Cerita Haru Pengidap Down Syndrome di Nepal yang Berhasil Dapat Pekerjaan

Meski dengan keterbatasan, penderita down syndrome punya kesempatan yang sama untuk hidup dan mendapatkan pekerjaan.

oleh Putu Elmira diperbarui 13 Jan 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2020, 03:00 WIB
Ilustrasi down syndrom. (dok. Nathan Anderson/Unsplash/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi down syndrom. (dok. Nathan Anderson/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta - Down syndrome berdampak pada pertumbuhan fisik dan mental si pengidap. Kelainan genetik ini memungkinkan si pengidap terbatas dalam kehidupan normal yang biasa dilakukan orang lain, termasuk mendapatkan pekerjaan.

Namun seorang pengidap down syndrome asal Nepal, Pradesh Aryal meraih kesempatan emas di hidupnya. Dilansir Asiaone.com, Minggu, 12 Januari 2020, pria berusia 21 tahun ini mengaku senang dengan kesibukan barunya, bekerja di kedai kopi.

Ia bertugas sebagai pramusaji yang mengumpulkan piring kotor di meja dan mengangkutnya dengan hati-hati menjadi pengalaman paling membahagiakan bagi Aryal.

"Saya memiliki tanggung jawab besar di tempat kerja. Orang-orang di sini membutuhkan saya," ujar Aryal.

Aryal telah bekerja sebagai pencuci piring di Coffee Express di Durbar Marg's Sherpa Mall selama setahun. Pekerjaan itu memberinya kemandirian dan tujuan hidup.

Namun yang lebih penting, ia merasa diakui dan disetarakan dengan orang-orang tergabung dalam pekerjaannya. "Saya merasa disambut dan dihormati di tempat kerja," lanjutnya.

Aryal menjadi salah satu pengidap down syndrome yang beruntung karena selama ini ia masih jarang menemukan lowongan pekerjaan yang menerima seseorang yang mengidap kelainan tersebut. Hal ini juga disebutkan oleh Dr. Mukesh Bhatta, seorang dokter anak di BP Koirala Institute of Health Sciences.

"Namun, orang dengan down syndrome memiliki juga potensi untuk bekerja dan menjalani kehidupan mandiri. Satu-satunya yang mereka butuhkan adalah dukungan dan peluang yang tepat," kata Bhatta. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berjuang Melawan Diskriminasi

Ilustrasi diskriminasi. (dok. Andreea Popa/Unsplash/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi diskriminasi. (dok. Andreea Popa/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Aryal berada di lingkungan yang bisa mendukung dan merangkulnya. Sayangnya, masih banyak penderita down syndrome yang harus berjuang menghadapi banyak stigma dan diskriminasi.

Hanya karena mereka lebih lambat dalam mempelajari dan mengerti sesuatu, orang lain sering menganggap mereka benar-benar tidak mampu, hal tersebut juga diungkapkan presiden Down Syndrome Society Nepal, Shila Thapa.

"Meskipun mereka adalah pelajar yang lambat, mereka dapat melakukan dengan baik dengan latihan," kata Shila. Menurut Shila, pelatihan keterampilan kejuruan adalah cara terbaik untuk memberdayakan orang dengan sindrom Down.

Aryal adalah satu dari empat orang dengan down syndrome yang terdaftar dalam program pelatihan tiga bulan yang diselenggarakan bersama oleh Down Syndrome Society Nepal dan Silver Mountain College of Hotel Management. Hasilnya Aryal membuktikan seseorang yang mengidap down syndrome juga dapat dipekerjakan dan bekerja dengan baik.

Hal ini tentunya keberuntungan bagi Aryal, karena bukan hanya memberi bukan hanya penghasilan, tetapi juga rasa memiliki dan rasa dihargai di lingkungannya. Manajer Coffee Express, Ramesh KC mengatakan dia merasa senang dia memberi Aryal dan kesempatan untuk membuktikan diri.

"Sebelum saya bertemu Pradesh Aryal, saya belum pernah bertemu seseorang dengan down syndrome. Awalnya, sulit bagi kita untuk memahaminya. Namun, seiring berjalannya waktu, kita menyadari bahwa kita perlu bersabar dan memberinya waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja," kata Ramesh. (Adhita Diansyavira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya