Liputan6.com, Jakarta - Pemilik objek wisata Gunung Kuniran di Dusun Pandu, Desa Hargorejo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, lapor Antara, Jumat (30/7/2021). Sepinya wisatawan akibat pandemi COVID-19 ditambah penerapan PPKM membuat mereka tak mampu lagi menggaji karyawan.
Pemilik objek wisata Gunung Kuniran, Rahmat Prasetyo, mengatakan bahwa luas lahan keseluruhan destinasi itu mencapai 2,8 hektare dan sudah bersertifikat hak milik (SHM). "Rencananya saya jual hanya 1,5--2 hektare. Namun, jika ada pembeli atau investor yang berminat membeli seluruhnya, bisa dilakukan dengan sejumlah syarat," kata Rahmat.
Syarat dijual seluruhnya adalah investor harus tetap melibatkan masyarakat di sekitar objek wisata dalam operasionalnya. Pasalnya, warga lokal turut berkontribusi terhadap kemajuan destinasi tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Selama ini kami libatkan warga di sekitar lokasi objek wisata Gunung Kuniran. Mereka tergabung dalam Paguyuban Gunung Kuniran yang beranggotakan sekitar 45 orang," tuturnya.
Ia melanjutkan, harga tanah ditawarkan Rp500 ribu per meter. Namun, angka tersebut tidak mutlak. Ia masih membuka kesempatan negosiasi dengan calon pembeli. Sampai saat ini, ia mengaku belum ada investor maupun calon pembeli yang serius bertransaksi.
Rahmat memaparkan bahwa salah satu objek wisata di Kulon Progo ini sudah beroperasi sejak 2018, dan itu sebenarnya belum utuh jadi sebuah destinasi wisata sesuai rencana. Namun, ia tidak bisa melanjutkan pengembangan karena stok cadangan kas yang semakin menipis.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tidak Hanya Jadi Spot Foto
Rahmat mengatakan, pengembangan Gunung Kuniran sebagai destinasi wisata baru sekitar 15 persen. "Fokusnya ke pembangunan jalan. Pengembangan kawasan Gunung Kuniran membutuhkan biaya yang besar," katanya.
Ia mengatakan, objek wisata ini tidak semata menyediakan spot foto, tapi juga menawarkan wisata kuliner, outbound, dan kedai kopi. Di bio akun Instagram-nya, ditulis pula bahwa mereka sebenarnya menyediakan layanan live music dan panggung kreasi yang penyelenggarannya tergantung aturan penanganan COVID-19, serta lokasi berkemah.
Karena letaknya, tempat wisata ini merupakan salah satu titik menarik untuk menikmati pemandangan malam Kota Wates dari ketinggian. Pepohonan rindang di sekitarnya pun menambah sejuk suasana kala siang hari.
Advertisement
Harapan untuk Tetap Melibatkan Masyarakat Lokal
Soal keputusan menjual objek wisata itu, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan wewenang pengelola dan pemilik lahan. Terlebih, lahan wisata Gunung Kuniran juga dimiliki secara pribadi.
Namun, ia berharap pengembangannya bisa berlanjut dengan melibatkan masyarakat sekitar. Ia juga mencatat bahwa objek wisata Gunung Kuniran memiliki prospek yang cukup bagus dan punya ciri khas tersendiri.
"Sebenarnya, kami berharap dilanjutkan (pemberdayaan masyarakat sekitar) siapapun yang membelinya nanti," harapnya.
Kulon Progo terkenal sebagai rumah bagi sejumlah objek wisata alam. Kebanyakan mereka mengandalkan topografi wilayah tersebut untuk menyajikan pemandangan menawan dari ketinggian. Tapi, ada juga wisata pantai dan air terjun di kawasan ini. Pengembangannya terus didorong, terlebih dengan dibukanya Bandara Internasional Yogyakarta.
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement