Liputan6.com, Jakarta - Putri Mako didiagnosa mengidap gangguan stres pascatrauma (PTSD). Melansir People, Sabtu (2/10/2021), kondisi kesehatan mental ini merupakan buah liputan media lokal seputar romansa kompleksnya dengan calon pengacara, Kei Komuro.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang mengatakan, perempuan 29 tahun ini akan menikah dengan Komuro pada 26 Oktober 2021, menurut NBC News. Tidak ada acara khusus yang akan dihelat "karena pernikahan mereka tidak dirayakan oleh banyak orang," paparnya.
Mako telah menghadapi pengawasan ketat atas rencana pernikahannya dengan Kei Komuro, yang bukan keturunan darah biru sepertinya. Putra Mahkota Akishino mengaku tidak percaya pernikahan itu akan dianut orang Jepang, lapor Wall Street Journal.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Medical News Today, PTSD dapat terjadi pada seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis yang menyebabkan mereka merasa takut, kaget, atau tidak berdaya. Kondisi ini dapat berefek jangka panjang, termasuk kesulitan tidur dan kecemasan berlebih.
Gejala gangguan mental ini biasanya mulai terlihat dalam waktu tiga bulan setelah peristiwa traumatis, tapi bisa juga muncul lebih lama dari itu. Kriteria pengidap PTSD yang ditetapkan Asosiasi Psikiater Amerika (APA) antara lain mengalami mimpi buruk secara terus-menerus, susah tidur, dan cepat marah.
Bisa juga mengalami perasaan terasing dari orang lain, mati rasa secara emosional dan mental, memiliki minat yang berkurang dalam hidup, serta sulit berkonsentrasi. Banyak orang mengalami gejala-gejala tersebut setelah peristiwa traumatis, tapi belum tentu PTSD. Karenanya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga ahli.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perawatan Pasien PTSD
Perawatan PTSD biasanya melibatkan psikoterapi, konseling, dan konsumsi obat. Pilihan untuk psikoterapi akan disesuaikan secara khusus untuk mengelola trauma. Ini termasuk terapi perilaku kognitif (CPT).
Juga dikenal sebagai restrukturisasi kognitif, metode tersebut membuat individu belajar bagaimana memikirkan hal-hal dengan cara baru. Pencitraan mental dari peristiwa traumatis dapat membantu mereka mengatasi trauma guna mengendalikan rasa takut dan tertekan.
Bisa juga memakai terapi pemaparan, yakni berbicara berulang kali tentang peristiwa atau menghadapi penyebab ketakutan di lingkungan yang aman dan terkendali. Ini dapat membantu orang tersebut merasa memiliki kendali lebih besar atas pikiran dan perasaan mereka. Efektivitas pengobatan ini telah dipertanyakan dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Advertisement
Kontroversi Hubungan Putri Mako dan Kei Komuro
Putri Mako dan Komuro bertemu pertama kali saat kuliah pada 2012. Kontroversi hubungan keduanya muncul karena masalah uang antara ibu Komuro dan mantan tunangannya, yakni ia menghadapi tuntutan mencapai empat juta yen (Rp500 juta).
Uang itu turut digunakan untuk pendidikan Komuro. Pihak keluarga Komuro mengira uang itu adalah hadiah, tapi ternyata kembali dipermasalahkan. Karena masalah itu, pernikahan Komuro dan Mako ditunda, dari semula dijadwalkan pada 2018.
Putri Mako merupakan anak dari Pangeran Fumihito, calon kaisar Jepang. Pangeran Fumihito merestui pernikahan itu, namun meminta agar sengketa uang perlu diselesaikan. Komuro lantas mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya siap melunasi utang itu.
Infografis Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19
Advertisement