Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses menyelenggarakan pagelaran tari bertajuk "Its Showtime" pada 2018 lalu, Indonesia Dance Company (IDCO) akan kembali menggelar pertunjukan yang mengangkat tema seni dan budaya Indonesia yang digabungkan dengan teknik balet kontemporer dan modern.
Pagelaran bertajuk "Untukmu Indonesiaku" itu akan diselenggarakan pada 27 -- 29 September 2019 di Gedung Kesenian Jakarta. Persembahan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena tahun ini IDCO membawakan tarian khas Indonesia yang sudah dikemas dalam bentuk modern.
Advertisement
Baca Juga
"Indonesia tidak kalah hebat dengan negeri lain dan kaya sekali akan budayanya. Namun saat ini, generasi muda kurang bisa menghargai budaya kita sehingga kami mengemas budaya Indonesia di dalam tarian," ujar Claresta Alim, pendiri IDCO, Selasa (9/7/2019).
Pertunjukan kali ini khusus dipersembahkan sebagai bentuk dan cinta terhadap seni dan budaya Indonesia. IDCO akan membawakan beberapa tarian tradisional Indonesia, seperti Malin Kundang dan Belian Lawangan.
"Kurang lebih kita akan menampilkan sekitar tujuh sampai sepuluh tarian," ujar Jonatha Pranadjaja sebagai Ballet Mistress.
Komponis ternama Ananda Sukarlan juga diajak berkolaborasi pada pementasan kali ini. Ada pula beberapa tim lainnya seperti Leonny Ariesa sebagai Managing Director dan para koreografer yang ahli di bidangnya seperti Frank, Siko Setyanto, Siti Soraya, dan Michael Halim.
Selain menampilkan pagelaran di Jakarta, IDCO juga pernah membawakan tarian di Ubud, Bali dan juga tampil di Surabaya untuk galang dana saat terjadinya gempa pada tahun lalu. IDCO juga pernah membawakan tarian Betawi pada festival di Polandia yang mendapat pujian luar biasa dari berbagi penonton tentang keunikan budaya Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Penari Berprestasi
Ada tiga pemain berprestasi dari Indonesia Dance Company yang akan tampil pada pagelaran ke empatnya seperti Michael Halim, Rebecca Alexandria, dan juga Siti Soraya. Ketiganya memiliki prestasi yang luar biasa dan membuat penari Indonesia lebih dihargai oleh Mancanegara.
Rebecca pernah mendapatkan medali emas pada kompetisi Asian Grand Prix, Malaysia Internasional Ballet Grand Prix, dan Asian Elite Dance Competition (Hongkong) dengan kategori balet dan jazz. Ia juga memperoleh medali emas pada Youth American Grand Prix Regional di Shen Zhen, Cina. Serta mendapatkan beasiswa dari Singapore Ballet Academy dan Dutch Summer School.
Michael Halim juga tak kalah berprestasi. Ia pernah memenangkan "1st Place" pada Solo Contemporary in Dance Prix Indonesia. Pada Mei 2018, Ia bergabung dengan Sydney Dance Company Proffessional Intensive dan mendapatkan beasiswa penuh menghadiri Workshop Intensif Hofesh Schecter Strut Dance di Perth.
Sementara, Siti Soraya berprestasi di Dance Prix Indonesia pada 2015 lewat koreografinya pada "Seiten no Heki". Pada tahun yang sama, dia juga mendapatkan beasiswa bersama rekannya Michael Halim untuk menghadiri Workshop Intensif Hofesh Schecter Strut Dance di Perth. (Devita Nur Azizah)
Advertisement