Liputan6.com, Singapura Program cash insentif untuk charter flight dan PWI Terpadu Batam-Bintan disambut baik puluhan industri yang diboyong ke ITB Asia 2017 Singapura. Ratusan buyers potensial langsung menyerbu puluhan booth Wonderful Indonesia. Semuanya kompak hunting destinasi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.
“Getarannya terasa sampai ITB Asia 2017 loh. Sudah tiga tahun saya ikut ITB Asia. Dua tahun pertama sangat sepi. Nyaris tidak ada yang mampir ke meja kami. Tapi di tahun ketiga di 2017 ini, saya sangat kewalahan. Setiap 15 menit selalu ada appointment dengan buyers. Dua hari saja sudah ada 40 lebih buyers yang harus dilayani. Ini luar biasa,” ucap Anddy Fong, Chairman Nongsa Sensation Batam Island, Kamis (26/10).
Paket PWI Terpadu Batam dan Bintan dinilai jadi booster ampuh dalam mendrive wisman ke Indonesia. Industri digandeng jualan paket bersama. Promosi bersama. Dan semuanya, difokuskan saat weekdays. Hasilnya? Harga turun jauh. Paketnya pun terlihat menarik. Dari mulai ferry, hotel, resort, golf, spa, restoran, entertainment, semuanya jadi makin bergairah lantaran wisman baru terus bermunculan.
Advertisement
Inilah yang mendorong 895 quality buyers ITB Asia penasaran. Semua jadi ingin tahu detailnya. Mengatur appointment hingga luar pameran. Dan yang bikin happy, yang dicari tidak lagi melulu Bali. Sekarang, ada Batam dan Bintan di Kepri yang sudah masuk radar buyers dunia. “Ditambah lagi Desember nanti ada direct flight dari Korea ke Batam. Ini ada subsidi juga. Prediksi saya, ratusan ribu wisman Korea akan masuk ke Batam pada 2018 mendatang,” tambahnya.
Christine Besinga, coodinator Paket PWI Terpadu ikut mengamini. Saat ini, industri Batam – Bintan dinilai makin bergairah. Bahkan gairahnya sudah mulai menular ke Singapura dan Johor Bahru Malaysia. Dua wilayah negeri tetangga tadi, saat ini sudah ikutan menjual paket PWI Terpadu dengan berkolaborasi dengan industri di Indonesia.
“Sudah ada 82 industri yang bergabung. Hotel, restoran, golf course, spa, hotel sampai travel ikutan join. Sekarang semuanya sudah mengcreate 250 paket. Semuanya dibundling dengan jasa layanan ferry dan lifestyle supplier,” terang Christine.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana langsung sumringah. Menurutnya, realita tadi kian mendekatkan mimpi menggapai 15 juta wisman di 2017. “Kalau melihat statistiknya sih saya sangat optimistis,” ungkap Pitana yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani.
Dasarnya tentu ada. Dari data Pusdatin Kemenpar, kunjungan wisman ke Indonesia sudah tumbuh 24%. Periode Januari-Juli 2017 angkanya sudah menyentuh 7,8 juta wisman. Itu artinya, setengah jalan dari target 15 juta kunjungan wisman di 2017 sudah tercapai. “Periode Januari-Juli 2017 angkanya sudah melewati 7% dari target. Tapi kami masih harus bekerja keras mengejar target 2017,” paparnya.
Sejauh ini, gapaiannya sudah terlihat sangat smooth. Masih sangat mungkin melewati angka pertumbuhan sebelumnya. Maklum, semester kedua biasanya adalah periode tertinggi bagi inbound tourism. Wonderful Indonesia sangat mungkin bisa menggapai target yang dibidik dengan sangat mulus.
“Sekarang Kementerian Keuangan makin supporting pariwisata. Mereka baru saja mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan Kementerian Pariwisata memberikan cash insentives ke private sector. Sebelum ini, pemerintah hanya diperbolehkan memberikan supporting ke private sector lewat program-program,” tambahnya.
Cash insentive yang diberikan sangat menarik. Jumlahnya mencapai USD 10 – USD 20 per pax. Insentif sebesar itu hanya bisa diberikan kepada charter airlines yang membuka rute baru ke Indonesia. “Syaratnya penumpang menginap minimal empat malam di Indonesia. Selain itu rutenya juga harus baru dan harus charter flight,” urainya.
Sejauh ini, sudah ada dua maskapai yang diberikan insentif ini. Yang pertama Citilink. Satunya lagi Sriwijaya. “Targetnya tentu inbound,” ucapnya.
Booster lainnya datang dari improvement di destinasi. Belitung misalnya. Destinasi yang sedang dikembangkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu sekarang sudah memiliki bandara level internasional. Setelah Belitung, Bandara Silangit di Danau Toba juga bakal naik kelas ke level internasional pada 28 Oktober 2017.
“Jetstar juga berencana membuka penerbangan Australia ke Lombok. Sementara Lion Air berencana membuka jalur penerbangan ke empat kota di India ke Bali. Korean Air bahkan sudah mulai charter service dari Seoul ke Lombok. Sementara Sriwijaya sudah start terbang dari Singapura ke Belitung,” tambah Pitana.
Umberto Cadamuro, COO Inbound of PACTO menyambut baik upaya keras yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia. Menurutnya, upayanya sangat inovatif dan sangat disukai traveller dunia.
“Sangat bagus. Sangat kreatif. Kalau terus begini, saya kira ini akan sukses mendorong traveller dunia berkunjung ke Indonesia. Bahkan ini bisa menjaring traveller high end dan long staying guests,” ungkapnya.
(*)