Liputan6.com, Dubai - Kumpulan awan mendung menggantung rendah ketika saya dan rombongan tiba di Dubai Frame pada Kamis pagi, 26 Oktober 2023. Latar langit yang belum pernah saya dapati selama dua hari berada di kota metropolis itu membuat warna emas berpadan biru bangunan setinggi 150 meter tersebut kian mencolok.
Berjalan kurang dari lima menit dari gerbang dengan melewati taman tidak sebegitu luas, saya sudah langsung berada di pintu masuk. Sesampainya, antrean untuk mengakses lift naik ke puncak "bingkai" sudah mengular. Namun karena pengaturan cukup mulus, waktu tunggunya kurang lebih hanya 15 menit.
Lift kaca membawa naik pelancong dalam waktu hanya sekitar 40 detik. Pemandangan di depan mata membuat saya sadar telah memulai penjelajahan destinasi swafoto di Dubai. Sesuai namanya, bangunan ini menyerupai bingkai foto dengan dua menara dan "jembatan" penghubung yang bisa diakses pengunjung.
Distrik bersejarah Dubai, yang didominasi bangunan tidak terlalu tinggi dan kompak berwarna krem, dapat dilihat di utara, sedangkan bagian selatannya menyajikan pemandangan lanskap kota modern, termasuk Burj Khalifa yang menjulang.
Sambil menikmati pemandangan, pengunjung sibuk mengabadikan momen dengan ponsel maupun kamera mereka. Atraksinya kian menarik karena ada lantai transparan di tengah ruangan yang langsung memperlihatkan pemandangan dari ketinggian ratusan meter.
Petugas juga akan menawari apakah Anda mau berfoto, yang hasilnya bisa ditebus seharga 100 dirham (sekitar Rp424 ribu). Dubai Frame buka setiap hari sepanjang tahun pukul 9 pagi sampai pukul 9 malam. Tiket masuknya dibanderol 52,5 dirham (sekitar Rp229 ribu) untuk dewasa, anak-anak berusia 3--12 tahun wajib membayar 21 dirham (sekitar Rp89 ribu), dan gratis bagi anak berusia di bawah tiga tahun.
At The Top Burj Khalifa
Rombongan melanjutkan penjelajahan destinasi swafoto dengan menyambangi Burj Khalifa, dan ya, kami harus kembali sabar mengantre. Waktu tunggunya, seperti bisa diprediksi, lebih lama dari Dubai Frame, karena pengunjungnya jauh lebih banyak. Setelah sekitar 40 menit, akhirnya kami masuk untuk menuju At The Top.
Menuju lift, yang akan membawa pengunjung naik ke lantai 125, juga harus antre sebentar. Di dalam lift, nuansanya dibuat seolah Anda bagian dari geng Han Solo, berada di dalam pesawat luar angkasa yang siap lepas landas. Saya sebenarnya mengantisipasi guncangan atau sengatan sakit di telinga, tapi ternyata tidak terasa hingga keluar lift.
Saya agak kaget, apalagi waktu naik ke lantai yang begitu tinggi ini hanya sekitar satu menit, merujuk perhitungan stopwatch ponsel yang saya nyalakan sesaat setelah masuk lift. Pemandangan di luar dinding kaca tentu bukan lanskap yang bisa didapati setiap hari, apalagi saya naik setelah hujan.
Menurut pramuwisata lokal yang mendampingi kami, hujan hanya turun dua sampai tiga kali per tahun di Dubai. Walau cuma sebentar, hujan membuat kabut cukup tebal, bahkan saya harus memincingkan mata untuk menunjuk letak Burj Al-Arab.
Dari sini, pelancong bisa melihat 360 derajat pemandangan kota Dubai, dari panorama hutan beton, sampai kawasan pesisir. Tidak ketinggalan, ada beberapa spot foto juga, selain Anda sebenarnya bisa berfoto di mana pun asal jangan menghalangi pengunjung lain.
Advertisement
Harga Tiket At The Top Burj Khalifa
Puas berkeliling di lantai 125, kami menuju dek observasi luar ruang di lantai 124. Tenang, Anda tidak perlu antre menunggu lift, karena bisa diakses dengan tangga. Di sini, lebih banyak lagi orang berfoto, yang kebanyakan adalah keluarga. Potret Anda hampir pasti "bocor" saking ramai.
Tidak berapa lama, kami kembali mengantre lift turun, yang memakan waktu sekitar 45 menit. At the Top sebenarnya buka sampai tengah malam, namun pemandu wisata kami merekomendasikan datang antara pukul 14.00--21.00, waktu setempat.
Pasalnya, setelah pukul 21.00, banyak gedung mematikan lampunya. "Jadi hanya gelap saja nanti (pemandangannya)," sebut dia. Harga Tiket At The Top Burj Khalifa dibanderol mulai dari 159 dirham (sekitar Rp675 ribu) per orang.
Gedung setinggi 828 meter itu syukurnya berada tepat di sebelah Dubai Mall. Jadi, bila Anda ingin menunggu Fountain Show yang berlangsung setiap 30 menit mulai pukul 18.00--22.00, waktu setempat, bisa juga berkeiling mal lebih dulu.
Selain belanja, dengan banyak merek internasional di dalamnya, Anda juga mengunjungi Dubai Aquarium & Underwater Zoo yang berada di dalam pusat perbelanjaan itu.
Setelah langit sepenuhnya gelap dan lampu gedung-gedung tinggi menyala, Fountain Show siap tersaji. Menurut laman Vist Dubai, air mancur ini menyemburkan hingga 22 ribu galon air setinggi 140 meter ke udara pada satu waktu. Satu sesi pertunjukan berlangsung sekitar hampir empat menit.
Selain menontonnya dari sekitar kolam, seperti yang saya dan banyak pengunjung lain lakukan, Anda sebenarnya juga bisa naik ke pujasera Time Out Market, dan menonton pertunjukan air mancur sambil menikmati makanan maupun minuman.
Terpukau Arsitektur Museum of the Future
Perjalanan menjelajah destinasi swafoto di Dubai saya teruskan keesokan harinya, Jumat, 27 Oktober 2023, dengan menyambangi Museum of the Future. Didesain sebagai torus asimetris yang dilapisi baja dan kaca, bangunannya diakui National Geographic sebagai salah satu dari 14 museum terindah di dunia, menurut Visit Dubai.
"Eksterior museum yang mencolok juga menonjol berkat penggunaan kaligrafi Arab, yang juga berfungsi sebagai jendela kaca," imbuhnya. "Dirancang seniman Emirat Mattar bin Lahej, desainnya mencerminkan barisan puisi inspiratif karya Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, wakil presiden dan perdana menteri UEA, sekaligus penguasa Dubai."
Dari tiga kutipan yang menyelimuti fasad tersebut, salah satunya berbunyi, "Masa depan adalah milik mereka yang dapat membayangkan, merancang, dan mengeksekusinya. Ini bukanlah sesuatu yang Anda tunggu, melainkan ciptakan."
Di sana, pengunjung akan diajak melintasi lima zona:
- OSS Hope: merasakan kehidupan di stasiun luar angkasa, 600 km di atas Bumi.
- The Heal Institute: pandangan augmented-reality dan virtual-reality dari Dubai dan dunia pada 2071.
- Al Waha: "The Oasis" menawarkan pengalaman menenangkan dan ruang sensorik.
- Tomorrow Today: pelajari tentang teknologi futuristik yang sudah ada saat ini.
- Pahlawan Masa Depan: ruang bermain interaktif yang dirancang untuk menginspirasi anak-anak melalui misi dan permainan. Sebagai catatan, zona ini hanya bisa diakses anak-anak maksimal berusia 10 tahun.
Advertisement
Catat Harga Tiketnya
Secara singkat, kelima zona tersebut mengangkat topik yang fokusnya meliputi masa depan perjalanan dan kehidupan luar angkasa, perubahan iklim dan ekologi, kesehatan, kebugaran, serta spiritualitas.
Seperti di desinasi swafoto lain, kami harus kembali mengantre untuk masuk dan mengakses dek observatorium di zona "Tomorrow Today," yang mana Anda bisa kembali mengklaim foto dari pengelola jika ingin. Waktu antrenya kurang lebih 40 menit, mungkin ramai karena Jumat adalah akhir pekan di Dubai.
Dari keempat zona yang bisa saya datangi, favorit saya adalah The Heal Institute dan Al Waha, yang mana ada banyak aktivasi yang membuat penjelajahan museum jadi interaktif. Di Al Waha, Anda bahkan akan melewati semacam lantai sensorik yang memberi kesan menenangkan, sekaligus menenangkan.
Tiket Museum of the Future dibanderol 149 dirham (sekitar Rp632 ribu), namun gratis untuk anak-anak di bawah usia tiga tahun. Tiketnya ditujukan untuk masuk dengan jangka waktu tertentu, jadi Anda harus memilih slot waktu saat memesan. Museum ini buka pukul 10.00 hingga 21.30 setiap hari.