6 Fakta Menarik Papua Nugini, Negara Dekat Indonesia yang Mendiami Pulau Terbesar Kedua di Dunia

Papua Nugini merupakan negara kepulauan di barat daya Samudra Pasifik. Wilayahnya mencakup bagian timur New Guinea, pulau terbesar kedua di dunia dengan bagian barat terdiri dari provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 10 Jul 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2023, 08:30 WIB
Penjelajah Benedict Allen (kanan) saat di Papua Nugini. (Sumber: Twitter/Frank Gardner)
Penjelajah Benedict Allen (kanan) saat di Papua Nugini. (Sumber: Twitter/Frank Gardner)

Liputan6.com, Jakarta - Papua Nugini merupakan negara kepulauan di barat daya Samudra Pasifik. Wilayahnya mencakup bagian timur New Guinea, pulau terbesar kedua di dunia dengan bagian barat terdiri dari provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia.

Mengutip dari Britannica, Jumat, 7 Juli 2023, ibu kota Papua Nugini adalah Port Moresby, terletak di tenggara New Guinea di Laut Coral. Pulau-pulau yang merupakan Papua Nugini dihuni selama 40 ribu tahun oleh campuran orang-orang yang umumnya disebut sebagai Melanesia.

Sejak negara itu mencapai kemerdekaan pada 1975, salah satu tantangan utamanya adalah sulitnya mengatur ratusan masyarakat lokal yang beragam dan pernah terisolasi. Papua Nugini juga termasuk negara yang jarang dikunjungi secara budaya maupun geografis.

Masih banyak hal mengenai Papua Nugini selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Papua Nugini yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat, 7 Juli 2023. 

1. Asal Penduduk Asli Papua Nugini 

Keberadaan manusia yang menetap di Papua Nugini diduga dimulai sejak 50 ribu tahun yang lalu. Penduduk kuno ini mungkin berasal dari Asia Tenggara, sementara mereka yang berasal dari Afrika telah hadir sejak 50 ribu hingga 70 ribu tahun yang lalu.

Pulau Papua adalah salah satu daratan yang mula-mula dihuni oleh manusia modern, setelah daratan Afrika dan Eurasia, dengan migrasi pertama pada waktu kurang lebih sama dengan yang di Australia. Orang Barat dari Eropa maupun Amerika hanya sedikit mengetahui pulau ini sampai abad ke-19, meskipun para saudagar dari Asia Tenggara telah mengunjungi Pulau Papua sejak 5 ribu tahun lalu untuk mengoleksi bulu dan rambut Cendrawasih. 

 

 

2. Etnis Papua Nugini

Bilum Papua Nugini
Bentuk bilum sepintas mirip dengan bentuk tas noken Papua. Bilum merupakan tas rajutan tradisional yang dikenakan kebanyakan perempuan di Papua Nugini. Bilum memiliki ciri khas berbagai warna dan corak sesuai dengan daerah asal bilum dibuat. (ADEK BERRY/AFP

Komposisi sosial Papua Nugini sangat kompleks, meskipun kebanyakan orang diklasifikasikan sebagai Melanesia. Minoritas yang sangat kecil dari masyarakat Mikronesia dan Polinesia dapat ditemukan di beberapa pulau dan pulau terpencil, dan seperti di Pasifik timur dan utara, orang-orang ini memiliki struktur politik yang dipimpin oleh kepala suku, sebuah sistem yang jarang ditemukan di antara masyarakat Melanesia di Papua Nugini.

Porsi populasi non-Melanesia, termasuk ekspatriat dan imigran, kecil. Saat kemerdekaan pada tahun 1975, komunitas ekspatriat yang berjumlah sekitar 50 ribu orang yang sebagian besar adalah orang Australia, dengan kemungkinan 10 ribu orang asal Tionghoa yang nenek moyangnya telah tiba sebelum Perang Dunia I. Di awal abad ke-21 sebagian besar dari mereka telah pindah ke Australia.

3. Punya Sekitar 850 Bahasa Lokal

Bahasa Inggris adalah bahasa utama pemerintahan dan perdagangan. Namun Papua Nugini memiliki 850 bahasa lokal asli dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 9 juta jiwa.

Papua Nugini juga salah satu negara yang paling luas wilayah perkampungannya, dengan hanya 18 persen penduduknya menetap di pusat-pusat perkotaan. Migrasi utama penutur bahasa Austronesia datang ke daerah pantai sekitar 2.500 tahun yang lalu

 

4. Kemerdekaan Papua Nugini Pemberian Australia

ilustrasi bendera Papua Nugini (AFP Photo)
ilustrasi bendera Papua Nugini (AFP Photo)

Papua Nugini memperoleh kemerdekaannya tanpa peperangan dari Australia pada 16 September 1975. Meski demikian, Papua Nugini dan Australia tetap bertalian dekat, bahkan Australia masih menjadi penyumbang bantuan dipihak terbesar bagi Papua Nugini.

Sebuah pemberontakan separatis pada 1975-1976 di Pulau Bougainville mengakibatkan perubahan rancangan Konstitusi Papua Nugini hanya dalam 11 jam untuk memungkinkan Bougainville dan 18 distrik lain pra-kemerdekaan Papua Nugini mendapatkan status semifederal sebagai provinsi. Pemberontakan terulang dan merenggut 20 ribu jiwa dari tahun 1988 sampai hal itu diselesaikan pada tahun 1997. 

5. Papua Nugini Punya Burung Beracun

Papua Nugini memiliki 5 persen keanekaragaman hayati dunia, meskipun hanya mencakup 1 persen dari total luas daratan Bumi. Negara ini memiliki lebih dari 20 ribu spesies tumbuhan, 800 spesies karang, 600 spesies ikan, dan 750 spesies burung.

Karena negara ini kurang dieksplorasi dan dieksploitasi dibandingkan wilayah lain, masih banyak keragamannya yang dapat dijumpai. Salah satu satwa uniknya yaitu burung pitohui yang merupakan burung asli Papua Nugini.

Burung ini berukuran sedang dengan bulu hitam dan kastanye. Pitohui menghasilkan senyawa batrachotoxin di bulu, kulit, serta jaringan lainnya. Racunnya membantu melindungi burung dari predator dan parasit. Pemburu lokal selalu berusaha menghindari pembunuhan burung-burung ini. 

6. Kuliner Papua Nugini

Mumu diolah di dalam lubang tanah merupakan kuliner khas Papua Nugini
Mumu diolah di dalam lubang tanah merupakan kuliner khas Papua Nugini. (Dok: young pioner tours)

Mengutip laman TasteAtlas, Jumat 7 Juli 2023 mumu adalah salah satu masakan tradisional dari Papua Nugini. Mumu diolah di dalam lobang atau lubang di tanah yang diisi dengan batu panas.

Lubang tersebut dilapisi dengan daun pisang, dan daun tersebut kemudian diisi dengan lapisan bahan seperti sayuran hijau, umbi-umbian, daging, buah, dan santan dalam jumlah banyak. Seluruh ramuan itu dilapisi dengan satu lapis lagi daun pisang agar uapnya tidak keluar.

Membuat mumu adalah tugas yang melelahkan dan biasanya melibatkan seluruh keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda. Pangsit kecil berbentuk persegi panjang ini berasal dari daerah pesisir Papua Nugini.

Makanan ini dibuat dengan sagu tapi kadang diganti dengan singkong dan pisang tumbuk, dan kombinasi tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang dan direbus dalam santan. Jika daun pisang tidak tersedia, aluminium foil adalah pengganti yang layak. Pangsit biasanya dikonsumsi untuk makan siang atau makan malam.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya