9 Karya Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal Gorontalo

9 dari total 289 karya budaya asal Gorontalo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021.

oleh Putu Elmira diperbarui 19 Nov 2021, 20:02 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 20:02 WIB
Tidi Da'a
Tidi Da'a (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak sembilan dari 289 karya budaya asal Gorontalo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021. Karya budaya tersebut didominasi seni pertunjukan, namun ada pula tradisi lisan dan kerajinan tradisional.

Apa saja sejumlah karya budaya asal Gorontalo yang menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Jumat (19/11/2021), berikut ini.

1. Leningo

Leningo merupakan puisi yang berisi pepatah, ungkapan yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam bertingkah laku di Gorontalo. Tradisi lisan dan ekspresi ini sejenis puisi yang bersajak, terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. Bait-bait puisi leningo didominasi nasihat dan petuah suatu saat akan meninggalkan dunia fana sehingga memberi kesadaran bagi pendengarnya.

2. Molo'opu

Dalam arti harfiahnya, Molo'opu berarti memangku. Namun, dalam pelaksanaan upacara adat, itu berarti menjemput yang baru dilantik dari rumah pribadi untuk menempati rumah jabatan.

3. Tidi Da'a

Tidi Da'a adalah salah satu dari delapan tarian klasik Gorontalo. Tidi Da'a ditarikan oleh calon pengantin putri sebagai ucapan permohonan maaf kepada kedua orangtua atas segala kesalahan, tingkah laku sejak dalam kandungan, sampai akhirnya hendak pernikahan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

4. Tidi Lo malu'o

Tidi Lo malu'o
Tidi Lo malu'o (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Tidi Lo malu'o juga merupakan salah satu tari klasik Gorontalo. Tarian ini menggambarkan nasihat kepada remaja putri agar menjadi orang yang rajin setiap melaksanakan pekerjaan dan beribadah.

5. Buruda Gorontalo

Burdah merupakan nama pencipta seni tradisional Gorontalo yang dipengaruhi budaya Islam dari Persia. Saat menderita darah tinggi, ia dikisahkan bermimpi.

Pada saat terbangun dari tidurnya, Burdah langsung sembuh. Ia lantas menyusun syair Buruda dalam 18 judul.

6. Bili'u

Bili'u adalah pakaian adat kebesaran yang dipakai ratu atau permaisuri Raja. Bili'u berasal dari kata Biluwato, yakni diangkat atau dinobatkan karena dipakai putri mahkota yang diangkat menjadi Ratu, yang dalam bahasa Gorontalo disebut Ti Mbui Biluato.

7. Tahuda

Tahuda
Tidi Da'a (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Tahuda adalah petuah adat Gorontalo yang dibacakan saat prosesi adat Pemberian Pulanga. Ini adalah upacara penobatan gelar adat dari Dewan Adat Gorontalo bersama Lembaga Adat 5 Kerajaan kepada "Putra Terbaik Bangsa" yang masih hidup.

8. Tidi Lo Tihu'o

Tidi Lo Tihu'o adalah tarian yang menggunakan properti manik yang dirangkai menjadi rantai. Tihu'o berarti rangkaian yang terbuat dari manik-manik dengan warna adat lianggo, yakni merah, kuning, hijau, dan ungu.

Umumnya, tarian ini dilakukan putri bangsawan. Busana yang dipakai adalah bili'u dengan huwo'o atau rambut yang dilambangkan dengan kotak terbuat dari perak bersepuh emas lima susun yang akan diberikan untuk pengantin perempuan.

9. Dana-Dana

Dana-dana singkatan dari daya-dayango wawu na'o-na'o berarti berlenggang sambil berjalan. Tarian ini semula hanya ditarikan 2--4 lelaki, tapi kini laki-laki berpasangan dengan perempuan, bahkan sampai 5--6 pasang. Tari ini ditampilkan pada acara, seperti syukuran panen, upacara daur hidup (pernikahan, sunatan, pembaiatan, dsb), naik rumah baru, perayaan Hari Besar Nasional, dan Hari Besar Islam.

Infografis Wayang Potehi

Infografis Wayang Potehi
Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya