Kemenparekraf Siapkan Konsep Sandbox untuk Tekan Dampak Negatif Liburan Sekolah, Apakah Itu?

Liburan sekolah akan dimulai di pekan depan. Pergerakan manusia ke tempat wisata jadi perhatian Kemenparekraf dengan menyiapkan konsep sandbox, apakah itu?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Jun 2021, 12:02 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 12:02 WIB
[Fimela] Liburan Keluarga
Ilustrasi Liburan Keluarga | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta - Pekan depan sudah dimulai masa liburan sekolah. Walau masih disarankan untuk tak bepergian ke mana-mana, minat warga untuk mengisi liburan dengan traveling tetap tinggi. Untuk menekan dampak negatifnya, khususnya terkait pengendalian kasus Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan konsep sandbox.

"Kami siapkan langkah antisipatif agar destinasi wisata siap jelang libur sekolah. Jangan sampai lengah dan akhirnya tidak bisa kendalikan wisatawan yang masuk dan tidak mengindahkan protokol kesehatan," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin, 7 Juni 2021.

Sandbox merupakan istilah baru untuk mengendalikan sistem gas-rem yang diperkenalkan sebelumnya. Menurut Sandiaga, konsep sandbox berlaku seperti circuit breaker.

"Jika angka penularan di daerah dalam bingkai PPKM skala mikro ada di dalam zona sedang, dilakukan penyesuaian, dan akan dilakukan penutupan bila masuki zona merah," ia menerangkan.

Berkaitan dengan kategori tersebut, pihaknya mengacu pada data yang dipaparkan Satgas Covid setempat. Yang pasti, ia meminta agar para pengelola tempat wisata patuh dan disiplin menerapkan aturan di panduan CHSE. Di samping itu, ia meminta agar para pengelola tempat wisata tak memaksakan menampung wisatawan yang datang bila sudah memenuhi kapasitas maksimal.

"Berdasarkan panduan di zona persentasenya antara 30--50 persen (kapasitas maksimal tempat wisata)," ujar Sandiaga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Terapkan Teknologi

Baru 666 Pelaku Usaha Wisata di Bali Dapat Sertifikasi CHSE Gratis
Ilustrasi penerapan CHSE di tempat wisata di Bali. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Ia mengaku akan segera berkoordinasi dengan pengelola destinasi wisata di kota maupun daerah yang menjadi destinasi wisata favorit. Tujuannya untuk mempersiapkan para pengelola agar mereka benar-benar menerapkan protokol CHSE dan memahami konsep sandbox

"Kepala dinas, begitu ada yang melanggar, sudah otomatis bergerak. Kalau kapasitas di luar tingkat yang sudah ditentukan, dia lakukan pengurangan sampai penutupan destinasi tersebut," sahut dia.

Ia juga meminta agar pengelola destinasi dan aparat pendukung memanfaatkan teknologi agar bisa mengelola tempatnya lebih baik. Pengelola bisa secara antisipatif menyiapkan tanggal, wilayah, hingga detail jam kepada calon pengunjung agar tidak terjadi penumpukan di satu area.

"Kemarin saya ke mal di Kemang. Satgas Covid-19 berbaju hitam-hitam pakai badge merah terus jalan dan buat pengumuman, orang berkumpul diingatkan. Selalu jadi reminder. Ini yang menurut saya salah satu kebiasaan baru yang harus diterapkan di destinasi wisata," imbuh Sandiaga.


Jangan Sampai Buat Klaster Baru

Work From Bali Segera Dieksekusi di Kuartal III, Ajak Startup Unicorn Ikut Serta
Menparekraf Sandiaga Uno didampingi Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Vinsensius Jemadu. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Terkait kawasan Puncak yang banyak diminati wisatawan seputar Jabodetabek, Sandi juga mengungkapkan sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Ia meminta agar semua hal dikomunikasikan dengan baik, termasuk bila akan menyekat pergerakan wisatawan.

"Kita ingin pergerakan liburan sekolah itu dari hijau ke hijau, bukan merah ke hijau. Kami ingin betul-betul tidak ciptakan klaster baru," imbuh Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Vinsensius Jemadu.

Maka itu, ia meminta agar pemda dan Satgas Covid-19 selalu berkoordinasi untuk memberitahukan kondisi terkini. Dengan begitu, pihaknya akan membantu untuk memberi notifikasi kepada publik atau memberi peringatan agar tidak memaksa memasuki daerah tersebut.

"Prioritaskan daerah sekitar dan pilih zona hijau," ucapnya.


Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata

Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya