Sepatu Hak Tinggi Disebut Sebagai Kebebasan Berekspresi Perempuan

Christian Louboutin menyebut sepatu hak tinggi sebagai bentuk kebebasan bagi perempuan.

oleh Komarudin diperbarui 03 Mar 2020, 18:03 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2020, 18:03 WIB
Ilustrasi sepatu hak tinggi
Ilustrasi sepatu hak tinggi (Image by stokpic from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Perancang sepatu legendaris Prancis Christian Louboutin menegaskan, memakai sepatu hak tinggi merupakan bentuk kebebasan bagi perempuan. Pandangan itu berbeda dari beberapa feminis yang menilai memakai sepatu hak tinggi sebagai perbudakan seksual.

"Wanita tidak mau menyerah dengan memakai sepatu hak tinggi," kata perancang itu kepada AFP, seperti dikutip AsiaOne, Kamis, 27 Februari 2020, sebelum acara "The Exhibitionist", retrospektif dari perjalanan kariernya selama 30 tahun yang dibuka di Museum Paris.

Selain sepatu hak tinggi, Louboutin juga membuat sepatu dan sepatu datar.  Ia tidak memikirkan kenyamanan saat mendesain.

"Tidak ada sepatu dengan tumit 12 cm yang nyaman, tetapi orang tidak datang kepadaku mencari sepasang sandal," kata Louboutin, yang membantu membawa sepatu hak tinggi kembali ke dunia mode pada era 1990-an dan 2000-an.

Sepatu super hak tinggi tidak dimaksudkan untuk dipakai sepanjang waktu, tetapi sepatu itu memungkinkan perempuan untuk mengekspresikan diri dan melepaskan diri dari norma-norma yang menghancurkan.

Bagi Louboutin, menjadi seorang perempuan juga tentang menikmati kebebasan dan seseorang bisa menjadi feminin jika mau. Tak perlu meninggalkan sepatu hak tinggi jika memilikinya.

Dia tidak menginginkan orang melihat sepatunya dengan mengatakan terlihat sangat nyaman dipakai, melainkan orang takjub melihatnya. "Wow, mereka cantik!" ujar Christian Louboutin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bersukacita

20151028-Ilustrasi-High-Heels
Ilustrasi High Heels atau Sepatu Hak Tinggi (iStockphoto)

Louboutin mengungkapkan ketertarikannya dengan sepatu hak tinggi dicetuskan ketika dia berusia 10 tahun dan melihat tanda larangan terhadap sepatu itu di Palais de la Porte Doree, museum yang sekarang memegang retrospektifnya.

"Aku mulai menggambar sepatu hak tinggi karena tanda itu," katanya.

Dia berpikir bahwa sepatu hak tinggi dilarang dimainkan di alam bawah sadar orang, ada misteri dan sisi fetisistik. Selain itu, sepatu hak tinggi sering dikaitkan dengan seksualitas.

Yang jelas, Louboutin bersukacita pada kenyataan bahwa sepatunya sekarang telah menjadi begitu ikonik sehingga namanya telah menjadi singkatan untuk kemewahan dan keseksian, muncul dalam lagu-lagu rap, film dan buku.

"Budaya pop tidak terkontrol atau dikendalikan, jadi saya sangat senang tentang itu," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya