Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha UMKM merupakan kelompok yang ikut terdampak pandemi Covid-19. Sebagai inkubator bisnis yang fokus dengan UMKM, Kaya ID berusaha mendukung dengan menyediakan konsultasi bisnis daring kepada pemilik UMKM terpilih.
Dalam acara bertajuk 'Business Consultation 1 on 1' itu, Nita Kartikasari, CEO dan Founder Kaya ID, memberi kesempatan bagi tiga pemilik usaha. Mereka adalah Nur Hidayat, pemilik kedai kopi Malindo Lara di Palu, Sulawesi Tengah, Steven pemilik 21 Factory Gelato asal Jakarta, dan Ilham pemilik Calzone asal Jakarta. Acara berlangsung lewat IG Live, Rabu, 25 Agustus 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dalam konsultasi itu, Nita menyarankan kepada para pelaku UMKM untuk menanyai para pelanggannya, khususnya pelanggan makanan dan minuman agar lebih memahami perubahan gaya hidup di saat PPKM ini. Usulan itu utamanya ditujukan kepada Hidayat.
"Misalnya kalau mereka tidak lagi berkumpul makan dan minum di luar, bisa jadi perilakunya berubah menjadi berkumpul bersama keluarga, sehingga pengusaha kopi seperti Hidayat bisa membuat paket produk untuk keluarga," saran Nita.
Kesulitan untuk memasarkan produk di masa pandemi juga dialami oleh Steven dan Ilham yang sama-sama pelaku bisnis makanan dan minuman di Jakarta. Mereka mengakui, meski telah mencoba masuk ke ranah digital seperti masuk platform e-commerce dan GoFood ataupun Grab Food, masih memiliki tantangan menentukan produk yang cocok untuk pasar mereka.
Nita menyarankan agar mereka tidak lagi terpaku pada demografi atau rentang usia konsumen, tapi fokus pada gaya hidup pelanggan mereka. Dengan situasi PPKM di masa pandemi ini, ada perilaku yang berubah, misalnya, pelanggan lebih suka memesan makanan dan minuman secara online.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Edukasi UMKM
Nita mengatakan diadakan acara konsultasi kepada UMKM adalah bagian dari rangkaian Hari UMKM Nasional. Ia mengatakan usai ia diwawancarai Gita Wirjawan, banyak orang yang ingin berkonsultasi tentang usaha yang mereka jalani, dari yang bergerak di bidang food and beverages, fesyen, dan seni dan kerajinan.
"Tim kami mengurasi tiga UMKM untuk berkonsultasi yang ditayangkan di IG Live. Hal itu agar pemilik UMKM bisa belajar dari diskusi tersebut karena banyak yang mendaftar untuk berkonsultasi," ujar Nita kepada Liputan6.com, Rabu malam, 25 Agustus 2021.
Penulis buku Viral ini mengatakan, saat ini konsultasi bisnis tidak mudah dilakukan. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan pun mahal. "Kami ingin terus mengedukasi UMKM agar bisa lebih maju dan berkembang ke depannya," ucap Nita.
Advertisement
Belum Siap Online
Kata Nita, pelaku UMKM di Indonesia saat ini didominasi kategori food and beverages. Jumlahnya mencapai 85 persen. Berikutnya baru UMKM yang bergerak dalam bidang fesyen dan seni dan kerajinan.
Nita mengatakan dari banyak UMKM di Indonesia, permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah memasarkan produk mereka secara online. Mereka awalnya lebih banyak yang memasarkan usaha secara offline, dari teman, jual dari kantor ke kantor.
"Mereka belum siap untuk memasarkan produk mereka secara online. Selain itu, saat mereka masuk di dunia online pun mereka harus bersaing dengan produk-produk yang lain. Persoalan-persoalan itu yang juga jadi pembahasan dalam konsultasi bisnis tentang UMKM," kata Nita.
Peta kota kerajinan di Indonesia
Advertisement