Kutip Komentar Gus Dur, Alissa Wahid Beri Alasan NU Selalu Ikut Lebaran Idul Fitri Pemerintah

Alissa Wahid punya pandangan sendiri soal perbedaan waktu hari raya Idul Fitri. Ia memberi alasan kalau Nahdlatul Ulama (NU) lebih memilih merayakan lebaran bersama pemerintah.

oleh Henry diperbarui 20 Apr 2023, 04:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2023, 04:30 WIB
Alissa Wahid (Foto: Instagram/@alissa_wahid)
Alissa Wahid (Foto: Instagram/@alissa_wahid)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid memberikan komentar soal perbedaan penentuan Lebaran atau hari raya Idul Fitri. Perbedaan itu sudah terjadi sejak dulu, apalagi kini berkembangnya teknologi dan organisasi Islam di Indonesia.

Alissa Wahid pun punya pandangan sendiri soal perbedaan waktu hari raya Idul Fitri. Ia memberi alasan kalau Nadlatul Ulama (NU) lebih memilih merayakan lebaran bersama pemerintah.

"Saya ingat pernah berbeda pas saya kecil. Gus @na_dirs benar, bahwa NU memilih utk taat kepada Pemerintah sebagai waliyul amri walaupun pandangannya berbeda," tulisnya di akun Twitter miliknya pada Rabu, 19 April 2023. Ia pun mengungkapkan pendapat Gus Dur yang sebenarnya kerap berseberangan dengan pemerintahan Presiden Suharto.

"Jadi waktu itu, NU tetap ikut Lebaran. #GusDur komen "ya nanti yang menanggung dosa jadinya Pemerintah"," jelas Alissa. Ia pun juga menjawab sindirian dari warganet yang menyebut Menteri Agama dari NU terus.

"Bukan taat, NU mayoritas dan penentu.. Coba sekali kementerian agama 'kasih' ke Muhammadiyah, apakah NU akan 'Nurut' ke pemerintah," tulis akun @najib_yusuf.

"Menteri Agama beberapa kali dari Muhammadiyah. Pak Mukti Ali ya Muhammadiyah. Pak Fakih Usman. Yang paling dekat dg masa kini : pak Malik Fajar.. Santai, mas," timpal Alissa.

Masih tentang Lebaran, Alissa dalam cuitan lainnya menyinggung tentang perbedaan hari raya Idul Fitri di tahun ini dan kaitannya dengan pelaksaan sholat Ied.

Meski sebagai pengurus NU, ia menyayangkan sikap pemerintah daerah, salah satunya di Kota Sukabumi, yang menolak permintaan Persyarikatan Muhammadiyah untuk meminjam Lapangan Merdeka guna menggelar Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah pada Jumat, 21 April 2023.

 

 

Penetapan Hari Raya Idul Fitri

Kisah Kesederhanaan Gus Dur Saat Foto Kepresidenan, Rela Tunggu Jas Disetrika
Kisah Kesederhanaan Gus Dur Saat Foto Kepresidenan, Rela Tunggu Jas Disetrika (Liputan6.com)

Alasannya karena lapangan tersebut akan digunakan oleh pemerintah daerah menggelar Shalat Idul Fitri dengan jadwal sesuai ketetapan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Agama yang baru akan mengumumkan penentuan 1 Syawal pada hari ini, Kamis (20/4/2023).

"Waduh. Harusnya hal seperti ini tidak terjadi. Adalah hak warga Muhammadiyah, NU, Persis, Aboge dll untuk beribadah pada waktu yang mereka yakini," kata Alissa lewat cuitannya pada Senin, 17 April 2023.

Putri sulung KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini juga mengingatkan agar pemerintah tak perlu mengatur urusan agama warganya karena tidak masuk ke dalam otonomi daerah. "Semoga pak Menteri @kemendagri dapat segera mengingatkan para kepala daerah. Urusan agama tidak masuk otonomi daerah lho," tulisnya lagi.

Di twitter, Alissa mencuit dengan mengutip tweet dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti yang mengunggah tangkapan layar surat penolakan peminjaman lapangan oleh Pemerintah Kota Sukabumi.

Di dalam surat yang ditandatangani Wali Kota Sukabumi H Achmad Fahmi itu dijelaskan bahwa lapangan yang akan dipinjam Muhammadiyah akan dipakai oleh pemerintah daerah Kota Sukabumi..

Sholat Ied Bukan Kegiatan Politik

Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid
Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid. foto: Instagram @alissa_wahid

Lebih lanjut, Alissa menegaskan, fasilitas publik seperti lapangan adalah wilayah terbuka yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan pemakaian, bukan karena perbedaan paham agama dengan pemerintah.

"Melaksanakan ibadah Idul Fitri di lapangan adalah keyakinan, bukan kegiatan politik dan makar kepada pemerintah," pungkasnya.

Larangan serupa kabarnya juga terjadi di Pekalongan. Namun tak lama setelah itu, beredar kabar kalau dua daerah tersebut sudah mengizinkan pelaksanaan Sholat Ied di lapangan.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada Bapak Walikota Pekalongan dan Walikota Sukabumi yang mengijinkan lapangan Mataram dan Merdeka sebagai tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri bagi umat Islam pada 1 Syawal 1444 H bertepatan 21 April 2023,” cuit akun @Abe_Mukti.

Sementara itu, Polri dan TNI memastikan akan memberikan pengamanan dalam pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1444H. Masyarakat Muslim tahun ini diharap mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam melaksanakan Sholat Idul Fitri.

"Kita dari Polri, dan Panglima TNI juga sama, tugas kita adalah mengamankan," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 19 April 2023, mengutip kanal News Liputan6.com.

Antisipasi Perbedaan Waktu Sholat Ied

Sholat Idul Fitri di Masjid Raya Al Arif
Umat Muslim melaksanakan sholat Idul Fitri 1442 H di masjid Raya Al Arif, Jalan Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (13/5/2021). Seluruh umat muslim serentak melaksanakan salat Ied di sejumlah masjid dan jalan terbuka dengan menerapkan protokol kesehatan. (merdeka.com/Imam Buhori)

"Kita dari Polri, dan Panglima TNI juga sama, tugas kita adalah mengamankan," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 19 April 2023, mengutip kanal News Liputan6.com.

Jenderal Sigit memastikan akan memberikan pengamanan bagi umat Islam baik yang melaksanakan Sholat Idul Fitri 1444 H di pada Jumat, 21 April 2023 maupun Sabtu, 22 April 2023.

"Pada saat nanti ada kegiatan Sholat Idul Fitri ada tanggal 21 April, ada 22 April. Tugas kita mengamankan dua-duanya. Supaya semuanya bisa berjalan dengan baik," kata Sigit.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md juga mengimbau agar pemerintah daerah membuka fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola pemda dibuka dan diizinkan untuk tempat Sholat Idul Fitri jika ada masyarakat atau ormas yang ingin menggunakannya.

"Pemda diminta untuk mengakomodasi. Kita harus membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya," kata Mahfud dalam akun twitternya, Selasa, 18 April 2023. Menurut Mahfud, perbedaan hari raya sama-sama berdasarkan Hadist Nabi, yaitu 'Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal'.

"Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah, melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan dengan hisab," cuitnya.

 

Infografis Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H/2021. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H/2021. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya