Lakon Brigade Orang Gila Teater Indonesia Kita, Tiga Hari Lagi

Tiga hari lagi panggung Indonesia Kita dengan lakon Brigade Orgil tampil di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 08 Agu 2018, 17:14 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 17:14 WIB
Brigade Orgil
Para mahasiswa IKJ (duduk di kanan) dalam lakon Brigade Orgil.(Kayan Production/akon 'Brigade Orgil' panggung Indonesia Kita, Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Kayan Production/Didi Mugitriman)

 

Liputan6.com, Jakarta Tiga hari lagi panggung Indonesia Kita dengan lakon Brigade Orgil tampil di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Akhir pekan ini bakal berasa luar biasa karena Anda dapat menikmati lelucon teatrikal yang disajikan mahasiswa-mahasiswi Institut Kesenian Jakarta yang baru kali ini berkolaborasi dengan para pemain profesional.

Masih dibawah Tim Kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Djaduk Ferianto, Gandung Bondowoso serta tim artistik yang dikomandani Ong Hari Wahyu dengan penata musik Jalu Pratidina dan Anusirwan serta penata tari Hanny Herlina, para pemain seperti Cak Lontong, Marwoto, Mucle Katulistiwa, Inayah Wahid, Nyak Ina Raseuki (Ubiet), Nungki Kusumastuti, Bedu, Ence Bagus, dan Bowo GP bakal memeriahkan gelaran ini.

Para penggemar teater bisa memilih jadwal karena setidaknya ada tiga kali penampilan. Jumat, 10 Agustus pukul 20.00 WIB, dan Sabtu, 11 Agustus 2018 pada pkl 14.00 dan 20.00 WIB. Tiket Platinum 750.000, VVIP 500.000, VIP 300.000 dan Balkon 150.000 bisa Anda pilih dan beli di tempat atau secara online (www.kayan.co.id dan www.blibli.com).

 

Brigade Orgil
Dua mahasiswa IKJ dalam lakon Brigade Orgil.(Kayan Production/Didi Mugitriman)

Ironi

Brigade Orgil merupakan lakon kocak penuh ironi yang menggambarkan sebuah zaman ketikayang gila dan tidak gila telah sulit dibedakan. Kisah ini terjadi di sebuah negeri, bernama Negeri Gilabeh. Di negeri itu sedang terjadi wabah yang aneh dan mencemaskan. Semua orang seperti terserang kegilaan. Lalu mereka teringat sebuah ramalan, bahwa pada suatu hari akan datang wabah aneh yangmembuat semua orang menjadi kehilangan kewarasan.

Wabah aneh itu memuncak ketika tak seorang pun mau menjadi pejabat atau pemimpin danNegeri Gilabeh terancam vakum. Bagaimana tidak khawatir akan kevakuman, apabila yang terjadi ketika dilakukan pemilihan umum, yang menang justru kotak kosong? Bagaimana pun Negeri Gilabeh tak boleh bubar. Untuk itu pemilihan umum harus diulang. Harus ada yang maju menjadi pemimpin. Namun sayangnya, tak ada yang mau. Semua kader partai mundur teratur.

Menjadi pemimpin adalah beban dan kutukan, bisa-bisa nasib mereka berakhir di penjara. Lalu dengan siasat yang rapi, mendadak ditetapkan satu orang yang dipaksa maju jadi pemimpin. Sejarah orang ini misterius. Tiba-tiba saja dipilih menjadi pemimpin. Baru belakangan diketahui, orang ini adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit.

Di tengah kegilaan, maka orang gila menjadi tidak nampak gila. Bahkan sebaliknya, di tengah wabah kegilaan, orang yang tak gila justru terlihat gila. Pemimpin Baru lahir di Negeri Gilabeh dengan pemikiran dan ide-ide cemerlang. Ide dan gagasanya memang terkesan gila, tetapi justru masuk akal dan bisa diterima semua orang. Keputusan-keputusan ganjil justru terasa masuk akal.

Para politisi bersaing menggunakan bermacam kegilaan untuk mencapai tujuan. Mereka mengorganisir orang-orang dan membentuk kekuatan barisan. Setiap anggotanya harus menjadi gila lebih dulu. Harus dites dan diuji kadar kegilaannya. Syarat menjadi anggota yang baik adalah lulus ujian kegilaan dan mendapatkan sertifikat dan kartu anggota Brigade Orgil.

brigade orgil
Indonesia Kita bakal menampilkan lakon Brigade Orgil pada awal Agustus tahun ini. (Kayan Production)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya