Cerita Akhir Pekan: Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah?

Sejumlah mal menerapkan protokol kesehatan yang dipatuhi para pengunjung. Tapi apakah mereka akan konsisten menjalaninya kedepannya?

oleh Henry diperbarui 20 Jun 2020, 09:26 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 08:30 WIB
Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah?
Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah? foto: dok. ASRI Group

Liputan6.com, Jakarta - Pembukaan mal di Jakarta resmi diberlakukan mulai 15 Juni 2020, setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan adanya PSBB transisi di Jakarta. Selain di Jakarta, mal juga mulai dibuka kembali di sejumlah daerah di Indonesia.

Tentunya ada sejumlah aturan yang harus diterapkan oleh mal yang beroperasi dalam masa PSBB transisi ini. Hal ini demi menghindari penyebaran Covid-19 di tengah hilir mudik pengunjung mal. Bagi pusat perbelanjaan atau mal yang membandel tidak menerapkan protokol kesehatan, pihaknya tak segan memberikan sanksi tegas.

Lalu, bagaimana penerapannya? Apakah para pengunjung mal bersedia menjalankan ketentuan tersebut dan benarkah perilaku pengunjung mal sudah berubah setelah mal dibuka lagi selama beberapa hari ini?

Syifa seorang warga di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sudah berkunjung ke mal Grand Indonesia di Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Juni 2020. Menurut mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di Ciputat ini, tiap pengunjung harus memakai hand sanitizer. Suhu tubuh juga diperiksa dengan kamera termografi.

Sentuhan antara kulit dan fasilitas publik seperti tombol elevator memakai tombol touchless. Namun belum banyak pengunjung yang datang dan suasana mal terasa lebih sepi dari biasanya.

"Pengunjung sudah boleh makan di tempat, tapi bangku dikurangi dan disusun agak berjauhan. Tapi biar dikasih jarak pengunjung masih sepi. Buat saya nggak masalah karena saya lebih suka mal yang nggak terlalu ramai," ucapnya saat dihubungi Liputan.com

Syifa menambahkan, ada petugas di setiap eskalator yang mengingatkan pengunjung untuk menjaga jarak setiap kali naik tangga berjalan. Pengalaman berbeda dialami Adan dan keluarganya. Saat berkunjung ke ITC Kuningan dan Mal Ambasador di Jakarta Selatan, Kamis, 18 Juni 2020.  Saat akan masuk ke tempat parkir, tiap mobil dicek tapi yang diukur suhu tubuhnya hanya pamannya yang menyetir mobil.

"Sampai di tempat parkir, lalu masuk ke dalam mal, tidak ada pemeriksaan sama sekali, tapi di dalam mal memang hampir semua pakai masker. Kebetulan saya dan keluarga juga pakai masker semua," tuturnya pada Liputan6.com.

Adam menambahkan, di pintu-pintu masuk mal disediakan hand sanitizer. Di dalam lift disediakan tanda jaga jarak. Untuk mengoperasikan lift pun disediakan tombol kaki. Dengan begitu, pengguna lift tak perlu menyentuh tombol dengan tangan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Masih Sepi dan Lengang

Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah?
Suasana di mal FX Sudirman, Jakarta Pusat yang mash sepi, 17 Juni 2020. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com sendiri sempat menyambangi mal FX di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Juni 2020. Menjelang malam hari, mal yang berada di kawasan strategis tersebut terlihat sepi. Saat akan masuk dari tempat parkir di lantai basement, kami langsung naik lift ke lantai dasar. Ternyata tidak ada penjagaan maupun protokol kesehatan yang harus dijalani.

Namun begitu mencoba masuk dari lobi depan, kami diharuskan melakukan scan QR Code lebih dulu. Selain itu, di lobi depan juga ada fasilitas untuk mencuci tangan. Lalu sebelum masuk, kita harus mengukur suhu tubuh dengan scan tangan tanpa sentuhan ke sebuah alat pengukur. Hasil pengukuran suhu kemudian terlihat di atas pintu masuk.

Setelah suhu tubuh kita menunjukkan di bawah 37,3, derajat celcius, kita pun langsung masuk ke dalam mal. Menurut salah seorang petugas mal, jam buka FX mulai dari pukul 11 sampai 8 malam. Beberapa gerai juga ada yang belum buka sehingga mal terlihat masih lengang.

Salah satu grup mal yang sudah menjalankan protokol kesehatan untuk menyambut new normal adalah ASRI (a subsidiary of Agung Sedayu Group) yang mengelola tiga buah mal yaitu Mall of Indonesia (MOI) dan PIK Aveue, di Jakarta Utara dan Grand Galaxy Park di Bekasi, Jawa Barat.Ketiga mal tersebut baru buka kembali pada Kamis, 18 Juni 2020 setelah tutup sementara sejak 26 Maret 2020.

Dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 19 Juni 2020, antusias yang terlihat dihari pertama mal buka cukup positif tetapi belum terlihat terjadi penumpukan di dalam area mall karena memang tersortir saat dipintu masuk.

Chief Operating Officer, David Hilman mengatakan, "Kami sedang melakukan persiapan untuk pembukaan kembali. Mall-mall kami dibuka pada 18 Juni 2020, mulai pukul 11 siang hingga 8 malam. Saat ini kami sudah menyiapkan semua fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk mengikuti protokol kesehatan COVID-19".

David menambahkan, “ASRI menerapkan aturan tambahan di ketiga mallnya. Pertama, pengecekan suhu tubuh. Pengunjung yang suhu tubuhnya lebih dari 37.5 derajat celsius tidak diperkenankan memasuki area mall. Kedua, pengunjung wajib menggunakan masker atau face shield. Setiap pengunjung juga diminta mengisi health declaration form saat hendak masuk mall untuk mengetahui kondisi kesehatan pengunjung”.

Mereka menyediakan touchless hand sanitizer dan terus melakukan pengecekan kebersihan di dalam mal dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di area publik yang bersentuhan langsung dengan pengunjung. Physical Distancing juga berlaku diseluruh area mall-mall ASRI. Pengunjung mall diminta menjaga jarak minimal 1 meter dengan pengunjung lainnya khususnya saat berada dalam antrean.

Scan QR Code

Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah?
Suasana di Mal Kota Kasablanka. foto: dok. Mal Kota Kasablanka

Menurut Frans K. Arsianto, selaku Head of Corporate Leasing dan Marcomm ASRI, untuk mengetahui jumlah pengunjung, selain dengan sistem headcount, mereka juga menerapkan sistem check in melalui QR code bagi seluruh pengunjung yang masuk di setiap lobi mal. Tujuannya, untuk menghitung jumlah customer yang berada di dalam mal dan mencegah penumpukan pengunjung demi terus menerapkan psysical distancing.

Frans berharap semua prosedur kesehatan COVID 19 yang dilakukan akan memberikan kenyamanan pengunjung dalam fase PSBB transisi, sehingga dapat berbelanja dengan rasa yang aman.

Kebijakan senada juga diterapkan Mal Kota Kasablanka atau Kokas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka sudah buka kembali sejak 15 Juni 2020 dengan jam operasional dari pukul 11.00 – 20.00 WIB. Dengan tujuan untuk mewujudkan rasa #BelanjaNyaman, Mal Kokas juga telah menerapkan berbagai protokol kesehatan yang wajib diikuti oleh seluruh pengunjung.

Di antaranya adalah menerapkan kawasan wajib masker, melakukan cek suhu tubuh dan wajib mematuhi peraturan physical distancing selama berada di area mal. Lalu ada pembatasan kapasitas saat menggunakan fasilitas mal seperti lift dan toilet hingga pembatasan jarak di eskalator, concierge, tempat duduk serta masjid/musala.

Dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 19 Juni 2020, himbauan jaga jarak ini juga berlaku di area outdoor mal seperti area parkir motor & sepeda. Tentunya, seluruh peraturan physical distancing ini telah disosialisasikan kepada karyawan internal/toko dan akan terus disosialisasikan kepada pengunjung. Ragam papan petunjuk juga telah disebar di berbagai lokasi di area mal.

Mereka juga menerapkan scan barcode dengan ponsel. "Kami juga menerapkan scan QR Code saat masuk dan keluar, hal ini kami lakukan guna mengontrol jumlah pengunjung di dalam mal. Dengan begitu tim back end kami dapat menghitung secara real time jumlah pengunjung yang ada di dalam mal," terang Agung Gunawan selaku Senior Promotion Manager Kota Kasablanka.

Agung menambahkan, mereka juga melakukan pembatasan parkir basement. Jadi saat ini, tidak semua basement mereka dibuka. Mereka juga terus menghimbau tenant untuk terus menerapkan protokol new normal. Untuk pengunjung, Mal Kokas juga terus mengedukasi pengunjung baik melalui papan-papan pemberitahuan sampai pemberitahuan di media sosial.

Pengunjung Bergantung Konsistensi Pengelola

Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah?
Mal Sudah Dibuka, Apakah Perilaku Pengunjung Sudah Berubah? foto: dok. ASRI Group

"Untuk penggunaan masker, mal kami merupakan kawasan wajib masker dan penerapan jaga jarak telah kami berlakukan di fasilitas mal, seperti lift, eskalator, masjid, toilet dan lain-lain. Tentunya secara bertahap pengunjung mulai mengadaptasi berbagai kebiasaan baru ini," jelas Agung Gunawan.

Dengan baru beberapa hari mal dibuka kembali, apakah para pengunjumg mal bisa konsisten mematuhi beragam aturan dan protokol kesehatan di era new normal ini? Terutama kalau pengunjung sudah kembali ramai sedangkan pandemi belum juga berakhir.

Menurut pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), DR. Devie Rahmawati,S.Sos., M.Hum, masyarakat Indonesia berdasarkan karakter kulturalnya dikenal masuk dalam dimensi high power distance.

Mereka menikmati posisi “timpang” berdasarkan hirarki. Dimana posisi individu yang berada di tingkatan atas, memiliki keunggulan, karena individu yang di level bawahnya, akan dengan ikhlas mentaati atau /mengikuti arahan, pemikiran, dan aturan yang disusun oleh “elit” tersebut, dalam hal ini, aparat atau pengelola mal.

"Bisa dibilang kepatuhan pengunjung mal sangat bergantung pada konsistensi pengelola mal dalam menerapkan protokol kesehatan. Tapi masyarakat indonesia relatif manageable, jadi memang perlu pendisiplinan yang persuasif," terangnya dalam pesan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 19 Juni 2020.

Tentunya kita semua berharap para pengunjung maupun pengelola mal bisa konsisten menjalankan serta menerapkan protokol kesehatan di era new normal ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya