Liputan6.com, Padang Anda penyuka musik klasik? Ingin menikmati permainan musik klasik dari musisi sejumlah negara ditemani indahnya suasana matahari terbenam? Terlebih jika lokasinya begitu indah seperti di bawah Jembatan Siti Nurbaya di kota Padang.
Jika iya, maka anda harus catat acara yang satu ini. Padang Indian Ocean Music Festival (PIOMFest) 2017 yang akan berlangsung pada 8 hingga 10 Desember 2017. Acaranya dijamin oke. Penampilnya musisi klasik dari sejumlah negara Asia. India, Singapura, Jepang dan Indonesia.
“Ada empat negara yang akan hadir di festival ini. Semuanya akan menghadirkan musisi musik klasik terbaiknya,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kabid Promosi Wisata Alam Hendry Noviardi.
India misalnya. Mereka akan menampilkan dua musisi klasiknya, Nikhil Patwardhan dan Partha Mukherjee. Sedangkan Jepang menampilkan Seiki Onizuka.
"Selain Jepang dan India, Singapura malah memboyong cukup banyak pemusik. Mulai dari Ms Tan Su-Hui, Sophy, Ms Tan Su-Min, Clara, dan Mr Ng Chee Yao. Semuanya adalah musisi musik etnik yang sangat famous di negaranya," ujar Esthy.
Sementara tuan rumah Indonesia menampilkan sejumlah grup musik. Seperti Arastra asal Bengkulu, Talago Buni (Sumbar), Riau Rhytm Chambers (Pekanbaru), Taufik Adam (Jakarta), dan De Tradisi (Medan).
"Selain itu, Gazal Himpunan Keluarga Muhadan (Padang). Balega (Padangpanjang), Sanggar Seni Dayung Dayung (INS Kayu Tanam), serta Komunitas Seni Nan Tumpah (Padang)," paparnya.
IORA atau Indian Ocean Rim Association sendiri adalah organisasi negara-negara yang berada di sepanjang Samudera Hindia. Kota Padang adalah satu titik dari 21 negara yang bersentuhan dengan Samudra Hindia. Ditambah lagi dengan enam negara mitra. Seperti Jepang, Cina, Prancis, dan lain-lain.
Bagi Esthy, kehadiran empat negara di tahun pertama Festival ini sudah sangat menggembirakan.
"Baru pertama kali digelar, empat negara berpartisipasi. Ini luar biasa. Kota Padang tegaskan diri sebagai jaringan IORA," lanjut Esthy
Esthy pun optimistis, ia yakin acara ini bakal menjadi atraksi yang kuat. Wisatawan akan tergoda untuk datang.
Esthy memang tidak asal bicara. Ibarat Nasi Padang dengan lauknya yang lengkap, inilah suguhan yang juga lengkap. Semuanya komplit. Musik, pemandangan indah, kuliner lezat, ditambah temaram lampu, akan membuat suasana begitu hangat.
Seluruh pemusik akan tampil di panggung terbuka POIMFest 2017 dan menghibur penikmat musik. "PIOMFest ini akan menjadi agenda tahunan di Kota Padang," lanjut Esthy.
Sementara Hendry Noviardi menambahkan, pertunjukan musik etnik ini dimainkan selama tiga hari. Mulai Jumat (8/12) pukul 20.00 WIB hingga 22.30 WIB. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu (9-10/12), digelar mulai pukul 15.30 WIB hingga 22.30 WIB.
"Pertunjukkan ini dapat dinikmati pengujung tanpa dipungut biaya," sebut Henry.
Bicara soal Jembatan Siti Nurbaya, inilah salah satu ikon wisata yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat. Jembatan besar ini berada di atas Sungai/Muara Batang Arau. Jembatan ini juga menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya, tempat yang konon katanya menjadi lokasi Siti Nurbaya dimakamkan.
Mengunjungi lokasi ini memang lebih baik saat matahari terbenam. Melihat detik demi detik matahari kembali ke peraduannya akan menjadi momen yang sangat menyenangkan.
Usai matahari terbenam, para penjual makanan kuliner khas Padang giliran yang akan menggoda. Satai Padang, Jagung Bakar, Teh Talua, adalah deretan makanan yang siap menggoyang lidah.
Jika ingin menikmati suasana sekitar jembatan juga bisa. Anda akan disuguhkan deretan bangunan tua di sekitar jembatan.
Ke arah pusat kota tak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya, anda bisa menjangkau deretan pusat oleh-oleh. Salah satu yang paling terkenal adalah keripik balado Christine Hakim.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tak kalah antusiasnya dengan acara ini. Ia mengapresiasi kehadiran festival yang dikombinasikan dengan deretan potensi pariwisata lokal.
"Ini menjadi tambahan atraksi baru di kota Padang , membangun platform industri musik di Samudera Hindia. Bila dikemas dengan standar global, akan menjadi daya tarik wisata global juga," kata Menpar Arief Yahya
Ia selalu melihat sebuah kegiatan itu dari dua sisi. Cultural value dan commercial value. Bahasa mudahnya, semua potensi, kegiatan, dan atraksi harus memberi dampak ekonomis yang konkret bagi masyarakat.
Untuk itu, bagi Menpar Arief, hukumnya wajib untuk memberikan dukungan untuk kegiatan musik ini.
"Musisi-musisi yang tampil sangat keren dan level dunia. Sama menariknya dengan pariwisata Indonesia. Penikmat musik etnik, jangan sampai ketinggalan acara yang satu ini. Ayunkan langkah segera ke Padang," ajaknya.
(*)