Sederet Cara agar Produk Lokal Tembus Pasar Dunia

Fashion consultant, Khairiyyah Sari, menjabarkan berbagai hal yang harus dilakukan agar produk lokal mendunia.

oleh Putu Elmira diperbarui 21 Des 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 21 Des 2019, 11:30 WIB
Khairiyyah Sari
Khairiyyah Sari. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sulit dipungkiri, bukan perkara mudah bagi sebuah produk menembus kancah dunia. Namun tak sedikit pula karya anak bangsa yang telah dapat apresiasi dan sukses menembus pasar internasional. Lalu, apa saja cara yang dapat diterapkan produk lokal agar mendunia?

"Mencari nama (brand) yang eye catching itu perlu agar gampang disebutkan misalnya oleh orang Amerika. Kendala global pemilihan nama brand," kata fashion consultant Khairiyyah Sari kepada Liputan6.com saat Dear Netizen, Jumat, 20 Desember 2019.

Sari, begitu ia akrab disapa melanjutkan, produk lokal kini memang telah banyak yang berjaya. Namun penting pula memperhatikan sisi peningkatan kualitas yang disesuaikan dengan pasar negara yang dituju.

"Ingin masuk pasar AS atau Jepang harus tahu karakter buyer di sana seperti apa dan juga harus sering piknik, melihat kondisi di sana," tambahnya.

Marketing juga menjadi faktor yang tak kalah penting serta dari sisi bujet. "Karena tidak bisa dipungkiri, media sosial bisa bikin sponsor di Instagram atau Facebook, tapi nilai plus kalau memiliki teman influencer dan itu sangat berpengaruh," kata Sari.

Ketika bertolak ke Amerika Serikat tahun lalu, Sari bercerita ia sempat berbincang dengan salah seorang rekannya mengenai branding strategic. "Kalau mau cepat dikenal, bisa pakai influencer dan nggak perlu yang followers-nya jutaan tapi ada targetnya," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Faktor-Faktor Penting untuk Mendunia

Khairiyyah Sari
Khairiyyah Sari. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Didukung oleh poin-poin di atas, kekuatan produk pun perlu jadi fokus. Taste dalam sebuah brand yang dibuat dapat dibangun lewat pengembangan dan pencarian inspirasi dari berbagai hal dan tempat.

"Mencari inspirasi dari berbagai macam termasuk sering piknik kalau di Indonesia memang lebih ke alam, tapi kalau mau ke big city harus save money dan pergi keluar negeri. Fashion di New York lebih pada bisnis, kalau desain ke Paris Fashion Week," kata Sari.

Sari menegaskan memiliki etika bisnis sesuai negara tujuan tak kalah penting, begitu pula untuk tetap humble. Sementara itu, sisi lain yang perlu menjadi bekal adalah modal.

"Punya brand itu juga harus punya modal. Ketika nggak punya modal, kurator atau konsultan dapat memberi saran bahwa perlu investor," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya