Liputan6.com, Jakarta - Warga di penjuru dunia telah akrab dengan penyampaian informasi soal perkembangan penanganan corona COVID-19 melalui beragam media. Di Indonesia sendiri, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto, tampil di televisi setiap harinya sekitar pukul 15.00--16.00.
Terlepas dari beragam informasi terkait COVID-19 yang telah disampaikan, perhatian warganet ternyata juga tertuju pada kemeja batik yang dikenakan, Yuri, begitu ia akrab disapa.
Advertisement
Baca Juga
"Wah hari ini motif corona," kata seorang warganet di YouTube saat melihat kemeja batik berwarna oranye dengan motif bola-bola berduri.
"Ah kenapa hari ini Pak Yuri pakai kemeja putih, bukan batik," tulis lainnya dengan nada protes.
Mengutip laman VOA Indonesia, Senin (4/5/2020), sosok di balik pemilihan deretan kemeja batik yang dikenakana Yuri tidak lain adalah sang istri, Dwiretno Yuliarto. Ia membeli kain batik dan menjahitkannya untuk sang suami.
"Makanya tidak ada di pasaran. Istri saya bahkan yang kreatif membuatkan masker dari kain-kain batik sisa jahitannya," kata Yurianto pada VOA melalui sambungan telepon, Sabtu, 2 Mei 2020.
Batik Menteri di Malaysia hingga Scarf Dr. Brix
Kegemaran Menteri Kanan (Kluster Keselamatan) Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengenakan kemeja batik juga tak luput dari perhatian di Malaysia.
Kantor berita Bernama melaporkan Menteri Yaakob kerap tampil dalam balutan kemeja batik bercorak saat konferensi pers harian soal Perintah Kawalan Pergerakan PKP.
"Ia jadi inspirasi kreativitas netizen yang membuat kompilasi kemeja batik beliau, yang disamakan dengan berbagai minuman menggugah selera," tulis Bernama Jumat, 1 Mei 2020, dilansir VOA Indonesia.
"Kreatif betul warganet. Baju saya diidentikkan dengan kue-kue. Saya ingat saya jadi model batik Malaysia. Rupa bisa juga jadi model kue dan es krim," canda Datuk Seri di Facebook.
Kemudian, warganet di Amerika Serikat turut memerhatikan busana, khususnya scarf, yang dikenakan koordinator Gugus Tugas Penanganan Virus Corona, Dr. Deborah Birx. Selendang aneka motif dan warna tersebut dililitkan di leher atau disampirkan di bahu.
Kantor berita Reuters melaporkan, seorang warga Texas, Victoria Strout, jadi satu dari jutaan orang yang memperhatikan scarf Birx. Ia membuat akun Instagram @deborahbirxscarves yang telah diikuti lebih dari 38 ribu pengikut.
Strout yang bekerja di perusahaan lisensi musik berharap akun yang dibuat memberi kesempatan untuk jeda sejenak dari pemberitaan pandemi virus corona baru, sekaligus perayaan terhadap kehadiran sosok Dr. Birx.
Ia adalah sosok yang selama tiga puluh tahun telah memusatkan perhatian pada HIV/AIDS, melakukan serangkaian penelitian vaksin, dan kesehatan global.
"Ini adalah kombinasi dari orang-orang yang mengagumi Dr. Birx, juga menyukai scarf," ujar Strout. "Ini semacam menciptakan komunitas kecil sendiri yang benar-benar menyenangkan dan tidak saya perkirakan sebelumnya."
Advertisement