Lagi, Penumpang Serang Pramugari hingga Penerbangan Dialihkan

Kasus dugaan penyerangan terhadap pramugari oleh penumpang kembali terjadi.

oleh Komarudin diperbarui 11 Des 2021, 20:18 WIB
Diterbitkan 11 Des 2021, 19:02 WIB
Ilustrasi penumpang menginap di bandara
Ilustrasi penumpang menginap di bandara (dok.unsplash/ JESHOOTS.COM)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan penyerangan seorang penumpang terhadap pramugari kembali terjadi. Kali ini terjadi pada pramugrai Delta sehingga penerbangan sengaja dialihkan.

Melansir dari laman Fox News, Sabtu (11/12/2021), pada Kamis malam, 9 Desember 2021 seorang marshal udara memaksa penerbangan Delta menuju Los Angeles dialihkan ke Oklahoma City untuk sementara. Penumpang itu menjadi agresif dan menyerang seorang pramugari setelah pesawat meninggalkan Washington, D.C.

Tersangka juga dituduh menyerang seorang marshal udara yang turun tangan. Pilot mendarat di Oklahoma di mana penumpang dikawal turun dari pesawat oleh polisi dan ditahan.

"Delta memuji tindakan cepat dan profesionalisme kru dan Marsekal Udara Federal pada penerbangan Delta 342 dari Washington, DC ke Los Angeles, yang dialihkan ke Oklahoma City setelah seorang pelanggan menjadi nakal dan dikeluarkan dari penerbangan oleh penegak hukum setempat," Delta kata dalam sebuah pernyataan email kepada Fox News. "Kami mohon maaf kepada pelanggan kami atas ketidaknyamanan ini."

Pesawat berangkat ke Los Angeles setelah satu jam di darat. Tidak jelas apa yang mendorong penumpang untuk menyerang pramugari. Cedera pramugari dan marshal udara tidak serius, KCAL-TV di Los Angeles melaporkan.

FBI sedang menyelidiki kasus tersebut. Maskapai telah melihat peningkatan tajam dalam insiden dengan penumpang yang nakal sejak pandemi dimulai.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Ilustrasi penumpang pesawat
Ilustrasi penumpang pesawat (Dok.Unsplash)

Daftar Hitam

Sebelumnya, maskapai Delta Air misalnya, memasukkan 1.600 penumpang dalam daftar mereka yang dilarang terbang bersama maskapai itu. Sebagian besar dipicu perilaku buruk mereka saat terbang di masa pandemi.

Namun, hal itu dianggap kurang efektif karena penumpang tersebut bisa saja naik maskapai lain yang tidak mengetahui pelanggaran yang dilakukannya. Oleh karena itu, maskapai yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat (AS) telah meminta maskapai penerbangan lain untuk membagikan daftar penumpang dilarang terbang, seperti dilansir dari laman Traveller.com.

"Daftar penumpang yang dilarang tidak berfungsi dengan baik jika mereka dapat terbang dengan maskapai lain," ucap Kristen Manion Taylor, Wakil Presiden Senior Delta.

Pramugari dan serikat pekerja pilot telah memperingatkan tentang perilaku penumpang yang nakal, yang melonjak selama pandemi. Laporan itu termasuk insiden teriakan, pelecehan verbal terhadap kru dan serangan fisik.

 


Penumpang Nakal

Ilustrasi penumpang pesawat
Ilustrasi penumpang pesawat (Dok.Unsplash/ Suhyeon Choi)

Asosiasi Pramugari-CWA, yang mewakili sekitar 50.000 awak kabin dari selusin maskapai penerbangan, sebelumnya telah meminta database terpusat dari penumpang maskapai yang dilarang terbang. FAA atau Administrasi Penerbangan Federal AS telah menerima sekitar 4.385 laporan penumpang nakal tahun ini.

Hampir tiga perempat kasus terkait dengan penumpang yang menolak untuk mematuhi mandat masker di atas pesawat. Awal 2021, FAA mengeluarkan kebijakan toleransi nol untuk insiden ini.

Meski kasus telah turun 50 persen, angka enam insiden per 10.000 penerbangan tetap dinilai terlalu tinggi. Daftar penumpang terlarang milik maskapai terpisah dari daftar larangan terbang federal, yang dikelola oleh Pusat Pemeriksaan Teroris Biro Investigasi.

 


Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak

Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak
Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya