Liputan6.com, Jakarta - Selimut asap akibat kebakaran hutan yang telah sekian lama melanda sebagian wilayah Kalimantan dan Riau nyatanya tak semata berdampak pada kesehatan tubuh, namun juga kondisi kulit sebagai permukaan terluar.
Melansir dari laman Learn Skin, Selasa (17/9/2019), partikel berbahaya yang terbawa bersama asap bisa menyerap kelembapan kulit dalam jumlah yang sangat banyak dengan memproduksi radikal bebas.
Advertisement
Baca Juga
Molekul-molekul ini sangat mungkin menimbulkan garis halus dan noda hitam di kulit. Juga, berpotensi memperparah kondisi kulit yang telah bermasalah, seperti psoriasis dan berjerawat, bahkan berisiko menimbulkan kanker kulit.
Melihat akibatnya, trik untuk melindungi kulit dari asap akibat kebakaran hutan ini harus tentang penambahan kandungan antioksidan. Secara regular, mencuci muka untuk menghilangkan polutan harus dilakukan dan coba mengurangi paparan langsung kulit dengan asap.
Lalu, penggunaan pelembab juga sangat direkomendasikan dalam kondisi seperti ini. Pemilihannya harus yang dominan mengandung vitamin C dan vitamin E yang telah secara klinis terbukti melindungi kulit dari bahaya radikal bebas akibat polutan berupa asap.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perlukah Pakai Sun Screen?
Asap yang menyelimuti akibat kebakaran hutan mungkin dianggap menghalangi sinar matahari mengenai kulit. Padahal, partikel ini malah sangat mungkin membawa pantulan sinar matahari yang mereka tutupi.
Karenanya, pengunaan sun screen tetap penting di konsidi ini. Jangan hanya pakai produk mengandung SPF, tapi langsung fokus memakai sun screen sangat direkomendasikan di keadaan demi melindungi kulit.
Juga, memerhatikan produk yang memiliki kandungan untuk secara aktif melawan polutan. Salah satunya yang belakangan telah teruji secara klinis adalah mineral dari Laut Mati. Kombinasinya dengan anionic polysaccharide akan kian efektif melindungi kulit.
Advertisement