Liputan6.com, Bogor - Setiap muslim diperintahkan berdoa kepada Allah SWT. Orang yang berdoa berarti dia dalam hidupnya selalu melibatkan Allah SWT dan merasa dirinya tidak bisa apa-apa tanpa-Nya.
Ketika berdoa, sebaiknya memanfaatkan waktu mustajab. Jika berdoa di waktu tersebut, peluang dikabulkannya oleh Allah SWT sangat besar. Salah satu waktu mustajab adalah berdoa ketika sujud dalam sholat.
Advertisement
Ulama kharismatik Ustadz Abdul Somad (UAS) menyarankan agar umat Islam memperbanyak doa saat sujud terakhir sholat. Terkait bahasa yang digunakannya, UAS menyebut terdapat khilaf di antara ulama.
Advertisement
Baca Juga
“Pertama doa berbahasa Arab, kedua doa yang ma'tsur (ada dalam Al-Qur’an dan sunnah), ketiga doa berbahasa Indonesia.” kata UAS dikutip dari YouTube Ngaji Frome Home, Senin (10/3/2025).
UAS mengatakan, ulama sepakat bahwa doa yang ma'tsur boleh dibaca waktu sujud sholat. Doa yang menggunakan bahasa Arab ada ikhtilaf, sebagian menyatakan boleh dan sebagiannya lagi tidak boleh karena dapat membatalkan sholat. Adapun doa berbahasa Indonesia, Inggris, dan non-Arab lainnya disepakati tidak boleh dipakai karena dapat membatalkan sholat.
Lalu bagaimana jika tidak hafal doa yang berbahasa Arab? UAS mengatakan, muslim dapat berdoa dengan menggunakan bahasa Indonesia, tapi doanya di dalam hati, bukan dilafalkan secara lisan.
“Jangan khawatir doa tidak didengar Allah jika dibaca dalam hati. Allah Mahatahu,” tutur UAS.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Pendakwah Ustadz Syafiq Riza Basalamah juga menyarankan agar muslim memperbanyak doa ketika sujud. Terkait waktunya, Ustadz Syafiq mengatakan bahwa berdoa tidak harus saat sujud terakhir sholat, tapi boleh di setiap sujud.
Pertanyaannya, bahasa apa yang digunakan ketika berdoa saat sujud sholat? Ustadz Syafiq memaparkan bahwa doa yang dibaca sebaiknya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun, jika tidak pun selama doanya pakai bahasa Arab diperbolehkan oleh ulama.
Ada juga ulama yang membolehkan menggunakan bahasa yang ia pahami seperti Indonesia, jika tidak bisa berbahasa Arab.
“Kalau memang dia tidak mampu berdoa dengan bahasa Arab, maka boleh (pakai Indonesia). Berdoa minta kesembuhan, ‘Ya allah ana punya umi sakit, tolong sembuhkan ya Allah’,” kata Ustadz Syafiq sambil mencontohkan, dikutip dari YouTube Surau TV Official.
“Boleh gak pakai bahasa Indonesia berdoa seperti itu? Sebagian mengharamkan, sebagian membolehkan,” lanjutnya.
Ustadz Syafiq mengatakan, doa yang tidak boleh diganti adalah bacaan ritual sholat. Misalnya, bacaan saat sujud adalah subhana Rabbiyal a'la wabihamdih diganti menjadi bahasa Indonesia, itu tidak boleh.
“Tapi kita sedang memohon kepada Allah selain yang dalam bacaan sholat, maka diperbolehkan. Maka, bagi yang tidak mampu (pakai bahasa Arab) silakan (menggunakan bahasa Indonesia,” jelasnya.
Advertisement
Saran Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Meski boleh-boleh saja berdoa pakai bahasa Indonesia saat sujud, Ustadz Syafiq tetap menekankan agar doa yang dibaca sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW. Sebab, doa Rasulullah SAW biasanya pendek tapi sudah mencakup banyak hal.
“Kita itu kadangkala doanya panjang, padahal yang diminta cuma sedikit. Doa Nabi SAW itu pendek tapi yang diminta banyak. Jadi waktunya itu efektif. Maka, lebih baik doanya mencontoh Rasulullah SAW,” tutur Ustadz Syafiq.
Ustadz Syafiq menambahkan, muslim dapat berdoa meminta doa ringkas tapi sudah termasuk banyak hal, yakni berdoa meminta diberikan empat kebahagiaan. Nabi menyebutkan ada empat tanda kebahagiaan, yakni istri salehah, rumah luas dan berkah, kendaraan yang nyaman, dan tetangga yang baik.
“Maka, lebih baik doa kita itu sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Itu lebih aman buat kita dan keluar dari khilaf di antara para ulama,” pungkasnya.
Wallahu a’lam.
