Juara I Seni Baca Alquran di Iran, Salman Amrillah Kini Buka Kedai

Salman Amrillah asal Bandung meraih juara I Seni Baca Quran di Iran. Di tengah kesibukannya, Salman kini membuka sebuah kedai di Ciwidey, Bandung.

oleh Komarudin diperbarui 28 Mei 2019, 03:05 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2019, 03:05 WIB
Salman Amrillah
Salman Amrillah, juara pertama seni baca Alquran di Iran pada April 2019 (Dok.Instagram/@qori_indonesia/https://www.instagram.com/p/BwRiSDDgRMW/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, tentu Indonesia memiliki banyak qari dan qariah. Salah satunya adalah Salman Amrillah asal Bandung, Jawa Barat.

Pemuda kelahiran 1990 ini telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui bidang seni membaca Alquran di Teheran, Iran, pertengahan April 2019 lalu. Ia mampu menyisihkan qari dan qariah dari 83 negara di ajang tersebut.

"Ini tidak hanya membanggakan dan membahagiakan kita, tetapi semua warna negara," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat pertemuan dengan Salman.

Perjalanan Salman menuju ajang internasional tersebut cukup panjang. Berawal dari juara 1 di tingkat kabupaten, di mana ia mewakili Kecamatam Ciwidey dan berhasil maju ke tingkat provinsi.

Di tingkat provinsi pun ia berhasil meraih juara 1 dan mewakili Jawa Barat (Jabar) di tingkat nasional. Perjuangan Salman pun berbuah manis dengan menjuarai seni baca Alquran di Teheran, Iran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Buka Kedai

Salman Amrillah
Salman Amrillah bersama anak-anak dan istrinya di kedai miliknya di Lebak Muncang, Ciwidey (Dok.Instagram/@salmandjiharkah_q.a/https://www.instagram.com/p/Bx88eqPB7KO/Komarudin)

Salman Amrillah lahir pada 23 November 28 tahun yang lalu. Ia merupakan anak dari pasangan KH Usman Baihaqi dan Entin Wartini. Saat ini aktivitas Salman mengajar di Pesantren Tanjung Salam, milik orangtuanya. Ia membaca kitab dan Alquran ke santri di pesantren tersebut.

Dilansir dari bandungkab.go.id, Senin, 27 Mei 2019, Salman sejak kecil belajar seni membaca Alquran dari kedua orangtuanya. Sementara itu, untuk meningkatkan dan mengasah kemampuannya, ia menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa Barat.

Setelah menyelesaikan tingkat Ibtidaiyah di Desa Panyocokan Ciwidey, ia melanjutkan tingkat tsanawiyah di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Cicalengka pimpinan K.H. Ahmad Syahid.

Saat ini Ponpes tersebut dilanjutkan putranya yaitu K.H. Cecep Syahid, Ketua Pimpinan Wilayah Jam'iyyatul Qurra' wa Huffadz (JQH) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat (Jabar). Di ponpes itulah ia banyak mendapatkan bimbingan qiraah dan tilawah. 

Di luar aktivitas tersebut, ia juga membuka kedai di Lebak Muncang, Ciwidey, Senin, 27 Mei 2019. Dalam akun Instagram pribadinya, Salman sedang bersama anak-anak dan istrinya di kedainya. Ia memberi nama kedainya Almantepun yang menyediakan ayam goreng, nasi, dan lain-lain.

"Sok atuh gera marampir ke kedai kecilku...@kedaialmantepun, bukber di sinih..baso ge bisa disanguan disinih mah..meh seubeuh.. ... 😊😊.. .Memang Tak begitu mewah,,, namanya juga belajar berwira usaha.. do'ain yaaa..biar kedepannya bisa lebih maju lagi amiin amiin.... dan jangam lupa juga.. jarajan kadieu waaa...ka @kedaialmantepun ..Harga mulai 6000 rupiah..😁😁😁.. teu seubeuh?? Meuli deui.. murah ieu...," papar Salman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya