Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau menurut analisis prakiraan musim kemarau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyebut puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus sampai September 2023 dan perlu diwaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (13/9/2023), Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan menyebut September 2023 cuaca wilayah Tanah Air masih sangat panas. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab munculnya karhutla.
Baca Juga
"Tentu ini menjadi peringatan kita bersama untuk waspada dan siap siaga akan kejadian karhutla," kata Raffles.
Advertisement
Ia menerangkan upaya mitigasi kebakaran hutan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Deretan langkah yang dilaksanakan itu meliputi memetakan wilayah rawan kebakaran untuk ditangani; pengelolaan kawasan hutan dengan membuat ilaran, sekat bakar, sekat kanal; pengembangan hutan kemasyarakatan; pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan; serta pelatihan penanggulangan bencana bagi masyarakat dan pengembangan inovasi pengendalian karhutla kebakaran hutan.
Raffles menyebut upaya yang dilakukan pihaknya sangat mengurangi potensi kerawanan karhutla dengan kondisi cuaca karena dampak El Nino seperti 2015 dan 2019. "Selain itu, upaya ini juga harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas, untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla," tambahnya.
Bila dibandingkan dengan Januari hingga Agustus 2022, luas karhutla di Indonesia mengalami kenaikan seluas 128.426,47 hektare (ha). Namun, wilayah konvensional rawan karhutla seperti:
- Riau mengalami penurunan 1.592 ha
- Sumut mengalami penurunan 4.535 ha
- Jambi mengalami penurunan seluas 445 ha.
Provinsi dengan Luas Karhutla Tertinggi
Selain itu, karhutla pada 2023 terjadi di Kawasan Hutan (wilayah kelola KLHK) seluas 135.115,68 ha (sekitar 50,4 persen) dan Areal Penggunaan Lain (APL) atau wilayah non kelola KLHK seluas 132.819,91 ha (sekitar 49,6 persen) dari total luas karhutla di Indonesia.
Provinsi dengan luas karhutla tertinggi meliputi:
Kalimantan Barat
Karhutla di Kalimantan Barat terjadi pada kawasan hutan seluas 1.438,69 ha yang mayoritas berada pada hutan lahan kering sekunder. Sedangkan area non hutan seluas 52.964,12 ha berada di area pertanian lahan kering/campur, perkebunan, belukar, dan lainnya.
NTT
Karhutla di Nusa Tenggara Timur seluas 50.396,79 ha mayoritas terjadi pada non hutan seluas 48.166,20 ha yang banyak terjadi pada lahan belukar, pertanian lahan kering campur, pertanian lahan kering, dan lainnya.
NTB
Karhutla di Nusa Tenggara Barat seluas 26,453,82 ha mayoritas terjadi di areal non hutan seluas 26.142,12 yang didominasi pertanian lahan kering, belukar, sawah, dan lainnya.
Kalimantan Selatan
Karhutla di Kalimantan Selatan seluas 24.588,89 ha dengan karhutla mayoritas berada pada areal non hutan seluas 24.456,53 ha yang mayoritas berada di wilayah belukar, sawah, perkebunan, pertanian lahan kering, dan lainnya.
Advertisement
Papua Selatan
Karhutla di Papua Selatan seluas 22.121,31 ha mayoritas terjadi pada lahan non hutan seluas 21.813,59 ha yang mayortas terjadi pada belukar, rawa, tanah terbuka, dan lainnya.
Jawa Timur
Karhutla di Jawa Timur seluas 18.780,94 ha mayoritas terjadi pada area hutan seluas 18.780 ha yang banyak terjadi pada hutan lahan kering sekunder dan area non hutan seluas 5.867,04 ha yang banyak terjadi pada lahan sawah, pertanian lahan kering, belukar, dan lain-lain.
Luas karhutla di areal tidak berhutan, didominasi terjadi pada areal yang bervegetasi (sekitar 93,1 persen), dengan Savanna/Padang Rumput memiliki luasan tertinggi 74 ribu ha (sekitar 28 persen). Penutupan lahan "belukar" merupakan total dari kelas penutupan lahan belukar, belukar rawa dan savanna/padang rumput.
Diimbau untuk masyarakat pada kondisi ini salah satunya yaitu untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar khususnya pada areal penutupan lahan belukar, karena dampaknya akan sangat merugikan. Raffles juga mengungkapkan bahwa untuk mendukung keberhasilan pengendalian karhutla, diperlukan kerja keras bersama melalui sinergisitas pencegahan dan penanggulangan karhutla, dengan partisifasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
"Terima kasih banyak kepada mereka yang telah berjuang, bekerja keras, dan bekerja ikhlas selama ini. Apresiasi yang tinggi juga saya sampaikan kepada Manggala Agni, BNPB, TNI, POLRI, BMKG, BRIN, Pemda dan semua pihak yang terlibat aktif dalam pengendalian karhutla di Indonesia," ungkap Raffles.
Insiden Kebakaran Kawasan Gunung Bromo
Balai Besar TNBTS menutup objek wisata Gunung Bromo secara total sejak 6 September 2023 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan tersebut dikarenakan karhutla di kawasan TNBTS yang kian meluas.
Semua tragedi kebakaran bermula dari flare yang digunakan di kawasan Gunung Bromo. Dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, Blok Savana Watangan atau area Bukit Teletubbies di Gunung Bromo terbakar pada Rabu, 6 September 2023, sekitar pukul 11.30 WIB, karena kelalaian pengunjung yang menggunakan flare asap saat foto prewedding.
"Memang benar bahwa kebakaran di Bukit Teletubbies karena salah satu dari lima flare asap meletus saat dinyalakan, sehingga mengeluarkan percikan api yang akhirnya membakar rumput kering di padang savana tersebut," tutur Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana.
Akibat kebakaran itu, lanjut dia, pengelola TNBTS segera melapor ke Polsek Sukapura yang langsung ditindaklanjuti oleh Kapolsek Sukapura beserta anggota dengan mendatangi area Bukit Teletubies guna membantu proses pemadaman. Pihaknya juga mengamankan enam orang yang terlibat dalam kegiatan foto prewedding itu.
Satreskrim Polres Probolinggo menetapkan manajer wedding organizer berinisial AP sebagai tersangka dalam kasus kebakaran hutan di Bukit Teletubies TNBTS. Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana menyebut penetapan tersangka dilakukan usai serangkaian pemeriksaan terhadap enam orang yang diamankan sebelumnya.
"Setelah kami meminta keterangan dari enam orang itu, kami menetapkan AP (41), warga Kabupaten Lumajang yang merupakan manajer wedding organizer itu sebagai tersangka dalam kasus Karhutla di Bukit Teletubbies," katanya, Kamis sore 7 September 2023.
Saat memasuki kawasan TNBTS, lanjut dia, manajer wedding organizer tidak memiliki Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi). "Dengan adanya kejadian kebakaran itu, kami sangat menyayangkan karena banyak pihak yang dirugikan. Kami tentunya sangat serius dalam menindak tegas para pelaku yang melakukan pembakaran baik hutan maupun lahan," ujarnya.
Â
Advertisement