Kemenpar: Kualitas Turis Asing yang Datang ke Bali Tidak Menurun

Bali tetap menjadi tujuan utama wisman ke Indonesia, meski ada sejumlah turis yang berulah selama berada di sana.

oleh Komarudin diperbarui 15 Agu 2019, 16:04 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 16:04 WIB
Wisata Bali
Waterbom, Bali. (dok. Instagram @waterboombali/https://www.instagram.com/p/BzsQq4OJrkZ/)

Liputan6.com, Jakarta - Bali jadi salah destinasi favorit wisatawan mancanegara (wisman). Tak sedikit mereka menjadikan Bali sebagai tujuan utama di Indonesia.

Namun, tak sedikit yang bikin ulah selama mereka berada di Bali. Baru-baru ini, turis Ceko Sabrina Dolezalova dan Zdenek Slouka yang memantik kecaman. Peristiwa tersebut tak memengaruhi wisman untuk berkunjung ke Bali.

"Saya rasa tidak, Bali tetap menjadi tujuan utama wisman ke indonesia dan trennya juga semakin naik. Sejauh ini, faktor bencana lebih menjadi faktor utama yg menyebabkan fluktuasi kunjungan wisman ke Bali," ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti kepada Liputan6.com, Kamis (15/8/2019).

Lagi pula, lanjut Guntur, masih lebih banyak turis yang baik-baik saja dan lancar-lancar liburannya ke Bali. Mereka menikmati liburannya, membagikan momen liburannya di media sosial.

"Namun tentu, turis yang berulah adalah perhatian serius baik oleh Pemprov Bali dan Kemenpar," kata Guntur. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wacana Etika Berwisata di Bali

Gapura di Kawasan Wisata ITDC Rontok
Gapura di kawasan wisata ITDC rontok saat gempa di Bali, (Foto: instagram @adindaoc)

Terkait munculnya wacana etika berwisata di Bali, Kementerian Pariwisata dan siap membantu untuk menyosialiasikan. Bali sendiri punya aturan atau hukum adat yang wajib dipatuhi di tempat-tempat peribadatannya atau di tempat-tempat disucikan.

"Di situ berlaku hukuman adat. Masyarakat Bali pun sudah cukup tegas menghadapi turis yang berulah. Sebab, situasi pariwisata yang kondusif juga akan dirasakan masyarakat," tutur Guntur.

Guntur mengatakan, dengan adanya wacana etika berwisata di Bali, bisa jadi nanti turis yang berulah dikenai denda dan semacamnya.

"Hal semacam itu (memberikan denda besar) sudah dilakukan di berbagai destinasi dunia dan mungkin bisa kita contoh. Kita berharap tidak ada lagi kasus-kasus terulang seperti itu," tandas Guntur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya