Liputan6.com, Jakarta - Kapten tim nasional atau timnas Inggris, Harry Kane tertangkap kamera menggunakan jam tangan Rolex edisi 'Rainbow Daytona' atau Daytona Pelangi menjelang pertandingan Inggris melawan Iran di Piala Dunia 2022. Jam Rolex Pelangi milik Kane rupanya produk sembarangan.
Melansir The Sun, Jumat, 25 November 2022, arloji mewah itu dikatakan bernilai sekitar 520 ribu pound sterling atau setara Rp9,8 miliar. Hal ini dikemukakan oleh akun Instagram Insane Luxury Life yang membagikan jepretan arloji Harry Kane.
Advertisement
Baca Juga
Jam tangan tersebut diketahui juga pernah dikenakan rapper Inggris Stormzy, di ajang Brit Awards 2020. "Kapten Inggris @harrykane mengenakan Rolex Daytona 'Pelangi' 116595RBOW yang langka, salah satu barang yang paling dicari di pasar dan diburu para kolektor," tulis akun Insane Luxury Life.
Rolex Daytona Pelangi itu dihiasi dengan 36 safir pelangi pada bagian bezel, 56 berlian, dan 11 safir berwarna pelangi sebagai penanda waktu. "Pelangi Daytona pertama kali dirilis pada tahun 2012 berlapis emas putih 18k dan emas kuning 18k, pada saat peluncuran model ini tidak terlalu disukai," jelas akun tersebut.
Dalam pertandingan melawan Iran, Harry Kane bertekad untuk mengenakan ban kapten pelangi atau OneLove sebagai bentuk solidaritas untuk komunitas LGBTQ+. Namun, menyusul ancaman sanksi olahraga dari FIFA, sejumlah negara Eropa, di antaranya Inggris dan Jerman, memutuskan untuk tidak mengenakan ban kapten "pelangi".
Kabarnya, FA Inggris menerima instruksi untuk tidak mengenakan ban kapten tersebut hanya satu jam sebelum laga melawan Iran yang dimenangkan Inggris dengan skor telak 6-2 pada Senin malam, 21 November 2022 waktu Qatar.
Tak Peduli Kena Kartu Kuning
Kane kabarnya memakai jam tangan itu menjelang pertandingan pada hari Senin lalu, yang dapat diartikan sebagai protes simbolis pada aturan pelarangan memakai ban kapten pelangi, lapor Daily Mail. Sebelumnya, Kane bersikeras memakai ban kapten 'One Love' di laga pertama Inggris di Piala Dunia 2022.
Pemain dan kapten klub Tottenham Hotspur itu bahkan tak peduli bila dia harus menerima kartu kuning. Apalagi, Kane sudah memakai ban kapten pelangi ini pada dua laga terakhir dari tim berjulukan The Three Lions itu.
Menurut dia 'One Love' merupakan bentuk dari penolakan terhadap perlakuan diskriminasi dalam bentuk apa pun. Hanya saja armband pelangi juga identik sebagai bentuk dukungan terhadap gay dan lesbian atau LGBT yang dilarang keras di Qatar.
Melansir kanal Bola Liputan6.com, sikap keras pemain berusia 29 tahun itu sempat membuat Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) ketar-ketir. Pasalnya, dia sudah mengantongi kartu kuning saat datang ke Qatar.
Advertisement
Kane Mengalah
Â
Bila mendapat kartu kuning lagi, Kane bakal absen di laga berikutnya. Kalau itu terjadi, tentu akan menjadi pukulan bagi Inggris karena kehilangan striker andalan saat menghadapi Amerika Serikat di laga berikutnya di babak penyisihan grup.
Beruntung pada saat-saat terakhir menjelang pertandingan, Kane akhirnya mengalah dan memakai ban kapten yang sudah ditetapkan FIFA. Demi menunjukkan solidaritas dengan mereka yang mengalami diskriminasi, FIFA memasang tulisan 'NoDiscrimination' pada armband atau ban kapten.
Dalam pertandingan pertamanya, Inggris menunjukkan performa terbaik dengan menghajar Iran. Kemenangan besar yang mengantarkan juara dunia 1966 ini memuncaki Grup B dengan poin tiga.
Hanya saja, Kane masih merasa kecewa karena tak bisa memakai ban kapten 'One Love' di laga itu. "Keputusan tidak memakai itu di luar kehendak saya. Tentu, saya kecewa. Saya memasuki stadion dengan armaband itu. Saya diperintahkan untuk memakainya," ucap Kane seperti dikutip The Sun.
"Lihat, semua sudah di luar kendali kami sebagai pemain. Saya yakin FA dan FIFA masih akan membahas hal ini. Tetapi kami sepenuhnya fokus pada pertandingan, dan saya senang karena kami meraih hasil memuaskan," tambahnya.
Fokus pada Pertandingan
Kane mengelak dan membantah bila dirinya marah dengan sikap FIFA yang bisa dianggap sebagai sebuah pemaksaan. Penyerang bernomor punggung 9 ini mengaku dirinya tak ingin sikap kerasnya malah menjadi berita besar bagi media.
"Saya tak ingin mengatakan apa pun yang bisa saja menjadi headline di media. Saya hanya katakan saya kecewa karena tak bisa memakai ban kapten sesuai keinginan saya. Itu saja," katanya.
"Kami hanya fokus pada pertandingan, dan kami telah menunjukkan sebagai tim yang bagus. Kami melakukan start yang bagus di Piala Dunia. Pemain pantas mendapat apresiasi. Terus terang tak mudah memenangkan pertandingan pertama dan mencetak enam gol. Tetapi kami bisa melakukannya," tuturnya.
Qatar memang telah melarang aktivitas-aktivitas promosi OneLove sebelum Piala Dunia 2022 digelar. Lalu, negara Timur Tengah itu sudah menerapkan sistem syariat Islam dari dulu sehingga mengharamkan LGBT. Namun anehnya lagi, bagi penggiat LGBT peraturan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Advertisement