Liputan6.com, Jakarta - Semangat berkarya desainer Sebastian Gunawan tetap berkobar meski pembatasan akibat pandemi belum sepenuhnya berakhir. Setelah dua tahun vakum, ia akhirnya dapat kembali mempersembahkan peragaan busana yang berlangsung secara offline.
Koleksi teranyar Sebastian Gunawan Signature 2022/2023 persembahannya bertajuk "Golden Muse." Sebanyak 75 looks pada fashion show kali terinspirasi dua sosok perempuan yang jadi "muse" dari seniman Gustav Klimt (1862--1918), yakni Adele Bloch-Bauer dan Emilie Louise Flöge.
Advertisement
Baca Juga
"Yang saya pilih adalah muse-nya. Salah satu contohnya bahwa banyak sekali pelukis-pelukis menggambarkan wanita, tapi yang dikenal pelukisnya, bukan muse-nya," kata Sebastian Gunawan seusai fashion show Sebastian Gunawan Signature 2022/2023 di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa malam, 19 Juli 2022.
Seba, begitu ia akrab disapa, menyampaikan, pelukis Austria Gustav Klimt dalam berkarya banyak terinspirasi dari perempuan-perempuan pada zaman itu. Mereka dikenal memiliki pemikiran yang sangat maju.
"Adele dan Emilie pada zaman itu sangat berbeda dengan wanita pada umumnya. Mereka punya suatu kebebasan dan motivasi untuk membentuk karakter berbeda daripada pergerakan budaya pada zamannya," tambah Sebastian Gunawan. Sang desainer menambahkan inspirasi dari Gustav Klimt diusung karena melihat mereka mempunyai karakter yang kuat.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siluet Busana
Adele dan Emilie digambarkan punya jiwa yang bebas semasa mereka hidup. "Dalam arti kata pada zaman itu wanita memakai korset, tapi mereka sudah tidak pakai korset. Mereka punya image penampilan diri yang berbeda (dari wanita pada) umumnya zaman itu," ungkap Sebastian Gunawan.
Ada beragam siluet, detail, serta permainan kombinasi bahan yang disuguhkan dalam koleksi "Golden Muse."Â Seba juga menghadirkan manipulasi bentuk pada busana, mulai dari bulat, segitiga, lurus, sampai kotak.
"Sebenarnya itu enggak satu benang merah seperti itu saja. Kalau dari tangan balon, jaket balon, rok balon, segitiga pendek, segitiga susun jadi permainannya dilihat dari motif-motif pada lukisan itu sendiri," ungkap desainer ini.
Dalam memvisualisasi kedua "muse," Gustav Klimt menyuguhkan busana yang terlihat layaknya selimut, berjuntai, bertumpuk, dan berbahu terbuka. Siluet busana-busana itu lantas diterjemahkan dalam rancangan yang wearable nan relevan dengan pemikiran fesyen kini.
Advertisement
Visualisasi Modern
Beberapa gaun dalam koleksi Sebastian Gunawan Signature 2022/2023 ini turut disematkan korset sebagai penyeimbang dominasi siluet bervolume puff dan serba tumpuk. Seba dan Christina juga berimajinasi bila Adele dan Emilie hidup di masa ini.
Maka itu, hadir pula rancangan-rancangan modern, sebut saja mini dress, crop top, crop jacket, dan unsur kerah tinggi. Motif berkarakter art nouveau pada busana Adele dan Emilie yang diciptakan Gustav jadi tantangan tersendiri bagi imajinasi Sebastian Gunawan dalam seni beading dan ornamentasi.
"Kenapa wanita pada zaman itu, sebenarnya zaman yang sangat romantis, tapi dia sudah geometris. Garis pakaian saya banyak geometrisnya, termasuk embellishment tidak ada bentuk bunga cantik," jelas Sebastian Gunawan.
Era 1800-an akhir hingga 1900-an awal disebutkan menggambarkan kecantikan perempuan dari visi yang berbeda dengan geometris hingga art nouveau. Motif-motif ini diimplementasikan dengan kerja tangan rumit menggunakan guntingan eco-leather, beads, dan sequins.
Bahan hingga Warna
Sebastian Gunawan mengatakan ia dan Christina berimajinasi membayangkan romantis tidak harus selalu menambahkan elemen bunga atau binatang yang cantik. Garis-garis geometris pun dapat memberikan karakter dan garis romantis yang kuat.
Sederet penggambaran dan penciptaan koleksi ini berlandaskan kecintaan Sebastian Gunawan pada seni dan lukisan. Ia pun menerjemahkan spirit kebebasan Adele dan Emilie secara jelas dalam koleksinya. "Manipulasi bahan kita kreasi sendiri," kata Christina Panarese.
Implementasi kerja tangan di koleksi ini diwujudkan di atas bahan-bahan, seperti crepe, taffeta, jacquard, dan tulle. Permainan warna, mulai dari emas, lilac, pink, hingga perak adalah representasi dari yang ada di dalam lukisan Gustav Klimt.
Sementara, Seba juga menyuguhkan koleksi baju pengantin di bagian akhir show sebelum parade. "Itu baju pengantin dan pada zaman itu sebenarnya wanita menggunakan korset, kebetulan Adele dan Emilie ini mengubah image itu, sedangkan saya menarik bahwa korset itu di zaman sekarang berubah bisa lebih ringan," terang Seba.
Advertisement