Liputan6.com, Jakarta - Banjir hebat melanda Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) beberaoa hari lalu. Banjir yang diyakini akibat hujan ekstrem itu menjadi sorotan internasional. Pangeran Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Putra Mahkota Dubai dan Ketua Dewan Eksekutif Dubai, merespons dengan cepat dampak yang ditimbulkan oleh cuaca buruk ini.
"Dubai berkomitmen mendukung semua yang terdampak oleh kondisi cuaca buruk ini," kata Pangeran Sheikh Hamdan dalam keterangannya, dilansir dari The National, Minggu, 21 April 2024.
Baca Juga
Ia juga mengaku memantau langsung kemajuan, respons dari publik dan memastikan tim di lapangan memberikan dukungan efektif kepada semua warga dan penduduk. Pangeran Hamdan juga mengumumkan pembentukan komite khusus untuk mendukung warga yang terkena dampak banjir.
Advertisement
Komite ini akan dipimpin oleh Omar Bushahab, CEO dari Lembaga Perumahan Mohammed Bin Rashid. Anggota komite meliputi berbagai departemen pemerintah seperti Otoritas Pengembangan Komunitas Dubai, Pemerintah Kota Dubai, Otoritas Transportasi dan Jalan, serta Otoritas Listrik dan Air Dubai.
Komite ini akan segera menangani permintaan dari warga yang terdampak oleh hujan baru-baru ini," tambah Pangeran Hamdan. "Kekhawatiran dan kebutuhan mereka akan ditangani dengan efisien."
ia juga memerintahkan Otoritas Pengembangan Komunitas untuk mengaktifkan platform 'Jood' untuk menerima kontribusi dari sektor swasta untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak cuaca ekstrem di Uni Emirat Arab. Pria yang juga dikenal dengan nama Fazza ini memuji kerja sama antara Departemen Ekonomi dan Pariwisata dengan sektor swasta dan hotel di Dubai.
"Kerja sama ini bertujuan menyediakan akomodasi sementara bagi warga yang rumahnya terdampak sampai perbaikan selesai. Kesejahteraan warga tetap menjadi prioritas utama Pemerintah Dubai," ujar sang putra mahkota Dubai.
Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal Dubai telah diperintahkan untuk menyediakan dukungan kemanusiaan kepada yang membutuhkan. "Dengan dukungan bersama, kita akan memastikan bahwa semua yang terdampak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan," pungkasnya.
Gaya Hidup Putra Mahkota Dubai
Pangeran Hamdan mungkin bukan bangsawan terkaya, tetapi dia jelas menjalani hidup dengan maksimal dengan harta yang dimilikinya. Dengan perkiraan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun pada 2023, pria berusia 40 tahun ini menampilkan bakat luar biasa sebagai penyair, politisi dan penunggang kuda.
Seperti kakak laki-lakinya yang suka berkuda Sheikh Rashid bin Mohammed Al Maktoum, karier akademik Fazza dimulai di Rashid School for Boys Dubai yang bergengsi, yang didirikan oleh penguasa pertama Emirat pada 1986. Kemudian, dia pindah ke Inggris untuk menghadiri Sandhurst – sebuah perguruan tinggi pelatihan terbaik untuk Inggris perwira militer yang disukai oleh bangsawan Timur Tengah, diikuti oleh London School of Economics.
Melansir Tim Bisnis Liputan6.com, 8 Juli 2023, dia telah menjadi putra mahkota Dubai sejak 2008 setelah saudaranya Sheikh Rashid diabaikan untuk peran tersebut. Putra mahkota Dubai ini menggunakan gaya Arab kuno Nabati untuk menulis puisi.
Ia menerbitkan puisi-puisinya dengan nama samaran "Fazza", artinya orang yang membantu dalam bahasa Arab. Pangeran Emirat merilis koleksi 18 puisi dwibahasa berjudul For the Love of Horses pada 2019, menggabungkan ekspresinya dengan minat berkuda.
Menjadi putra mahkota dari tujuan yang mempesona seperti Dubai bisa menjadi alasan yang cukup untuk memiliki banyak pengikut di media sosial (medsos). Akun Instagram putra mahkota memiliki lebih dari 15 juta pengikut, lebih banyak dari populasi UEA yang mencapai 10 juta di tahun lalu.
Akunnya memamerkan gaya hidup yang luar biasa dengan banyak petualangan dan kemewahan, menjelajahi minat termasuk hewan, puisi, olahraga, dan fotografi, dan menarik ratusan ribu suka dan tampilan di setiap pos.
Advertisement
Tempat Tinggal Mewah Sheikh Hamdan
Sheikh Hamdan tinggal bersama keluarganya di Zabeel Palace yang dibangun pada 1963 seluas 14 hektare. Desain dan arsitekturnya mengesankan, hunian yang memamerkan semua kemewahan hidup.
Putra mahkota Dubai yang dikenal sebagau pecinta binatang ini memiliki kebun binatang pribadi di rumahnya yang penuh dengan binatang eksotis, termasuk harimau, singa, gorila, dan monyet. Diperkirakan bernilai 2 miliar dolar AS pada 2023, Istana Zabeel juga memiliki koleksi mobil mewah yang akan membuat pecinta yang berkantong tebal pun cemburu.
Sang bangsawan diketahui memiliki koleksi mobil yang luar biasa termasuk Ferrari 458, Lamborghini Aventador, Rolls-Royce Dawn, Rolls-Royce Cullinan dan banyak lagi, menurut Car Blog India. Sheikh Hamdan sudah menikah dengan Sheikha Shaikha binti Saeed bin Thani Al Maktoum dalam pesta yang mewah pada 2019.
Pada hari yang sama, saudara laki-lakinya, Sheikh Maktoum dan Sheikh Ahmed, juga melangsungkan pernikahan di Dubai World Trade Center. Perayaan tersebut merupakan pameran budaya dan tradisi Emirati, dan resepsi mewah itu diramaikan oleh pertunjukan musik dan hiburan yang menakjubkan.
Permintaan Maaf Bos Emirates
Banjir bandang yang melanda Dubai pekan lalu membuat banyak hal terdampak. Tim Clark, Presiden Airlines Emirates meminta maaf kepada para penumpang yang terkatung-katung di Bandara Dubai akibat penerbangan yang dibatalkan.
"Minggu ini merupakan salah satu minggu terberat bagi operasional Emirates, karena badai yang mencapai rekor tertinggi melanda Uni Emirat Arab. Saya ingin menyampaikan permintaan maaf kami yang paling tulus kepada setiap pelanggan yang rencana perjalanannya terganggu selama ini," tulis Clark dalam surat yang diterbitkan lewat laman resmi Emirates, Sabtu, 20 April 2024.
Clark menyampaikan bahwa salah satu alasan pembatalan penerbangan Emirates dari Dubai adalah karena terhambatnya pergerakan kru, seperti pilot dan pramugari, untuk nencapai bandara akibat banjir besar yang melanda kota itu sejak 17 April 2024. Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut dan memastikan bahwa para penumpang yang terdampak pembatalan penerbangan mendapatkan kompensasi akomodasi dan makanan.
Clark juga menyebut bahwa Emirates membutuhkan waktu untuk mengatasi kejadian tak terduga tersebut. Ia mengatakan keterlambatan respons dari Emirates disebabkan karena adanya penumpukan penumpang dan bagasi yang harus disusun ulang.
Advertisement