Liputan6.com, Palembang - Khalayak luas, terutama kaum milenial tentunya telah akrab dengan belanja online di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat. Ada begitu banyak barang-barang yang dapat ditemukan secara online sesuai dengan kebutuhan.
Terkait tren belanja online, Rezki Yanuar, Country Brand Manager Shopee Indonesia, melihat milenial yang lahir sekitar periode 1985--1999 menjadi potongan Gen Y dan Gen Z. Milenial dikatakanya memiliki karakteristik yang unik.
Advertisement
Baca Juga
"Hal ini karena generasi yang terpapar digital dari usia cukup dini, walaupun bukan dari lahir tetapi mereka merasakannya lebih muda. Mereka sangat berbeda fokus dan punya digital present yang sangat tinggi," kata Rezki di The Alts Hotel Palembang, beberapa waktu lalu.
Rezki menambahkan, ciri lain dari milenial adalah mereka yang ingin mengakses informasi yang harus dilakukan secepat mungkin melalui telepon genggam. Aktivitas milenial juga telah berpusat di digital.
"Banyak yang sudah punya akses lebih karena media sosial berkembang. Aktivitas sudah mulai disokong mobile seperti cashless," lanjutnya.
Karakteristik milenial sendiri lebih fokus pada sesuatu yang cepat hingga tidak ingin ribet. Hal tersebut menjadi pendorong dari bisnis digital khususnya di Indonesia.
"Saya bilang pendorong karena ada tiga faktor. Digital e-commerce didorong orang-orang yang umurnya milenial," ungkap Rezki.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Milenial, Pendorong Bisnis Digital
Kaum milenial yang disebut Rezki sebagai pendorong bisnis digital juga ditilik dari sisi pembeli sebagai poin kedua dengan jumlah milenial dari data sebesar 90 juta itu banyak. Mereka memegang kendali dari membeli barang di e-commerce.
"Lalu yang ketiga dari sisi penjual termasuk membuktikan juga makin muda, makin peduli melakukan kreativitas bisnis," tutur Rezki.
Kaum milenial fokus pada digital dan mencari informasi. Ekosistem digital di luar e-commerce pun mengelilingi mereka dan hal ini bisa dilihat di media sosial.
"Di media sosial sudah berkembang sedemikian rupa, bandingkan dengan Facebook zaman dulu dan Instagram sekarang. Ini angkatan emas pertumbuhan digital di Indonesia," tutupnya.
Advertisement