Aktivis Lingkungan Tuang Cairan Hitam Ke Air Mancur Barcaccia Italia, Protes Pemakaian Bahan Bakar Fosil

Kelompok aktivitis lingkungan ini membawa kantong berisi cairan karbon berbasis sayuran untuk mewarnai Air Mancur Barcaccia di Italia jadi hitam.

oleh Dyra Daniera diperbarui 03 Apr 2023, 18:02 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 18:01 WIB
Air Mancur Barcaccia
Air Mancur Barcaccia di Spanish Steps, Roma, Italia berwarna hitam setelah protes aktivis lingkungan. (Dok. Twitter/@UltimaGenerazi1)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok aktivis lingkungan bernama Ultima Generazione atau Generasi Terakhir menuangkan cairan hitam berbahan dasar arang ke air mancur Barcaccia yang terletak di bawah Spanish Steps, Roma tengah, Italia. 

Kelompok tersebut mengunggah video aksi mereka di Twitter @UltimaGenerazi1. Klip yang dimaksud menunjukkan tiga pria dan seorang wanita di dalam air mancur tengah membuka kantong berisi cairan karbon hitam berbasis sayuran untuk mewarnai air menjadi hitam.

"Tidak masuk akal bahwa Anda tersinggung dengan sikap seperti ini, sementara kita hidup dengan darurat kekeringan yang telah menempatkan pertanian, produksi energi... dan keberlangsungan hidup kita sendiri dalam krisis," kata kelompok itu dalam cuitan tersebut.

Mengutip CNN, Senin (3/4/2023), kelompok itu dihentikan pejabat Carabinieri dan polisi ibu kota Roma pada Sabtu, 1 April 2023, kata seorang juru bicara polisi. Polisi di Italia menangkap tiga aktivis iklim yang mengubah warna air mancur bersejarah bergaya Baroque di kaki Spanish Steps Roma jadi hitam. 

Mereka ditahan dengan tuduhan merusak monumen publik dan memasuki air mancur. Air yang menggenang di Bacaccia Fountains tetap hitam dengan noda yang terlihat di air mancur marmer hingga Sabtu sore. 

Kelompok aktivis iklim Ultima Generazione mengaku bertanggung jawab, dengan mengatakan bahwa itu adalah protes terhadap penggunaan bahan bakar fosil

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ditentang Keras Wali Kota Roma

Air Mancur Barcaccia
Protes aktivis lingkungan di Air Mancur Barcaccia. (Dok. Twitter/@UltimaGenerazi1)

Wali Kota Roma Roberto Gualtieri mengunjungi air mancur legendaris Bacaccia, yang dirancang Pietro Bernini pada 1629 dan menjadi tujuan wisata internasional, dan mengunggah foto dirinya menatap air mancur yang berubah hitam itu.

“Roma berada di garis depan dalam perang melawan perubahan iklim dan perlindungan warisan seni,” katanya dalam unggahan Instagram-nya @robertogualtieri pada Minggu, 2 April 2023. 

"Melempar cairan hitam ke dalam Barcaccia, berisiko merusaknya, adalah sikap yang benar-benar salah yang tidak membantu lingkungan," tambahnya, sambil mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk memastikan tidak ada kerusakan permanen.

Ia menentang keras perilaku kelompok Ultima Generazione. Menurutnya, mengotori air mancur Barcaccia tidak ada hubungannya dengan melawan krisis iklim dan menjaga lingkungan. 

"Pertempuran kita bersama dan yang kita khawatirkan juga, menjadi salah ketika kita mengacaukan monumen kita, yang rapuh dan sekaligus berharga. Itu harus dihargai, dilindungi, dicintai. Bahwa mereka milik semua orang, bahkan mereka yang mencoba merusaknya hari ini," ungkapnya dalam unggahan lain. 


Air Mancur Dikuras

Air Mancur Barcaccia
Air Mancur Barcaccia dikuras untuk menghilangkan cat hitam. (Dok. Instagram/@robertogualtieri/https://www.instagram.com/p/CqfkEsesrTL/?hl=en/Dyra Daniera)

Sesaat setelah protes dilakukan, polisi setempat bertindak cepat untuk mencegah tumpahan lebih banyak sehingga dampak kerusakan dapat diminimalisir. Polisi dan pemerintah setempat langsung turun tangan untuk menghindari kerusakan permanen pada mahakarya yang dikagumi seluruh dunia ini. 

Langkah cepat diambil untuk mengosongkan air mancur dan membersihkannya guna mencegah travertine, yang berpori, menyerap warna, dan tetap ternoda. Sang wali kota mengunggah foto air mancur di Spanish Steps itu pada Minggu, 2 April 2023 yang sudah dijernihkan dan dibuka kembali. 

"Air disedot untuk mencegah kebocoran pada pipa dan kemudian pembersih air bertekanan rendah menghilangkan noda di bagian bawah dan tepiannya," ujar Roberto Gualtieri pada postingan tersebut. 

"Kini air mancur yang megah ini dapat kembali mengisi Piazza di Spagna dengan keindahannya. Melindungi lingkungan dan melawan perubahan iklim adalah perjuangan yang kita lakukan bersama tetapi tidak dengan cara yang salah dan berbahaya seperti yang dilakukan saat ini," tambahnya. 

Ia mengingatkan bahwa Roma adalah kota yang sangat berkomitmen terhadap lingkungan. Roma ingin mencapai tujuan netralitas iklim dan meningkatkan kesadaran semua orang tentang risiko perubahan iklim dengan cara yang tepat. 


Bukan Protes Kontroversial Pertama

Air Mancur Barcaccia
Walikota Roma, Roberto Gualtieri mengecek air mancur Barcaccia yang berwarna hitam akibat protes aktivis lingkungan. (Dok. Instagram/@robertogualtieri/https://www.instagram.com/p/CqfkEsesrTL/?hl=en/Dyra Daniera)

Protes kontroversial ini bukan pertama kalinya dilakukan kelompok tersebut. Tahun lalu, Ultima Generazione pernah menempelkan tangan mereka dengan lem ke kaca yang melapisi mahakarya "Primavera" Sandro Botticelli di galeri Uffizi di Florence.

Di bagian lantai, mereka menggelar spanduk bertuliskan  "Generasi Terakhir Tanpa Gas Tanpa Batubara".

Mereka juga pernah mengelem tangan dengan patung di Museo del Novecento di Milan dan patung terkenal Laocoön and His Sons” di Museum Vatikan. 

Dikutip dari Hypebeast, kelompok aktivis lingkungan tersebut berargumen dalam sebuah pernyataan bahwa “Tidak akan ada museum terbuka, tidak ada seni, tidak ada keindahan di dunia yang terganggu oleh iklim dan keadaan darurat ekologi. Kekeringan, banjir, kebakaran, polusi, dan kelangkaan sumber daya akan mengambil alih jika pilihan radikal tidak dibuat dalam hal ini.”

Pada Januari 2023, mereka juga menghadapi dakwaan di Roma karena melemparkan cat oranye ke bagian depan gedung Senat Italia.

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya