberikan pelatihan maupun promosi.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa sudah sangat tepat menghadirkan seorang Dynan Fariz untuk dapat memberikan pelatihan dan bimbingan di ajang Tasikmalaya October Festival.
"Jika ingin menjadi pemain dunia harus dapat menerapkan standar global. Maksimalkan, serap semua ilmu dari Dynan Fariz, sehingga penyelenggaraan event-event di Tasikmalaya semakin baik ke depannya," kata dia.
Â
Â
(*)