Studi: Duduk Terlalu Lama Berisiko Terkena Penyakit Kronis

Perlu ada panduan soal bagaimana mengurangi risiko duduk terlalu lama di kantor.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 14 Jan 2023, 04:02 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2023, 04:02 WIB
Kursi Kerja.
Ilustrasi perempuan sedang duduk di kursi kerja. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi yang dipublikasikan Keith Diaz dari Universitas Kesehatan Columbia sebelumnya menyimpulkan bahwa duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu. Namun hingga saat ini, belum ada pedoman yang jelas mengenai berapa lama Anda boleh duduk dan seberapa sering Anda harus bergerak. 

"Kami telah mengetahui mungkin sekitar satu dekade sekarang bahwa duduk meningkatkan risiko anda untuk sebagian besar penyakit kronis dan meningkatkan risiko kematian dini," kata Diaz.

 

Melansir CNN, Jumat, 13 Januari 2023, dia juga mengatakan orang yang lebih sering duduk harus lebih banyak makan buah dan sayur, serta berolahraga. "Kita perlu memberi (orang) panduan khusus tentang cara memerangi bahaya duduk (terlalu lama)," lanjutnya.

Salah satu olahraga yang mudah untuk dilakukan dan dipastikan bagus untuk kesehatan adalah berjalan. Menurut Diaz, berjalan sejauh 1,9 mil per jam mampu mencegah terlalu lama duduk.

Studi lainnya dari American College of Sports Medicine menunjukkan bahwa duduk terlalu lama akan berdampak luar biasa. Studi tersebut menunjukkkan lima menit berjalan ringan setiap setengah jam akan mengatasi risiko penyakit.

Para ilmuwan belum tahu persis mengapa duduk begitu buruk, tetapi teori kerjanya adalah otot penting dalam mengatur hal-hal seperti gula darah dan kadar kolesterol. Namun saat duduk terlalu lama, otot Anda tidak memiliki kesempatan untuk berkontraksi dan bekerja secara optimal, kata Diaz.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dukungan Kantor

Ilustrasi membaca buku, cerpen
Ilustrasi membaca buku, cerpen. (Foto oleh Streetwindy: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-duduk-di-kursi-di-samping-meja-membaca-buku-2912515/)

Untuk membuat studi lebih akurat, penelitian dilakukan dengan melibatkan peserta eksperimen. Semua peserta dalam penelitian ini umumnya adalah orang dewasa yang sehat, artinya mereka yang memiliki kondisi kronis sehingga dapat melihat manfaat yang lebih besar.

Namun, pedoman yang lebih jelas mengenai bahaya duduk terlalu lama dan harus bergerak secara teratur harus didukung perusahaan. Panduan itu akan sia-sia jika budaya kantor tidak mendukungnya. "Ada begitu banyak dari kita yang menjalani gaya hidup tidak aktif atau duduk atau memiliki pekerjaan sambil duduk," kata Diaz.

Diaz melanjutkan, hingga saat ini ada beberapa norma sosial yang telah tertanam di kantor. Salah satunya jika Anda tidak berada di meja, orang lain akan mengira Anda sedang tidak bekerja.

Ia telah memberitahu para pejabat kantor mengenai pentingnya bergerak selama jam kerja. Menurutnya, ini bukan hanya kesehatan individu tetapi juga tentang keuntungan. "Duduk adalah bahaya pekerjaan dan karyawan yang sehat adalah karyawan yang lebih produktif," katanya.


Hasil Penelitian

Ilustrasi Data Analyst
Ilustrasi Data Analyst. Kredit: PhotoMIX-Company via Pixabay

Setelah bereksperimen, hasil penelitian membuktikan bahwa ada banyak manfaat kesehatan yang didapatkan ketika berhenti duduk. Diaz mengungkapkan mereka juga menemukan bahwa hal tersebut akan mengurangi kelelahan dan dapat meningkatkan suasana hati.

Ia juga mengungkapkan selain produktivitas kerja yang penting, kesehatan juga perlu diperhatikan. "Hanya duduk di meja Anda dan bekerja selama delapan jam sebenarnya mungkin tidak terlalu bagus jika Anda hanya mengkhawatirkan produktivitas kerja Anda," imbuhnya.

Belakangan ini juga sedang populer tentang standing desk yang bisa disesuaikan penggunaannya, bisa duduk atau berdiri. Namun menurut Diaz, ini bukanlah sebuah jawaban. "Saya tidak yakin ada bukti ilmiah yang kuat bahwa berdiri lebih baik daripada duduk," kata Diaz. 

Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan orang yang salah mengartikan bahwa meja tersebut lebih baik digunakan dibanding langsung mempraktekkan jalan yang dibutuhkan meski hanya sebentar. "Dan mungkin sebenarnya meja ini tidak jauh lebih baik," tambahnya.


Jenis Olahraga Ringan

Ilustrasi bekerja di kantor
Ilustrasi bekerja di kantor. (Photo by Arlington Research on Unsplash)

Bergerak tidak berarti harus meninggalkan meja kerja Anda. Dana Santas, kontributor kebugaran CNN menyebutkan ada beberapa cara lain untuk menggerakkan otot secara teratur di tempat kerja.

"Anda dapat melakukan gerakan box squat," katanya. Caranya adalah dengan melakukan bangkit dan duduk kembali secara perlahan berulang kali.

Jika memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak ruang, Santas merekomendasikan untuk break dance. "Karena sebagian besar lagu dansa berdurasi minimal tiga menit, cara ini bisa anda lakukan untuk menghindari dampak negatif dari terlalu banyak dudu," tuturnya.

Orang yang memiliki mobilitas terbatas tetap dianjurkan bergerak, seperti menggunakan kursi roda dapat melakukan beberapa gerakan. Pertama mengulurkan tangan dan menggerakkannya ke segala arah. Sisanya dapat membungkuk ke samping dan memutar dari kursi.

Ketika tidak dapat menggerakan tubuh bagian bawah atau bangun dari tempat dudul, Anda dapat menarik napas dalam-dalam dengan menggunakan diafragma dan menggerakan tulang rusuk. Santas menyebutkan hal ini dapat bermanfaat untuk postur tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya