Liputan6.com, Jakarta - Kota Venesia di Italia menarik wisatawan dari seluruh dunia dengan kanalnya. Namun, ada sisi lain dari kota bersejarah ini yang mungkin tidak selalu terlihat dalam brosur pariwisata. Burung camar ternyata telah menjadi pengganggu nyata bagi penduduk dan pengunjung kota ini.
Dilansir dari CNN pada Senin, 16 Oktober 2023, dari teras kafe yang mewah hingga lorong-lorong sempit yang berbatu, cerita tentang serangan burung camar telah menjadi semacam legenda urban di kalangan penduduk setempat. Mereka yang berusaha menikmati gelato di bawah matahari atau makan siang di tepi kanal, sering kali harus siap-siap dengan burung camar yang dengan cepat mencuri makanan mereka.
Baca Juga
Tapi tidak ada yang menduga bahwa gangguan ini bisa mencapai tingkat yang mengancam keselamatan penerbangan. Bayangkan, sebuah bandara internasional yang sangat sibuk harus menghentikan operasinya hanya karena sekelompok burung camar memilih untuk berkumpul di landasan pacu.
Advertisement
Menurut informasi yang disampaikan juru bicara bandara kepada CNN, semua aktivitas penerbangan di Bandara Venesia terpaksa dihentikan pada Jumat pagi, 13 Oktober 2023, antara pukul 09:54 dan 10:45, waktu setempat. Insiden ini juga menyebabkan 20 penerbangan yang semestinya mendarat di bandara tersebut harus dialihkan ke beberapa bandara lain di wilayah Italia utara, seperti Treviso, Verona, Trieste, dan Milan.
Bagi para penumpang yang terdampak, perubahan ini tentu menimbulkan sedikit ketidaknyamanan. Mereka yang dialihkan ke bandara di Treviso harus melanjutkan perjalanan dengan naik bus menuju Venesia selama sekitar 30 menit. Namun bagi penumpang yang terpaksa mendarat di Trieste dan Milan, mereka harus menghabiskan waktu tambahan dua hingga tiga jam untuk bisa sampai ke Venesia.
Pakai Jasa Burung Elang
Sumber masalah ini datang dari kawanan "burung-burung besar" yang sempat mengerubungi area bandara. Menanggapi situasi tersebut, staf dari SAVE, perusahaan yang mengelola Bandara Venesia, segera menerapkan rutinitas anti-camar standar yang mereka miliki.
Sebagai salah satu langkah penanganan, bandara ini memanfaatkan jasa seekor elang yang telah dilatih khusus. Elang ini diterjunkan untuk membubarkan sekitar dua ratus burung camar yang berada di sekitar bandara.
Untuk mencegah hal serupa terjadi lagi, bandara juga menggunakan apa yang mereka sebut sebagai "pencegah akustik ramah fauna", seperti yang disampaikan dalam pernyataan resmi dari pihak bandara. Setelah upaya tersebut berhasil dan burung-burung camar mulai meninggalkan area bandara, operasional penerbangan pun bisa kembali normal pada pukul 11.20 waktu setempat.
Menariknya, Bandara Venesia bukanlah satu-satunya bandara di wilayah itu yang memiliki falconer atau ahli pemelihara dan pelatih burung elang. Bandara Treviso, yang berlokasi sekitar 14 mil dari laguna saat kawanan camar terbang, juga mempekerjakan falconer. Sementara, bandara di Verona yang berjarak lebih jauh, sekitar 60 mil, tampaknya terhindar dari gangguan burung camar perampok.
Advertisement
Tak Bisa Diremehkan
“Serangan burung” adalah fenomena yang seringkali diremehkan namun memiliki potensi bahaya yang sangat besar bagi dunia penerbangan. Dalam beberapa kasus, tabrakan dengan burung bisa berdampak fatal bagi mesin pesawat, mengakibatkan kerusakan serius dan, dalam kasus yang paling buruk, bisa menyebabkan kecelakaan.
Salah satu contoh tragis adalah kecelakaan pada penerbangan Eastern Air Lines 375 pada 1960. Pesawat ini baru saja lepas landas dari Boston, Amerika Serikat, ketika tabrakan dengan kawanan burung mengakibatkan kerusakan mesin, dan akhirnya mengakibatkan kecelakaan mematikan. Pada 1988, dunia kembali dikejutkan dengan kecelakaan Ethiopian Airlines penerbangan 604 saat mendarat di Addis Ababa, dimana serangan burung kembali menjadi penyebabnya.
Ketika berbicara tentang maskapai dengan rekam jejak keselamatan yang baik, kita mungkin tidak mengharapkan insiden serangan burung. Namun, pada 2008, bahkan Ryanair, salah satu maskapai penerbangan Eropa dengan catatan keselamatan yang membanggakan, harus menghadapi masalah ini. Pesawat mereka yang melakukan penerbangan dari Frankfurt menuju Roma mengalami serangan dari kawanan burung jalak saat mendekati Bandara Ciampino.
Pesawat yang Membawa Camilla Menabrak Burung
Kejadian ini menyebabkan kedua mesin pesawat mati. Meskipun pilot berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat, sepuluh orang, termasuk dua awak dan delapan penumpang, harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sayangnya, Boeing 737 yang baru berusia delapan bulan tersebut mengalami kerusakan parah dan harus dihapuskan dari layanan.
Tetapi dari semua insiden serangan burung yang pernah terjadi, mungkin yang paling dikenal publik adalah insiden yang melibatkan penerbangan US Airways pada 2009. Pesawat yang dikenal dengan sebutan "keajaiban di Hudson", baru saja lepas landas dari Bandara LaGuardia, New York, dengan tujuan ke Charlotte, ketika menabrak kawanan angsa Kanada.
Mesin pesawat mengalami kerusakan parah. Namun, berkat keahlian dan ketenangan Kapten Chesley "Sully" Sullenberger, pesawat berhasil mendarat darurat di Sungai Hudson tanpa korban jiwa.
Dari serangkaian insiden tersebut, ada juga pesawat British Airways yang diyakini membawa istri Raja Charles II itu bepergian dari India ke London pada Jumat, 28 Oktober 2022, mengalami kerusakan setelah menabrak seekor burung selama penerbangan, menurut laporan.
Dikutip dari People, Minggu, 30 Oktober 2022, dalam potret yang dibagikan di Twitter, pesawat terlihat memiliki lekukan besar di hidung pesawat. Meskipun bepergian ke seluruh dunia untuk tugas kerajaan, Camilla dikatakan takut terbang.
Advertisement