6 Karya Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal DKI Jakarta

Kerajinan tradisional termasuk salah satu karya budaya asal DKI Jakarta yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021.

oleh Putu Elmira diperbarui 07 Des 2021, 16:08 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 16:01 WIB
6 Karya Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal DKI Jakarta
Gasing Betawi. (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan budaya Nusantara memang tak terbantahkan, dan sudah seharusnya diarsipkan. Sebanyak enam karya budaya asal DKI Jakarta ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021.

Keenam karya budaya tersebut terdiri atas keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan, hingga tradisi lisan dan ekspresi. Simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Selasa (7/12/2021).

1. Panggal atau Gasing Betawi

Gasing merupakan salah satu permainan tradisional masyarakat Betawi dan ada pula yang menyebut permainan ini sebagai "tangkalan." Gasing biasanya terbuat dari pohon kayu asam, kayu mahoni, kayu nangka, atau kayu waru kayu.

Gasing dimainkan dengan cara melilitkan tali pada paku yang ada pada gasing dan dilemparkan pada arena dengan cara menarik tali. Biasanya, gasing dimainkan anak laki-laki, namun tak ada larangan untuk anak perempuan memainkannya.

2. Golok Betawi

Sejak dulu, masyarakat Betawi sudah akrab dengan golok dalam kehidupan sehari-hari. Peranan golok dalam keseharian dibagi dalam dua kepentingan, yaitu golok kerja dan golok simpenan (sorenan).

Golok kerja biasa digunakan untuk mempermudah pekerjaan, seperti memotong, membelah, meruncingkan kayu, dan lainnya. Golok simpenan adalah golok yang hanya dipergunakan pada saat tertentu.

Biasanya difungsikan saat memotong (menyembelih) hewan. Fungsi lainnya adalah sebagai aksesori dan perlindungan. Posisi golok biasanya diselipkan di pinggang (sorenan pinggang).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Asinan Betawi

Menu Asinan Khas Betawi di 8th Evenue Bistro
Menu Asinan Khas Betawi di 8th Evenue Bistro (dok. Liputan6.com/Devita Nur Azizah)

Asinan Betawi adalah salah satu kuliner yang sudah dikenal luas. Sajian ini berupa sayur mayur disiram kuah kacang dan kerupuk renyah. Jajanan khas Jakarta ini bisa dijadikan camilan segar seperti salad, dapat pula juga jadi makanan yang mengenyangkan.

Asinan Betawi berbahan dasar kacang tanah, ebi, cabai merah, gula, garam, cuka, kol, tauge, sawi asin, bengkoang, mentimun, wortel, hingga kerupuk mi. Cara membuat Asinan Betawi, semua sayuran direndam dan marinasi selama sekitar 15 menit, tiriskan, atur dalam piring saji. Bahan saus dicampur menjadi satu, sisihkan. Hidangkan dengan kerupuk mi dan kacang tanah goreng.

4. Sayur Godog Betawi

Sayur godog adalah olahan buah pepaya muda khas Betawi. Sayur semacam lodeh ini biasanya disajikan saat hari raya bersama ketupat.

Sayur ini bercita rasa gurih dengan campuran santan yang kental. Sentuhan khas Betawinya ada pada campuran petai.

Selain petai, sayur godog bisa ditambahkan sayuran lain, seperti kacang panjang atau kentang. Sayur godog khas Betawi juga ada yang menggunakan labu siam.

5. Khatam Quran

Ilustrasi Alquran
Ilustrasi Alquran (dok. unsplash/ali burhan)

Pada masyarakat Betawi, terdapat upacara khusus bagi anak-anak menjelang dewasa, yaitu khatam Quran. Ini merupakan upacara menyambut tamatnya seorang anak mempelajari cara-cara membaca Al-Qur'an.

Khatam Al-Qur'an biasa disebut "Tamat Al-Qur'an," adalah upacara yang digelar menandai selesainya seorang anak belajar mengaji. Dalam upacara ini, pesertanya terdiri dari anak-anak yang telah menyelesaikan kitab Juz'amma. Upacara ini berlangsung dengan dilengkapi serangkaian acara yang sifatnya tradisional.

6. Silat Gerak Saka

Ilmu silat ini awalnya berasal dari keluarga menak (raden atau bangsawan) Sunda Prabu Siliwangi, yaitu Raden Widarma. Kemudian, diturunkan kepada Raden H Muhammad Sjafe'i yang jadi awal pendiri Perguruan Pencak Silat Gerak Saka.

Pertemuan Raden Widarma dengan Raden H Muhammad Sjafe'i berawal dari keinginan Raden H Muhammad Sjafe' mencoba permainan yang dimiliki Raden Widarma. Pasalnya, saat itu Raden H Muhammad Sjafe'i telah memiliki permainan bernama Per (Tasik).

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya