Liputan6.com, Jakarta - Inovasi di berbagai bidang bisnis di Jepang selalu menarik untuk disimak. Salah satunya dengan kemunculan bar yang mengharuskan pengunjungnya untuk berbicara hanya dengan bahasa Inggris saja.
Dikutip dari Japan Today, Rabu (5/10/2022), bar berkonsep unik tersebut diterapkan oleh perusahaan yang bernama Cloud N Co dan berbasis di Shibuya. Pihak perusahaan tersebut memiliki ide untuk membuka dua bar di Jepang, yakni satu di Osaka dan satu di Tokyo, di mana berbicara bahasa Inggris adalah satu hal yang wajib.
Advertisement
Baca Juga
Disebut Bar Sick! atau "Sick!", tempat minum baru hanya berbahasa Inggris, dengan staf yang sebagian besar terdiri dari perempuan dwibahasa berusia 20-an. Mereka terampil bercakap-cakap dalam bahasa Inggris seperti native speaker.
Agaknya, nama bar berasal dari arti slang "sick", mengacu pada sesuatu yang sangat hebat atau mengesankan, daripada arti harfiah dari kata tersebut. Bar Sick! cabang Tokyo dibuka di Nishi-Azabu, sebuah area yang dipadati banyak penduduk multikultural dan kedutaan asing.
Bahasa Jepang sepenuhnya dilarang di kedua bar. Siapa pun tamu yang secara tidak sengaja berbicara bahasa Jepang akan dikartu kuning sebagai peringatan.
Mereka yang mengumpulkan sejumlah kartu kuning akan diminta untuk membeli dan minum satu shot tequila sebagai hukuman. Peminum non-alkohol juga tidak akan bisa lolos dari hukuman, karena mereka harus membeli dan meminum minuman non-alkohol sebagai gantinya.
Berapa Biayanya?
Penegakan aturan yang ketat ini dikatakan membantu menciptakan lingkungan pelanggan harus berbicara bahasa Inggris. Hal ini seperti yang mereka lakukan ketika mengunjungi bar di negara berbahasa Inggris di luar negeri.
Bar diatur untuk beroperasi pada sistem all-you-can-drink berbasis waktu, dengan pelanggan di lokasi bar Tokyo dikenakan biaya 3.000 yen (Rp316 ribu) selama 30 menit. Sementara, mereka yang berada di lokasi Osaka dikenakan biaya 1.500 yen (Rp158 ribu) selama 30 menit.
Ini mungkin terdengar mahal, tetapi bagi mereka yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka dalam lingkungan kehidupan nyata. Itu adalah harga yang murah untuk membayar percakapan bahasa Inggris gratis dan minuman tanpa batas, terutama ketika sekolah bahasa di Jepang mengenakan biaya yang sama untuk les bahasa Inggris, tanpa minuman atau kesan santai.
Pengunjung tidak perlu reservasi sebelumnya untuk datang ke bar ini. Mereka juga tidak perlu membeli buku teks atau materi pembelajaran apa pun sebelum kunjungan mereka, cukup masuk, ambil minuman, dan biarkan bahasa Inggris Anda mengalir. Kedua bar dibuka pada 1 Oktober 2022.
Advertisement
Turis Indonesia Bisa Masuk Jepang Tanpa Visa
Di sisi lain, Jepang segera mencabut aturan perbatasan terkait COVID-19 mulai 11 Oktober 2022. Dikutip dari Bloomberg, Jumat, 23 September 2022, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membuat pengumuman itu selama konferensi pers di New York, Kamis, 22 September 2022.
Wisatawan individu akan diizinkan masuk, kunjungan bebas visa bakal kembali berlaku bagi negara-negara terdaftar sebelum pandemi COVID-19, dan batas kedatangan harian pun akan berakhir, katanya. Pra-pandemi COVID-19, Jepang mengizinkan pengunjung dari 68 negara dan wilayah masuk wilayahnya tanpa visa, termasuk Indonesia.
Dikutip dari situs web Kementerian Luar Negeri Jepang, bersama Brunei, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang boleh masuk Jepang tanpa visa. Khusus Indonesia, ada catatan tambahan sebagai syarat masuk Negeri Sakura.
Dalam "Catatan 1" Kemenlu Jepang, tercantum bahwa "untuk warga negara Indonesia, sejak 1 Desember 2014, visa tidak hanya diperlukan bagi mereka yang telah mendaftarkan e-paspor yang sesuai dengan ICAO ke perwakilan diplomatik Jepang di Indonesia: Kedubes, Konsulat jenderal, atau konsulat."
Hapus Batas Kedatangan Harian Turis Asing
Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida menghapus batasan pada kedatangan harian turis asing di Jepang, mengutip Kyodo News pada Jumat, 23 September 2022. Pemberlakuan ini akan dimulai pada 11 Oktober 2022 sebagai bagian dari pelonggaran kontrol perbatasan COVID-19.
Jepang juga akan melanjutkan perjalanan individu bebas visa ke negara itu, seperti yang dikatakan Kishida pada konferensi pers di New York, pekan ini. Langkah-langkah Jepang melawan penyebaran virus corona baru telah dikritik pelaku pariwisata, hiburan, dan industri lain di dalam dan luar negeri karena terlalu ketat.
Kishida mengungkap rencana tersebut setelah menghadiri debat umum tahunan Majelis Umum PBB. Ia mengatakan, pemerintah Jepang akan lebih melonggarkan kontrol perbatasannya demi membuat prosedur masuknya semulus prosedur dari negara-negara G7 lainnya.
Jepang ingin kembali menghidupkan roda ekonominya dengan menghilangkan batas masuk harian. Jepang terpukul keras oleh absennya wisatawan dari luar negeri karena aturan ketat perbatasan untuk mengendalikan infeksi COVID-19 di negaranya.
Advertisement