Liputan6.com, Jakarta - Dunia digital terutama internet memungkinkan kita untuk memicu rasa ingin tahu, mengeksplorasi, dan kreativitas, terutama bagi anak-anak. Namun, sementara internet membukakan dunia pembelajaran dan inspirasi, itu juga dapat memaparkan mereka pada bahaya digital yang semakin meningkat dan beragam.
Pertanyaan tentang bagaimana menjaga mereka tetap aman adalah salah satu pergumulan yang sering muncul. Tiap keluarga punya cara berbeda tentang penerapan kebiasaan digital sehari-hari.
Momen Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni kemarin, menurut Veronica Utami selaku Country Marketing Director for Google Indonesia, Philippines and SEA, adalah momen yang tepat bagi keluarga untuk menciptakan kebiasaan digital yang sehat dan mempraktikkan keamanan berinternet. Dengan begitu tiap keluarga lebih aman dari risiko menjadi korban kejahatan dunia maya serta perangkap misinformasi.
Advertisement
Baca Juga
Dalam Press Briefing Sambut Hari Keluarga Nasional, Google Ajak Keluarga Aman Berinternet , Rabu, 30 Juni 2021, Google Indonesia berbagi tiga tips untuk membantu keluarga menciptakan kebiasaan digital yang sehat, tidak jatuh ke perangkap misinformasi dan tetap aman saat online.
1. Beri contoh yang baik dan pastikan diri Anda tetap aman
Dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), setiap hari Google telah memblokir 100 juta upaya phishing dan 15 miliar pesan spam di Gmail. Namun, salah satu kunci penting untuk melindungi diri Anda di internet adalah memilih sandi (password) yang kuat dan sulit ditebak, khususnya untuk Akun Google Anda.
Beragam peningkatan terus dilakukan untuk secara proaktif menjaga ketangguhan akun Google dan password. Yang terbaru adalah cara lebih aman untuk mengautentikasi identitas pengguna dan membangun perlindungan berlapis ke dalam Akun Google pengguna, seperti pendaftaran otomatis pada verifikasi dua langkah.
Kedua, dengan meningkatkan fitur Password Manager yang terpasang langsung di Chrome, Android, dan kini iOS, untuk membantu pengguna membuat, mengingat, menyimpan, dan mengisi sandi otomatis di seluruh web.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
2. Bimbing keluarga untuk menemukan konten yang sesuai
Berdasarkan survei yang dirilis pada Februari 2021 oleh tim Trust Research Google bersama orangtua dan anak-anak berusia 18 tahun ke atas di seluruh Asia Pasifik dan Amerika Latin, ditemukan bahwa salah satu kekhawatiran orangtua di Indonesia adalah anak-anak melihat konten yang tidak pantas di internet.
Ada sejumlah fitur keamanan keluarga yang dapat digunakan orangtua untuk membantu menjaga anak-anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usia mereka. Contohnya, SafeSearch di Google yang membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran baik gambar, video, dan situs web. Selain itu, kontrol orangtua yang tersedia di YouTube Kids memungkinkan orangtua untuk hanya menampilkan video yang Anda setujui, atau memilih konten yang sesuai berdasarkan usia anak Anda.
Yang terbaru, tab "Kids" (Anak-Anak) di Google Play. Tab khusus ini berisi aplikasi yang telah ditinjau oleh pengajar dan memiliki konten berkualitas tinggi ditandai “disetujui pengajar”. Kerangka penilaiannya untuk aplikasi dan konten dapat tampil di tab ini dikembangkan melalui konsultasi dengan penilai lokal di Indonesia dan fakultas dari Harvard Graduate School of Education dan Universitas Georgetown.
Selain fitur yang tersedia, komunikasi terbuka dalam keluarga sangatlah penting. Dalam survei yang sama menyebutkan bahwa lebih dari sepertiga orangtua yang diwawancarai tidak pernah membahas keamanan online bersama anak-anaknya dan lebih dari 70 persen orangtua yang disurvei tidak terlalu yakin bahwa anak-anaknya akan meminta tolong kepada mereka jika menghadapi situasi yang tidak aman saat online.
Salah satu solusinya adalah mengikuti program Tangkas Berinternet dari Google yang bisa menjadi referensi yang bagi orangtua, anak-anak, dan pengajar untuk menjadi warga digital yang baik serta mempraktikkan keamanan saat online melalui game berbasis web berjudul Interland.
Advertisement
3. Jangan terjebak perangkap misinformasi
Salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah isolasi sosial. Kita harus mencari cara baru untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga kita secara online. Artinya, kita tidak dapat menghindari banyaknya informasi dan klaim yang tersebar di internet atau di media sosial.
Selain itu, sulit menentukan mana berita yang benar dan yang tidak, terutama jika Anda belum dilatih untuk mencarinya. Saat Anda pertama kali menerima informasi, biasakan diri Anda untuk mengecek faktanya supaya dapat membedakan misinformasi di internet, misalnya:
- Periksa apakah gambar digunakan dalam konteks yang tepat. Sebuah gambar juga dapat diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Anda bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto dan pilih “Telusuri gambar ini di Google”.
- Cari lebih banyak sumber dan liputan berita dengan menggunakan mode berita atau telusuri topik berita di news.google.com. Pastikan untuk mengklik "Liputan Lengkap" jika opsinya tersedia.
7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19
Advertisement