Liputan6.com, Jakarta - Lima pengunjung Grand Canyon terjebak di kedalaman 60 meter di bawah tanah selama 26 jam. Mereka terjebak di dalam lift yang tiba-tiba ngadat pada Minggu pagi, 23 Oktober 2022.
Beruntung, tidak ada dari mereka yang mengalami klaustrafobia saat terjenak di lift tersebut. Juru bicara Kantor Sherif Coconino, Jon Paxton mengatakan petugas berwenang kemudian mendatangkan teknisi spesialis untuk memperbaiki benda itu.
"Kemarin ada lima orang yang keluar dari gua ketika lift berhenti bekerja," jelas Paxton kepada CNN, dikutip dari Euro News, Kamis (27/10/2022).
Advertisement
"Kami awalnya meyakini itu adalah masalah listrik sehingga generator dibawa masuk. Ini bukan masalah listrik. Ini masalah mekanis."
Â
Paxton mengatakan staf di Cavern bekerja untuk membuat kunjungan para tamu itu senyaman mungkin. Satu-satunya jalan keluar dari bawah tanah ngarai itu adalah lewat jalur tangga darurat 21 lantai.
Namun, salah satu turis memiliki kondisi medis yang mencegah mereka mengambil opsi tersebut. Tim SAR akhirnya menggunakan alat khusus untuk mengangkat pengunjung keluar dari ngarai.
Cavern merupakan hotel dan restoran yang berada di bawah tanah Grand Canyon. Atraksi itu dibuat dengan memanfaatkan bekas tempat perlindungan bom yang dibangun di masa pemerintahan John F. Kennedy karena mengkhawatirkan perang nuklir pecah selama Krisis Rudal Kuba.
Bunker itu sebelumnya adalah gua kering yang besar. Sekarang, pengunjung dapat bermalam di bekas bunker dengan membayar 1.000 dolar AS per malam untuk dua orang.
Pemiliknya mengklaim akomodasi itu sebagai 'kamar hotel terdalam, tergelap, dan paling tenang di dunia'. Padahal, gelar kamar hotel terdalam di dunia saat ini dimiliki tambang perak Sala Swedia, yang memungkinkan para tamu tidur di kedalaman lebih dari 150 meter di bawah tanah.
Insiden Mematikan
Sebelumnya pada Jumat, 3 Juli 2020, seorang perempuan asal Arizona meninggal dunia setelah terjatuh saat mengambil potret di Grand Canyon, Amerika Serikat. Dilansir dari Daily Mail, korban itu bernama Maria A Salgado Lopez, berusia 59 tahun.
Perempuan itu terjatuh di dekat pusat pusat pengunjung di South Rim. Insiden itu berawal saat Salgado Lopez sedang hiking dan mengambil potret bersama anggota keluarga. Secara tak sengaja, ia turun dari pinggiran yang sempit dan tersandung hingga jatuh.
"Investigasi atas insiden tersebut sedang dilakukan oleh Layanan Taman Nasional dan Kantor Penguji Medis Coconino," kata pejabat taman itu seperti dilansir dari People.
Selain sedang diinvestigasi, pejabat taman Grand Canyon juga mengingatkan para pengunjung tentang keselamatan. Mereka diminta untuk berwisata yang aman dan tetap berada di jalur yang sudah ditentukan. Mereka juga diminta untuk menjaga jarak aman dan tetap berada di belakang pagar untuk menikmati pemandangan.
Meninggalnya perempuan asal Arizona, Amerika Serikat, di Grand Canyon bukan kali pertama terjadi. Pada 26 Juni 2020, Catherine Houe yang berusia 49 tahun juga meninggal dunia di sana. Perempuan asal Daly City, dekat San Francisco, itu meninggal setelah menderita gejala yang berhubungan dengan panas.Â
Grand Canyon menelan korban 17 korban jiwa pada 2018. Sementara itu, empat orang tewas di kawasan taman itu pada 2019, seperti dilansir dari Daily Mail.
Advertisement
Inspirasi Lukisan
Panorama alam yang memukau dari Grand Canyon juga membangkitkan inspirasi. Salah satunya pada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada awal Juni 2022, SBY memamerkan hasil goresan kuas lukisnya dalam menggambarkan lanskap Grand Canyon yang berlokasi di Arizona, Amerika Serikat (AS). Sebagai salah satu destinasi populer, tidak sedikit orang yang sudah familiar dengan pemandangan ikonis formasi bebatuannya yang unik.
Di lukisan SBY, panorama itu digambarkan lengkap dengan aliran sungai berliku tepat di bagian tengahnya. Ia menulis di salah satu unggahan akun Instagram mendiang istrinya, Ani Yudhoyono, baru-baru ini, "Lukisan kanvas besar yang saya unggah ini adalah pemandangan indah di Grand Canyon, Arizona, Amerika Serikat."
"Sebagai pelukis pemula, melukis di atas kanvas ekstra besar berukuran 1,4 meter x 2,5 meter, menggunakan cat acrylic, merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Alhamdulillah, setelah saya tekuni beberapa hari ini, lukisan ini akhirnya selesai juga. Semoga teman-teman berkenan untuk melihatnya. Salam. *SBY*," tutupnya.
Bikin Kagum
Karya lukisnya yang seolah nyata mengundang pujian dari warganet. Tak sedikit yang takjub dengan hasil karya seni itu. Salah satunya berkomentar, "Keren banget Pak! Seneng lihatnya, apalagi bapak sumringah banget."
"Lukisannya bagus sekali pak SBY. Sehat selalu ya pak," imbuh yang lain, sementara ada juga yang menulis, "Masya Allah pak. Kalo pemula aja se-amazing ini hasilnya, gimana kalo nanti udah pro pak."
Ini bukan kali pertama hasil karya lukisan SBY menarik perhatian. Sebelum ini, ia lebih dulu berkisah tentang kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur, melalui tiga lukisan karyanya.
Lukisan-lukisan ini juga diunggahnya melalui akun Instagram mendiang istrinya. Lukisan pertama menampilkan bangunan kayu yang dikelilingi hamparan hijau rerumputan dan pepohonan. Di sisi bangunan tersebut juga dilukiskan bebatuan dan tanah kecokelatan. Terlihat pula langit biru dengan awan-awan putih di sekitarnya.
SBY menyebut bahwa pemandangan alam yang kerap ia lukis umumnya bernuansa pedesaan. Lukisan tentang kampung halamannya itu kemudian dimaknai sebagai cerminan dari pengalaman hidup di masa remajanya.
Advertisement