Batik hingga Tarian Indonesia Meriahkan Hari Jadi Kanada di Montreal

Kontingen Indonesia yang terdiri dari tua-muda, orang tua, remaja dan anak-anak serta tokoh masyarakat berbaris rapih mengenakan beragam pakaian batik nusantara beserta aksesoris saat Hari Jadi Kanada.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Jul 2019, 11:02 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2019, 11:02 WIB
Pakaian Batik saat Canada Day di Montreal. (Dokumentasi KBRI Ottawa)
Pakaian Batik saat Canada Day di Montreal. (Dokumentasi KBRI Ottawa)

Liputan6.com, Montreal - Pakaian Batik Nusantara dan bunyi musik tradisional Indonesia mengiringi kontingen RI pada Parade Kebudayaan di Montreal, Kanada. Sekitar 100 orang anggota Komunitas Indonesia di Montreal yang tergabung dalam Association de la Communauté Indonésienne du Québec (ACIQ) berpartisipasi pada parade Hari Jadi Kanada (Canada Day) Senin 1 Juli 2019 dengan mengusung tema Batik Nusantara.

Kontingen Indonesia yang terdiri dari tua-muda, orang tua, remaja dan anak-anak serta tokoh masyarakat tersebut berbaris rapih dengan mengenakan beragam pakaian batik nusantara beserta aksesorisnya. Tak lupa setiap peserta membawa dan melambaikan bendera Indonesia dan Kanada memeriahkan parade.

Selama parade sejauh lebih dari 2 km tersebut, dalam keterangan tertulis KBRI Ottawa yang Liputan6.com muat Jumat (5/7/2019), kontingen Indonesia yang diiringi oleh mobil hias dengan ornamen dan kain khas Indonesia juga menampilkan Tari Tradisional Indonesia.

Panasnya terik matahari malah menggairahkan semangat peserta mengitari jalanan protokol Montreal yang menjadi lintasan parade. Kehadiran peserta Indonesia dalam acara ini berhasil menarik perhatian pengunjung.

Warga yang menonton parade tampak antusias menyambut kontingen Indonesia, terlihat dari sorakan para penonton sepanjang jalanan parade. Wali Kota Montreal, Valerie Plante bahkan sengaja turun dari panggung kehormatan untuk menyambut dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada kontingen Indonesia sekaligus mengajak berfoto bersama.

Dialin Putri Dahlan, salah satu Diaspora Indonesia yang telah bermukim di Kanada belasan tahun yang juga ketua ACIQ menyatakan kebanggaannya membawa nama Indonesia pada parade tersebut.

Montreal adalah Kota kedua terbesar di Kanada dengan jumlah penduduk diperkirakan sekitar 1,75 juta jiwa. Di Montreal juga terdapat kantor pusat Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan puluhan kantor perwakilan asing (konsulat).

Mendapat Apresiasi Tinggi

Pakaian Batik saat Canada Day di Montreal. (Dokumentasi KBRI Ottawa)
Pakaian Batik saat Canada Day di Montreal. (Dokumentasi KBRI Ottawa)

Canada Day merupakan perayaan hari jadi Kanada yang diperingati setiap tanggal 1 Juli dengan berbagai kegiatan rakyat, seperti konser, piknik, bazar, parade, danacara kemeriahan lainnya. Di Montréal, (Provinsi Quebec), Canada Day diperingati dengan parade budaya sepanjang jalan raya Sainte-Catherine sampai Place du Canada yang khusus ditutup untuk pawai dari puluhan komunitas dan organisasi setempat.

Selain komunitas Indonesia, turut berpartisipasi juga komunitas dari berbagai negara, di antaranya Brasil, Filipina, Irlandia, Iran, Jepang, Meksiko, dan Tiongkok.

Rumondang Sumartiani, Minister Counsellor Penerangan Sosial Budaya KBRI Ottawa menyebutkan bahwa Komunitas Indonesia sengaja memilih batik sebagai tema kontingen RI pada parade tahun ini dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan dan mendesiminasikan Batik Indonesia kepada khalayak. Sebab batik merupakan kekayaan budaya Indonesia dan telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia yang terdaftar pada Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Disebutkan bahwa Promosi budaya dan pengenalan Indonesia di Montreal sangatlah tepat mengingat kota tersebut dikenal sebagai Kota budaya, wisata, pendidikan, dan sekaligus pusat fesen terbesar di Kanada. Batik identik dengan Indonesia sehingga pada saat melihat pakaian batik, masyarakat langsung teringat Indonesia.

Sementara itu, Wakil Kepala Perwakilan RI KBRI Ottawa, Nancy Kusbayanti turut dalam parade tersebut menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada masayarakat Diaspora Indonesia di Montreal yang tanpa pamrih telah ikut mempromosikan Indonesia di luar negeri.

Masyarakat Diaspora Indonesia diharapkan terus aktif dalam membantu Pemerintah dalam diplomasi ekonomi dan budaya Indonesia di luar negeri.

Diaspora Indonesia memegang peranan penting bagi upaya promosi budaya Indonesia di luar negeri.

"Partisipasi mereka dalam kegiatan seperti parade Canada Day ini perlu didukung karena merupakan kesempatan yang bagus sebagai ajang untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat asing," tambah Nancy Kusbayanti.

Batik Motif Maple Khas Kanada Diluncurkan Saat Hari Jadi

Dubes Kanada sangat antusias memperkenalkan Batik Kanada kepada wartawan (Liputan6.com/Siti Khotimah)
Dubes Kanada sangat antusias memperkenalkan Batik Kanada kepada wartawan (Liputan6.com/Siti Khotimah)

Sementara itu, Duta Besar Kanada untuk Indonesia Peter MacArthur dan Wakil negara itu untuk ASEAN Diedrah Kelly memperkenalkan "Batik Kanada" dalam peringatan hari nasionalnya pada Senin 1 Juli 2019. Motif yang dipilih adalah daun maple yang dikombinasikan dengan seni nusantara, sebagai simbol persahabatan dengan Indonesia.

"Batik ini diproduksi bekerja sama dengan Bapak Liliek Setiawan ... dalam mendesain, menegaskan penggunaan pewarna alami yang sejalan dengan upaya kami untuk mengurangi jejak (sampah-red) lingkungan," kata Dubes MacArthur dalam sambutan resepsi Canada Day.

Dubes juga mengajak para hadirin untuk menyaksikan proses pembuatan batik di luar gedung resepsi, di mana seniman Batik Kanada dihadirkan langsung dari Desa Bulu, Jawa Tengah.

Setidaknya terdapat lima elemen desain dalam Batik Kanada. Di antaranya adalah daun maple berwarna merah, daun berwarna cokelat, buah dan kuncup maple, batang pohon maple yang melengkung, serta aliran sirup maple. Kelima unsur tersebut memiliki makna yang dalam.

Daun maple berwarna merah melambangkan identitas nasional Kanada dengan generasi masa depannya. Daun berwarna cokelat menyimbolkan harmoni dan keterbukaan dari masyarakat Negeri Pecahan Es.

Kuncup dan buah maple mewakili semangat inovasi dan kesiapan untuk tumbuh, dengan dua cabangnya sebagai simbol laki-laki dan perempuan. Sedangkan batang pohon maple yang melengkung melambangkan filosofi di mana untuk dapat tumbuh, dibutuhkan usaha untuk melewati cobaan dan kesulitan.

Terakhir, aliran sirup mapel yang dibuat dari getah pohon, menjadi pralambang kebahagiaan warga Kanada yang secara konsisten menduduki peringkat 10 besar sebagai negara paling bahagia di dunia. Adapun warna dasar putih dipilih karena mewakili musim dingin, salah satu dari empat yang ada di Negeri Pecahan Es; begitu pula menjadi simbol kesucian hati.

Resepsi yang berlangsung pada Senin malam di Jakarta adalah perayaan hari nasional Kanada yang diperingati setiap 1 Juli. Pada tanggal yang sama tahun 1867 silam, Undang-Undang Dasar negara itu berlaku yang menyatukan tiga koloni terpisah, yakni Provinsi Kanada, Nova Scotia, dan New Brunswick. Sejak saat itu, ketiga wilayah itu sepakat menjadi satu dominion bernama Kanada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya