Fakta di Balik Cincin Kuno Pencegah Mabuk

Cincin kuno pencegah mabuk ini diperkirakan punya asosiasi keagaman, karena telah disebutkan dalam Alkitab.

oleh Asnida Riani diperbarui 11 Nov 2021, 05:03 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 05:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi cincin. (dok. pexels/cottonbro)

Liputan6.com, Jakarta - Para arkeolog di Israel mengklaim menemukan perhiasan kuno yang unik. Yang dimaksud, melansir CNN, Rabu, 10 November 2021, adalah cincin emas bertakhta batu kecubung ungu yang disebut sebagai pencegah mabuk.

Digali di kota Yavne, permata kuno itu ditemukan dari situs kilang anggur terbesar di era Bizantium, menurut Otoritas Barang Antik Israel. Dalam keterangannya, arkeolog Amir Golani mengatakan, batu kecubung kemungkinan telah dipakai untuk mencegah efek buruk dari minum terlalu banyak alkohol.

"Banyak manfaat yang telah melekat pada permata ini, termasuk pencegahan efek samping minum (minuman beralkohol), mabuk," katanya.

Cincin itu ditemukan hanya 150 meter dari sisa-sisa gudang berisi amphorae, sejenis stoples penyimpan anggur. Situs penggalian itu diperkirakan berasal dari abad ke-7, sekitar akhir era Bizantium dan awal periode Islam Awal, meski para ahli mengatakan cincin itu mungkin lebih tua.

"Cincin emas bertakhta batu kecubung dikenal di dunia Romawi, dan ada kemungkinan bahwa cincin tersebut merupakan milik para elit yang tinggal di kota itu pada awal abad ke-3 masehi," begitu bunyi keterangan pihaknya.

Golani menyambung, batu kecubung diyakini memiliki asosiasi keagamaan, yang telah disebutkan dalam Alkitab. Ia juga berspekulasi bahwa cincin seberat 5,11 gram itu dulunya milik "orang kaya."

"Penggunaan permata menunjukkan status dan kekayaan mereka," Golani mengatakan. "Cincin seperti itu bisa dipakai pria dan wanita."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Obat Mabuk dari Kehidupan Masa Lalu

Batu Permata Berwana Ungu
Ilustrasi Foto Batu Permata Ungu (iStockphoto)

Elie Haddad, salah satu direktur penggalian, mengatakan bahwa barang itu mungkin "milik pemilik gudang (kilang anggur) yang luar biasa, seorang mandor." "Bisa juga (milik) pengunjung tidak beruntung yang kehilangan cincin berharganya," ucap Haddad.

"Apakah orang yang memakai cincin itu ingin menghindari mabuk karena minum banyak anggur?" tuturnya. "Kita mungkin tidak akan pernah tahu."

Terkait "obat mabuk," pada 2015, obat Yunani kuno ditemukan pada papirus berusia 1.900 tahun. Dilaporkan bahwa kalung daun salam dipakai sebagai "obat sakit kepala akibat mabuk," menurut Live Science

Di Mesopotamia kuno, seorang dokter tercatat merekomendasikan tingtur licorice, oleander, kacang-kacangan, minyak, dan anggur dalam contoh bahwa "seorang pria telah meminum anggur yang kuat dan kepalanya terpengaruh."

Catatan Kehidupan Purba di Perhiasan

Ilustrasi
Ilustrasi perhiasan dari batu rubi. (dok. pexels/cottonbro)

Sebelum cincin emas bertakhta batu kecubung ungu, para ilmuwan sudah lebih dulu mengklaim menemukan jejak kehidupan purba di dalam batu rubi berusia 2,5 miliar tahun. Sampel ​​dari Greenland, tempat ditemukannya batu rubi diklaim tertua di dunia itu, mengandung grafit, mineral yang terbuat dari karbon murni.

Tanda-tanda kimia dalam karbon menunjukkan bahwa itu adalah residu dari kehidupan purba, lapor CNN. "Grafit di dalam batu rubi ini benar-benar unik. Ini pertama kalinya kami melihat bukti kehidupan purba di batu rubi," kata Chris Yakymchuk, profesor ilmu bumi dan lingkungan di University of Waterloo, Kanada.

Namun demikian, batu rubi yang mengandung grafit ini bukanlah satu-satunya bukti kehidupan tertua yang ditemukan sejauh ini. Faktanya, ada banyak penelitian yang mengklaim telah menemukan bukti tertua kehidupan yang berusia lebih dari 3 miliar tahun, Live Science sebelumnya melaporkan.

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya