Liputan6.com, Jakarta - Seorang peselancar Australia yang terombang-ambing hampir dua hari di perairan Indonesia setelah kapalnya terbalik berbicara tentang hilangnya salah satu awak kapal. Pria bernama Elliot Foote itu diketahui terdampar di perairan pulau Sumatra bersama pacarnya Steph Weisse dan teman-temannya, Will Teagle dan Jordan Short.
Mengutipnews.com.au, Jumat (18/8/2023), mereka terdampar setelah longboat kayu mereka "mengalami kondisi sulit" pada Minggu malam, 13 Agustus 2023. Keempat warga Australia dan dua awak kapal Indonesia yang hilang itu ditemukan 36 jam setelah kapal mereka terbalik.
Baca Juga
Mereka mengapung di atas papan selancar di perairan terbuka saat tim penyelamat tiba. Sayangnya, salah satu pemandu mereka belum ditemukan. "Saya ingin mengungkap keprihatinan saya pada keluarga Fifan (nama pemandu yang hilang). Pemandu kami yang ceria belum ditemukan," katanya melalui media sosial, dikutip Kamis, 17 Agustus 2023.
Advertisement
Ia melanjutkan, "Saya berharap ada lebih banyak yang bisa kami lakukan untuk membantu kalian, dan itu akan tetap jadi beban bagi saya. Saya mengerti kesepian yang pasti kalian rasakan pada jam-jam itu saat sendirian. Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya untuk keluarganya."
Momen ketika tiga orang Australia dan dua awak ditemukan mengambang di papan selancar terekam kamera, disambut sorakan riang saat penyelamat mereka mendekati kelompok tersebut. Tidak terlihat dalam rekaman adalah Elliot Foote, peselancar yang berenang dan ditemukan lima km jauhnya dari kelompok itu beberapa jam kemudian.
Proses Pencarian
Pencarian nekad bermula saat perahu mereka yang sedang menempuh perjalanan dari pelosok Pulau Banyak dekat Aceh tak kunjung sampai di Pulau Pinang. Keempat peselancar dan kru mereka telah memilih melewati cuaca buruk, sementara delapan teman mereka berlindung di Saran Alu.
Foote melanjutkan dengan mengatakan pengalaman itu adalah "sesuatu yang tidak dapat dipahami." Ia berujar, "Emosi saya sangat campur aduk antara kegembiraan, rasa bersalah, adrenalin lengkap, kecemasan, kegembiraan, dan kebahagiaan."
Sejak kapalnya karam hingga berkumpul kembali di Pulau Pinang, ketidakpastian adalah satu-satunya kepastian. "Saya tidak tahu apakah delapan teman saya telah berhasil sampai ke pulau pada Minggu malam sebelum kami, apakah pacar saya Steph, Will, dan Jordan telah ditemukan dan diselamatkan sebelum saya atau apakah saya perlu keluar dan menemukan mereka," cerita Foote.
Ia juga meluangkan waktu untuk berterima kasih pada mereka yang mendukung pencarian. "Kepada semua teman, keluarga, dan komunitas global lebih besar yang telah mengulurkan tangan, terima kasih. Untuk menunjukkan cinta, periksa kesehatan saya dan dapat gambaran tentang apa yang terjadi. Terima kasih, ini sangat berarti bagi saya," katanya.
Advertisement
Perasaan Takut Terombang Ambing di Laut
Sebelumnya, mengutip The Guardian, 15 Agustus 2023, ayah dari salah satu peselancar Australia berbicara mengenai cobaan berat selama 37 jam terombang ambing di laut. Ia menyebut bahwa putranya "sangat ketakutan" ketika ia melayang di atas papan selancar sepanjang malam.
Elliot Foote, pacarnya Steph Weisse dan teman-temannya Will Teagle dan Jordan Short berada di sebuah perahu kecil yang terbalik di laut saat terjadi badai di dekat Pulau Pinang di lepas Pantai Aceh pada Minggu malam, 13 Agustus 2023. Mereka semua selamat setelah hanyut di laut Indonesia selama hampir dua hari.
Sementara, tiga awak Indonesia juga berada di kapal, salah satunya masih hilang pada Selasa sore, 15 Agustus 2023. Ayah Foote, Peter Foote, mengatakan rasanya seperti "kematian dalam keluarga" ketika mengetahui putranya hilang di laut.
"Itu sangat menegangkan," katanya pada 15 Agustus 2023. "Tapi, semuanya baik-baik saja sekarang. Ini hal bertahan hidup yang luar biasa. Dia terlihat agak berantakan, tapi baik-baik saja. Dia hanya mengalami beberapa luka di sisi tubuhnya, mungkin dari kapal."
Kapal Dihantam Gelombang Besar
Peter mengatakan, kapal itu dihantam gelombang besar selama "badai yang sangat buruk" dan semua orang terlempar ke air. "Mereka semua mengambil perangkat pelampung dan papan selancar dan mereka berkerumun bersama," katanya.
"Tapi, Elliot memutuskan mendayung dan mencari bantuan. Dia mengira sebuah pulau berada di arah tertentu dan pergi ke arah sana. Dia sangat ketakutan. Dia hanyut di papan selancar sendirian selama satu setengah hari dan hati saya hancur mendengar betapa takutnya dia," ungkap Peter.
Ia menambahkan, "Pada malam hari dia hanyut sendirian di lautan dan warnanya hitam pekat."
Yang lainnya dijemput nakhoda katamaran, seorang Australia yang tinggal di wilayah tersebut, tapi Elliot tidak ditemukan sampai beberapa jam setelahnya. Peter berkata Elliot tertarik pada kesehatan dan kebugaran, yang kemungkinan besar membantunya bertahan hidup.
"Dia melakukan teknik pernapasan, dia berpuasa, mandi es, dan saya pikir itu membantunya bertahan hidup," katanya. "Dia berada di papan selancar selama 37 jam."
Peter berkata Elliot dan teman-temannya akan tetap tinggal selama sisa perjalanan selancar mereka, meski ada insiden tersebut. "Dia bersama teman-teman terbaiknya, cuacanya bagus dan ombaknya fantastis," katanya.
Advertisement