UNICEF Desak Dunia Prioritaskan Keselamatan Anak-anak Migran

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menyebut ada sekitar 2.275 orang hilang di Laut Tengah pada tahun 2024 akibat bermigrasi.

oleh Tim Global diperbarui 04 Jan 2025, 15:07 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 15:07 WIB
Italia berupaya pindahkan ribuan migran yang mencapai pulau kecil dalam sehari
Seorang perempuan dan seorang anak tidur di luar pusat penerimaan migran Lampedusa, Sisilia, Kamis pagi, 14 September 2023. (AP Photo/Valeria Ferraro)

Liputan6.com, New York - Badan Urusan Anak untuk PBB (UNICEF) mendesak negara di dunia agar memprioritaskan keselamatan anak-anak migran setelah orang tua mereka hilang dalam kecelakaan kapal.

Menurut pelacak migran yang hilang dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM), 2.275 orang hilang di Laut Tengah pada tahun 2024, membuat jumlah orang yang hilang sejak 2014 menjadi 31.180.

Sebagian besar -- 24.466 orang -- diyakini telah tewas di jalur berbahaya di bagian tengah laut tersebut, yang kerap digunakan oleh para penyelundup dari Libya dan Tunisia untuk mengangkut orang-orang yang nekad ke Italia, dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (4/1/2024).

UNICEF mendesak pemerintah negara-negara di dunia untuk memprioritaskan keselamatan anak-anak migran setelah kecelakaan kapal terbaru di Laut Tengah menyebabkan sekitar 20 orang hilang. Ini menambah lagi jumlah tahunan yang mengerikan.

Di antara tujuh penyintas kecelakaan kapal pada Malam Tahun Baru di lepas pantai pulau Lampedusa adalah seorang bocah perempuan berusia 8 tahun yang ibunya termasuk di antara mereka yang hilang, kata UNICEF.

Menurut badan itu, bulan lalu, seorang bocah perempuan berusia 11 tahun yang ditemukan mengambang di lepas pantai Lampedusa diyakini sebagai satu-satunya penyintas dari perahu migran yang meninggalkan Sfax, Tunisia, dengan sekitar 45 orang di dalamnya.

 

Kewajiban Berdasarkan Hukum Internasional

Terombang-ambing, Pengungsi Rohingya Tunggu Kepastian Penanganan di Perairan Aceh Selatan
Saat ini, 151 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 59 anak-anak, 79 wanita dan 13 laki-laki dewasa tersebut masih berada di dalam kapal dan terombang-ambing di perairan. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

UNICEF meminta pemerintah negara-negara agar melakukan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional terkait pengungsi dan memprioritaskan keselamatan anak-anak.

"Ini mencakup menjamin jalur hukum yang aman bagi perlindungan dan reunifikasi keluarga, serta operasi pencarian dan penyelamatan terpadu, pendaratan yang aman, penerimaan berbasis komunitas, dan akses ke layanan suaka," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.

Di bawah PM Giorgia Meloni, Italia telah berupaya untuk membendung kedatangan dengan menindak keras operasi penyelundupan migran dan menghalangi calon pengungsi dengan ancaman bahwa klaim suaka mereka akan diproses di Albania.

Tahun lalu, 66.317 migran tiba di Italia dengan perahu, kurang dari setengah jumlah pada tahun sebelumnya, menurut statistik Kementerian Dalam Negeri Italia.

Infografis Kerusuhan Rasial Anti-Imigran Melanda Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kerusuhan Rasial Anti-Imigran Melanda Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya