Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup yang berubah sebagai respons pandemi COVID-19 membuat adaptasi strategi bisnis dilakukan para pengusaha muda. Bertahan di masa-masa sulit membuat mereka harus berani bereksplorasi dan lebih memanfaatkan potensi diri.
"Kami memandang pandemi sebagai tantangan untuk melihat potensi Fore ada di mana. Jadi, pertanyaannya apa saja yang bisa dioptimalkan," kata CEO Fore Coffee, Elisa Suteja, dalam UNDP SDG Talks dan KonPres - International Youth Day: Bisnis, SDG, dan Generari Muda di Masa Pandemi secara daring, Selasa, 18 Agustus 2020.
Perubahan stategi pun dilakukan BerdayaKrui yang punya bisnis resor dan vila di Krui, Lampung Barat. Ade Safrina selaku Co-Founder BerdayaKrui menjelaskan, pihaknya semula mengandalkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) untuk wisata selancar.
Advertisement
Baca Juga
"Sekarang kami harus shifting strategy dengan membuat paket-paket yang lebih disukai lokal. Sasarannya merupakan lokal di Pulau Sumatra, beberapa pun ada yang berkendara dari Jakarta, lalu menyebrang dengan feri," kata Ade di kesempatan yang sama.
iGrow juga terus berusaha mengakomodir para petani, walau sebenarnya pikulan dampak pandemi tak seberat sektor lain. Karena rantai suplai ikut menanggung akibat, ada strategi yang kemudian dijadikan solusi. "Akhirnya demand dialihkan dengan penjualan langsung ke pelanggan," katanya.
Sedangkan, sejak April, Fore Coffee sudah merilis produk baru yang fokus melayani konsumen di rumah bertajuk "Fore di Rumah". Primadonanya adalah kopi dalam kemasan satu liter untuk dinikmati di rumah selama pandemi.
"Itu pun kami memangkas banyak pengeluaran. Pemasaran produk pun sangat pilih-pilih," ucap Elisa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Digitalisasi Usaha
Kendati sebenarnya bukanlah ranah baru bagi kebanyakan usaha, digitalisasi disebut-sebut memegang peran krusial selama pandemi. Elisa mengatakan, perihal ini, Fore Coffee punya istilah berbeda, yakni mereka semata membedakan antara dine-in dan delivery.
"Sekarang sudah 50:50 karena orang-orang perlahan mulai beraktivitas di luar rumah," tuturnya.
Sedangkan, digital dimanfaatkan BerdayaKrui untuk promosi. Terobosannya mulai dari berbenah laman resmi, sampai pengadaan digital payment. "Kami pun sekarang lagi mempersiapkan room tour yang bakal feature di website kami," kata Ade.
Lalu, menurut Jim, penetrasi pasar digital masih sangat kecil dibanding jumlah petani. "Tapi, kami berusaha bikin sistem yang tidak konvensional," imbuhnya.
Advertisement