Berbalut Kebaya, Tara Basro Tampil Swag dengan Kacamata Hitam di Potret Post-Wedding

Pemotretan post-wedding ini dilakukan Tara Basro hadir dengan pesan untuk penting melestarikan tradisi.

oleh Putu Elmira diperbarui 17 Agu 2020, 19:01 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2020, 19:01 WIB
[Fimela] Tara Basro
Pembukaan butik 'Tulola Jewelry' dan peluncuran webseries Tulola (Adrian Putra/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tara Basro kembali membuat banyak pasang mata terkagum-kagum. Bukan tanpa alasan, tetapi karena ia dan sang suami, Daniel Adnan, melaksanakan pemotretan post-wedding dengan busana yang sangat lekat dengan tradisi Indonesia.

Pada serangkaian potret yang dibagikan, menampilkan pemain film Perempuan Tanah Jahanam ini dalam balutan kebaya panjang bernuansa abu-abu dan kain cokelat yang dipenuhi payet. Kebaya tersebut adalah rancangan dari desainer Vera Kebaya.

Sembari terduduk di atas tikar dan bersandar pada kursi yang ditutupi kain batik, Tara Basro turut melengkapi gaya dengan kacamata hitam. Rambutnya tampak disanggul dengan polesan makeup oleh Yosefina Yustiani.

 
Tara Basro
Tara Basro berpose dalam pemotretan post-wedding. (dok. Instagram @tarabasro/https://www.instagram.com/p/CD8Wh61HAz3/?hl=en

Sementara, Daniel mengenakan beskap, kain batik, blangkon, dan selop hitam. Untuk melengkapi tampilan tersebut, sang aktor juga membawa sebuah keris.

Adapun beskap dan batik oleh Apip's Batik. Potret pasangan suami istri ini dijepret oleh fotografer Thomas Sito dan Jonathan Andy Tan bertindak sebagai creative director.

"Berawal dari niat untuk foto prewed, akhirnya jadilah foto postwed, ini salah satu pakaian adat dari 4 yang kami pakai, kami berdua datang dari keluarga yang sangat dekat dengan tradisi," tulis Tara Basro dalam unggahan pada 16 Agustus 2020.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kata Tara

Tara Basro dan Daniel Adnan
Tara Basro dan Daniel Adnan berpose dalam pemotretan post-wedding. (dok. Instagram @tarabasro/https://www.instagram.com/p/CD8Wh61HAz3/?hl=en

"Banyak orang yang berpikir jika modernitas itu selalu lebih baik, namun akar dan tradisi penting untuk dilestarikan," kata Tara Basro.

Tara Basro menyampaikan, dengan perkembangan zaman, baik tradisi dan modernitas harus bisa berjalan berdampingan. "Belajar dari perjalanan leluhur kita dan menjadi generasi yang lebih baik," jelasnya.

"Dulu orang2 hanya diperkenankan untuk menikah sesama etnis mereka, namun sekarang cinta menyatukan perbedaan, melalui karya ini semoga kita bisa merasa bangga dengan asal-usul dan budaya kita," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya