Cara Mengolah Jamu di Rumah untuk Memperkuat Daya Tahan Tubuh

Sebaiknya perhatikan cara pengolahan jamu yang tepat agar manfaat kesehatannya bisa Anda dapatkan

oleh Henry diperbarui 05 Jun 2023, 05:02 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 05:02 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bahan pembuat jamu. (dok. unsplash/Merve Sehirli Nasir)

Liputan6.com, Jakarta - Jamu-jamuan termasuk tumbuhan obat khas Indonesia bisa menjadi pilihan membantu memelihara daya tahan tubuh, yang salah satunya berperan melindungi dari berbagai penyakit. Jamu bahkan semakin diminati saat pandemi COVID-19 masih melanda.

Namun, sebaiknya perhatikan cara pengolahan yang tepat agar manfaat kesehatannya bisa Anda dapatkan. Berikut ada sejumlah tips dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia atau BPOM RI yang dilansir dari laman resmi BPOM, Minggu, 4 Juni 2023.

Pertama-tama, cuci bahan segar jamu menggunakan air mengalir lalu keringkan. Simpan dalam tempat bersih dan kering.

Kemudian, selama pengolahan perhatikan kebersihan alat dan bahan. Pastikan tempat dan peralatan yang digunakan juga dalam keadaan bersih. Sebaiknya gunakan peralatan dari stainless steel.

Jagalah kebersihan pembuat jamu. Gunakan pakaian bersih, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama minimal 20 detik sebelum pengolahan, pakai masker dan sarung tangan.

Lalu, perhatikan cara pembuatan. Gunakan air bersih dan rebus air sampai mendidih.

Cara penyajian secara umum:

1. Bahan segar dan bahan kering direbus dalam air mendidih suhu 100 derajat Celcius selama 15- 30 menit.

2. Bentuk serbuk kering dapat diseduh dalam satu gelas air mendidih selama lima menit.

3. Rebusan atau seduhan khususnya herba Sambiloto dikonsumsi sebelum makan. Sedangkan jahe dikonsumsi setelah makan.

Tips khusus:

1. Herba Sambiloto: Bahan kering sekitar 3 gram, dua kali sehari. Sementara serbuk kering 1,5-3 gram dikonsumsi tiga kali sehari.

 

2. Herba Meniran: Bahan segar 45-90 gram per hari dalam 2-3 dosis.

Ilustrasi pembuatan jamu
Ilustrasi pembuatan jamu (dok.unsplash)

3. Temulawak: Serbuk kering 3-9 gram per hari dalam 3 dosis terbagi.

4. Kunyit: Bahan segar 3-9 gram sehari, sementara untuk serbuk kering 1,5-3 gram per hari.

5. Jahe: Serbuk kering 1-4 gram per hari. 6. Jamu biji: Dapat langsung dimakan, satu buah jambu biji berukuran sedang (55 gram

Setelah pengolahan, simpan pada wadah yang sesuai. Jangan pakai botol bekas air mineral sekali makan. Simpan jamu pada suhu sejuk dan jangan disimpan terlalu lama. Sebelum dikonsumsi, pastikan tidak ada perubahan warna, bau dan rasa pada jamu yang telah disimpan.

Hal penting dan harus diperhatikan ketika konsumsi jamu

1. Reaksi alergi individu

2. Takaran dan kombinasi tidak berlebihan

3. Kelompok yang berisiko yaitu bayi, anak-anak, wanita hamil, orang berusia lanjut serta kondisi penyakit tertentu terutama jika membutuhkan konsultasi dokter

4. Hati-hati penggunaan jangka panjang

5. Konsultasi dengan dokter untuk penggunaan jamu bersamaan dengan obat.

Saat ini, sangat banyak resep jamu atau minuman herbal yang bisa kita temui di dunia maya. Tingginya minat ini semakin mengemuka terutama pada masa pandemi COVID-19 lalu. Sayangnya, konsumsi dan pembuatan dari jamu serta minuman herbal ini sebenarnya tak boleh sembarangan.

Risiko Jamu Dapat Tercemar

Masak Air Hingga Mendidih Belum Tentu Aman Dikonsumsi
Ilustrasi. Foto: hebrewpod101

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si memberikan kiat memilih bahan hingga alat untuk membuat ramuan herbal yang benar dan baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dilansir dari Antara, dalam sebuah webinar kesehatan beberapa waktu lalu, Inggrid mengatakan bahwa dalam membuat jamu, orang-orang harus memastikan bahan yang digunakan segar dan tidak tercemar misalnya bakteri, jamur, rumput dan hama penyakit.

Menurut Inggrid, walau terbuat dari bahan segar, tetap ada risiko jamu dapat tercemar. Untuk itu, upaya pertama untuk membuat jamu segar yang baik, dimulai dari memilih bahan baku yang bagus seperti rimpang, kulit batang, daun, bunga, biji dan buah. Bahan-bahannya bisa didapatkan dari pasar maupun menanam sendiri.

Untuk daun, pilih yang segar, tidak layu. Sementara untuk bunga atau biji, buah-buahan carilah yang tidak kisut dan kulitnya tidak mengkilat. Bahan-bahan yang sudah dipilih kemudian disortir kembali lalu dicuci dengan air mengalir dan tiriskan.

Peralatan Membuat Jamu

Ilustrasi Jamu
Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Sumber air bisa dari sumur, PAM, atau air isi ulang asalkan tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Untuk herbal-herbal yang tidak direbus atau mentah, pastikan air yang digunakan dalam kondisi matang.

Untuk alat-alat, Inggrid merekomendasikan peralatan yang telah terstandardisasi layak digunakan (food grade) atau aman untuk kesehatan. Panci yang digunakan untuk merebus, misalnya terbuat dari stainless steel, panci kaca, gerabah atau tanah liat. Penggunaan panci berbahan aluminium sangat tidak dianjurkan karena bisa berinteraksi dengan zat aktif di dalam herbal.

Lalu, wadah untuk menyimpan jamu sebaiknya dalam botol kaca atau botol plastik yang food grade. Botol kemasan air mineral tidak boleh dipakai karena dikhawatirkan ada risiko zat-zat karsinogenik keluar dari plastik dan bercampur dengan jamu. Selain itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan saat menyiapkan ramuan jamu.

Ramuan herbal yang biasanya dibuat pada level rumah tangga merupakan jamu segar yakni baru dibuat. Selain itu, segar dari sisi bahan ramuan tumbuhan obat, segera dikonsumsi dan dibuat untuk satu hari konsumsi. Jamu gendong termasuk dalam jenis ini. Tapi intinya, jamu segar dapat tahan selama tiga hari, asalkan disimpan dalam lemari es.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya