Liputan6.com, Jakarta - Dalam setiap profesi pasti memiliki tuntutannya masing-masing, begitu pula dengan pramugari. Profesi mereka mungkin sering diidentikkan dengan hal-hal glamor.
Padahal, ada juga kejadian tidak menyenangkannya. Melansir Insider, Senin (24/1/2022), mantan pramugari Emirates membagikan sisi gelap di balik penampilan mereka yang selalu menebar senyum.
Mereka mengaku memiliki salah satu pekerjaan terberat di industri penerbangan. Realita pekerjaan pramugari jarang ditampilkan di media sosial, kata Maya Dukaric, si mantan pramugari.
Advertisement
Baca Juga
Wajah Emirates yang glamor sangat penting bagi awak kabin maskapai asal Uni Emirat Arab (UEA) itu, Dukaric menambahkan. Program manajemen penampilan yang dijalankan bertujuan memastikan pramugari memenuhi standar penampilan maskapai. "Peraturan ini turut mengatur berat badan awak kabin," jelas Dukaric.
Pramugari yang berat badannya kelebihan akan mengikuti program diet dan olahraga. Program ini juga termasuk pertemuan dengan ahli gizi dan ahli diet, kata seorang mantan manajer yang bekerja selama lebih dari 10 tahun.
Kasus seperti itu jarang terjadi. Ia memperkirakan bahwa "150 orang dari 25 ribu" pramugari mengikuti program pada waktu tertentu. Jika petugas menemukan seseorang yang menaikkan ukuran seragam dalam waktu kurang dari enam bulan, introgasi akan dimulai, tambah mantan manajer itu.
Bayson, karyawan Emirates selama sembilan tahun, mengatakan ia punya rekan kerja yang menerima peringatan akibat berat badan. Mereka diberi waktu dua minggu untuk menurunkannya. Mereka juga akan diperiksa kembali setiap dua minggu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemotongan Gaji
Duygu Karaman, mantan pramugari Emirates, mengatakan rekan-rekannya dihukum karena masalah berat badan dengan pemotongan gaji. Mantan mitra bisnis SDM juga mengonfirmasi tentang penggunaan hukuman tersebut.
Pramugari yang gagal memenuhi standar penampilan bisa saja diskors terbang. Akibatnya, mereka tidak menerima pembayaran terbang. Bagi yang terus-menerus gagal, skenario kasus terbaik adalah "penempatan kembali," atau transfer departemen.
Namun, pramugari juga bisa dipecat, kata Dukaric. "Jika berat Anda tidak turun dalam periode tertentu, Anda bisa kehilangan pekerjaan Anda," ungkap Dukaric, mengutip pengalaman rekan-rekan yang dia kenal.
"Anda selalu berada di bawah tekanan karena selalu berpikir Anda harus sempurna," tambahnya. Menurut Bayson, program ini sangat ketat, terutama bagi para ibu yang baru melahirkan.
Petugas akan menghukum mereka sampai hasil timbangannya memenuhi target. Ia sendiri sempat mengalami kecemasan saat hamil pada 2020. "Ada banyak kekejaman ketika mencoba memenuhi standar itu," ucap Bayson.
Advertisement
Tanggapan Emirates
Peraturan ini juga terasa sangat ketat terhadap mereka yang kembali dari cuti hamil. Mantan manajer mengatakan, maskapai memberi waktu 180 hari untuk menurunkan berat badan usai kehamilan dan melahirkan. Kru bahkan menandatangani kontrak sebelum cuti hamil, mengakui persyaratan berat badan setelah kembali.
Pihak Emirates menolak mengomentari program penampilan atau spesifik lainnya dalam cerita ini. "Kami tidak mengomentari kebijakan atau prosedur internal atau kasus khusus dan rahasia dari karyawan yang ada atau masa lalu," terang pihak Emirates.
"Sebagai maskapai penerbangan global, kami memperlakukan kesejahteraan karyawan kami dengan prioritas tertinggi. Kami percaya bugar dan sehat, baik secara fisik maupun mental, adalah aspek penting dalam menjalankan tugas mereka dengan aman dan efektif," sambung pernyataan itu.
Maskapai mempertimbangkan berat penumpang dan awak saat menghitung berat keseluruhan pesawat. Henry Harteveldt, analis industri perjalanan di Atmosphere Research, mengatakan Emirates memberlakukan aturan yang ketat karena bersaing dengan maskapai penerbangan dari Asia Timur dan Teluk Persia untuk mendapatkan penumpang. Salah satu ukuran mereka dalam bersaing adalah berat keseluruhan pesawat saat mengudara.
6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat
Advertisement