Hasil Survei Buktikan Banyak Pengguna Aplikasi Kencan Ternyata Sudah Berpasangan

Dalam survei yang dilakukan terhadap hampir 1.400 pengguna Tinder, hampir dua pertiga dari mereka melaporkan bahwa mereka sudah menjalin hubungan dan beberapa di antaranya bahkan sudah menikah saat menggunakan aplikasi kencan tersebut.

oleh Farel Gerald diperbarui 21 Jul 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2023, 04:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi kencan. Mencari pasangan di aplikasi kencan perlu hati-hati. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam survei yang dilakukan terhadap hampir 1.400 pengguna Tinder, hampir dua pertiga responden melaporkan bahwa mereka sudah menjalin hubungan dan beberapa di antaranya bahkan sudah menikah saat menggunakan aplikasi tersebut. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa hampir separuh pengguna aplikasi kencan tersebut, yakni sekitar 700 orang, mengaku tidak benar-benar tertarik bertemu dengan mereka yang sudah match.

Hasil penelitian ini menyoroti potensi akar dari kesulitan yang dialami oleh mereka yang berharap menemukan pasangan melalui aplikasi kencan. Dilansir dari NBC News pada Jumat, 14 Juli 2023, dalam beberapa tahun terakhir, banyak "swipers" yang menggunakan aplikasi kencan semakin kecewa dengan hasilnya.

Peserta penelitian yang berusia antara 18 hingga 74 tahun, direkrut melalui iklan online. Mereka diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang motivasi mereka menggunakan Tinder, jumlah "match" dan kencan yang mereka jalani, serta aspek psikologis seperti kesepian dan harga diri.

Para peneliti kemudian menggali tingkat kepuasan peserta terhadap aplikasi tersebut berdasarkan laporan mereka sendiri, melalui pengisian kuesioner online. Menariknya, temuan studi ini menunjukkan bahwa banyak pengguna memilih untuk tetap aktif di aplikasi kencan meskipun mereka tidak berniat berkencan atau berhubungan romantis.

Alasan di balik hal ini sama seperti alasan penggunaan media sosial. Platform tersebut telah menjadi sumber hiburan dan sarana interaksi sosial yang mirip, sambil memberikan dorongan kepercayaan diri bagi pengguna melalui jumlah likes dan matches yang mereka terima.

Hanya Jadi Pengalihan Masalah

Ilustrasi
Ilustrasi kencan online. Pengguna kerap tidak puas dengan hanya satu aplikasi kencan.(dok. pixabay.com/Asnida Riani)

Menurut rekan penulis studi, Germano Vera Cruz, yang juga seorang ilmuwan data dan profesor psikologi di University of Picardie Jules Verne Prancis, hasil studi menunjukkan adanya dinamika dalam "permainan penipuan". Mereka yang benar-benar mencari hubungan romansa memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mendapat pasangan, karena jumlah pengguna dengan tujuan yang sama lebih sedikit.

Vera Cruz menyatakan, "Beberapa orang merasa tertipu oleh penggunaan aplikasi kencan, karena setiap kali ada platform baru, mereka berharap untuk benar-benar menemukan seseorang. Namun, mereka kemudian pindah dari satu platform ke platform lain, tetapi tidak pernah merasa puas di sana."

Namun, mereka yang menggunakan aplikasi kencan hanya sebagai bentuk hiburan atau pengalihan juga tidak mencapai apa yang mereka harapkan dari pengalaman tersebut. Peneliti menemukan bahwa pengguna Tinder yang melaporkan tingkat kepuasan terendah terhadap aplikasi tersebut adalah mereka yang menggunakan aplikasi tersebut untuk mengatasi emosi negatif dan masalah lainnya, seperti masalah avoidant attachment atau sifat impulsif.

Rekan penulis lainnya, Dr. Elias Aboujaoude, seorang profesor psikiatri klinis di Stanford Medicine, mengatakan bahwa temuan ini sesuai dengan pengalaman yang dia dengar dari pasien-pasien yang memutuskan untuk menghentikan penggunaan aplikasi kencan setelah mencobanya selama bertahun-tahun.

Dr. Elias Aboujaoude menyatakan bahwa ada perasaan di antara pengguna aplikasi kencan bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggunakannya sebagai hiburan atau sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih penting. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kewalahan, dan dalam beberapa kasus, bisa membuat mereka berpikir bahwa "rumput tetangga selalu lebih hijau", yaitu selalu ada pilihan yang lebih baik atau lebih menarik di luar sana yang mereka lewatkan.

Menyerang Kesehatan Mental

Ilustrasi Frustasi
Ilustrasi Frustasi. Pengguna aplikasi kencan tidak akan merasa puas dan akan terus mencari perhatian. (Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay)

Menurut survei Pew Research pada 2020, kencan online telah membuat lebih banyak orang di Amerika Serikat merasa frustrasi daripada bersemangat. Frustrasi ini juga sering diekspresikan secara online, dengan banyak unggahan di media sosial yang memperlihatkan pengguna yang mengeluhkan pengalaman mereka dengan aplikasi kencan.

Seorang pengguna dalam sebuah video TikTok mengatakan, "Ini hanya seperti kumpulan orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan, dan ada banyak drama dan niat aneh. Ini hampir seperti media sosial, sangat beracun, tetapi membuat Anda kecanduan karena Anda mencarinya untuk mendapatkan perhatian atau hal-hal lainnya."

Seorang pengguna Reddit menulis dalam unggan terbaru di subreddit r/OnlineDating, "Mungkin pengalaman akan berbeda di aplikasi yang berbeda. Saya bahkan tidak yakin apakah itu masih layak untuk dicoba atau apakah saya harus berhenti sejenak. Saya benar-benar lelah dengan proses ini yang tidak bergerak ke arah yang jelas dan hanya membuat saya merasa buruk tentang diri saya sendiri."

Walaupun demikian, penelitian tersebut menemukan sisi positifnya, yaitu orang yang menggunakan aplikasi kencan dengan tujuan yang jelas kemungkinan besar akan mencapai kepuasan, meskipun perjalanan menuju ke sana mungkin melibatkan melewati berbagai pertandingan yang tidak sejalan dengan tujuan tersebut.

"Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa banyak hubungan yang sukses saat ini dimulai secara online. Namun, penting untuk menggunakan aplikasi kencan dengan hati-hati, lebih selektif, dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang dirancang, yaitu untuk menemukan pasangan," ungkap Dr. Elias Aboujaoude.

Sementara itu, Tinder menilai publikasi tersebut misleading. Dalam tanggapan yang diterima Liputan6.com, Kamis, 20 Juli 2023, Tinder menyebut data yang dipublikasikan dalam penelitian tersebut sama sekali tidak akurat berdasarkan data internal dan pemahaman mengenai anggota mereka.

"Dalam survei tersebut, para responden pada dasarnya diberikan tiga pilihan untuk mendeskripsikan diri mereka, yaitu celibate (selibat), in a relationship (dalam suatu hubungan) atau 'widowed' (cerai mati) -- tanpa opsi single (lajang), sehingga menghasilkan gambaran yang keliru tentang siapa para member Tinder dan apa yang mereka cari," demikian pernyataan Tinder.

Saat ini, mayoritas anggota Tinder berusia 18-24 tahun. Terdapat fitur Tujuan Hubungan (Relationship Goals) dalam aplikasi Tinder memungkinkan member memilih satu dari enam tujuan berkencan di profil mereka, dengan 40 persen member menggunakan fitur yang menunjukkan bahwa mereka mencari hubungan jangka panjang ‘a long-term relationship’.

Tips Sukses Bermain Aplikasi Kencan

Ilustrasi
Ilustrasi aplikasi kencan. (dok. unsplash/Pratik Gupta)

Melansir dari Daily Mail pada 29 Januari 2019, Andi Lew, seorang pakar kencan, telah memberikan beberapa tips dasar untuk berpartisipasi dalam kencan online. Salah satu tips tersebut adalah menjaga privasi beberapa aspek dalam kehidupan kita dari dunia kencan online. Selain itu, Lew menekankan pentingnya memilih foto yang tepat untuk mewakili diri kita yang sebenarnya.

Sebagai seorang pelatih kesehatan dan kencan yang berusia 45 tahun, Lew menyatakan bahwa budaya "swipe" dalam kencan online membuat segalanya menjadi lebih cepat daripada sebelumnya. Namun, ia mendorong pengguna kencan online untuk tidak terlalu terburu-buru melakukan swipe kepada pengguna yang hanya sepintas kita lihat.

Mengetahui cara memblokir seseorang sebelum memulai menjelajahi dunia kencan online dan menjaga kerahasiaan lokasi tempat tinggal juga adalah dua langkah dasar yang penting saat memulai.

Setelah terjun sepenuhnya ke dalam dunia kencan online dan berinteraksi dengan calon pasangan, Andi Lew menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan rutin.

"Pastikan bahwa orang yang Anda ajak bicara benar-benar tersedia dan merupakan orang sungguhan dengan meminta untuk melihat akun media sosial mereka yang lain," kata Lew.

Jika percakapan online berjalan dengan baik dan menyenangkan, menurut Andi Lew, disarankan untuk berbicara melalui telepon sebelum menjadwalkan kencan buta. "Lakukan panggilan telepon sebelum menerima undangan kencan, namun pastikan Anda tahu cara memblokir nomor terlebih dahulu," jelas Lew.

 

Catatan redaksi: Kami telah memperbarui artikel ini dengan memasukkan tanggapan dari pihak Tinder.

Infografis Macam-Macam Aplikasi Kencan
Infografis Macam-Macam Aplikasi Kencan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya