Nadiem Makarim Wajibkan Anak SD dan Sederajat Belajar Bahasa Inggris, Bagaimana Reaksi Warganet?

Dalam aturan tertera bahwa pemerintah daerah juga bertanggung jawab untuk mendukung proses transisi tersebut, dengan penyediaan guru Bahasa Inggris pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat dalam masa peralihan mata pelajaran Bahasa Inggris.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 25 Apr 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 10:00 WIB
4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud
Nadiem Makarim (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengeluarkan aturan baru terkait kewajiban mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SD, madrasah ibtidaiyah, atau sederajat. Peraturan tersebut telah tertulis dalam Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Mengutip peraturan baru tersebut, mata pelajaran bahasa Inggris menjadi pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan sekolah sampai tahun ajaran 2026/2027 sejak 26 Maret 2024. Setelahnya, mulai tahun ajaran 2027/2028, mata pelajaran Bahasa Inggris akan beralih menjadi mata pelajaran wajib.

Dalam keterangan Pasal 33 Permenristek Nomor 12 Tahun 2024, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga bertanggung jawab melakukan sejumlah upaya untuk mendukung kebijakan tersebut. Sementara, pemerintah daerah juga bertanggung jawab untuk mendukung proses transisi tersebut, termasuk dengan penyediaan guru Bahasa Inggris pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat dalam masa peralihan mata pelajaran Bahasa Inggris.

Terkait dengan kesiapan tersebut, mengutip Tim Bisnis Liputan6.com, 12 Oktober 2024, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar pelatihan bahasa Inggris dan wawasan kebangsaan. Kegiatan yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) para tenaga pendidik atau guru SD di kawasan IKN Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin menilai, pelatihan bahasa Inggris dianggap cukup membantu, lantaran IKN Nusantara akan mendunia. Artinya tidak hanya masyarakat Indonesia yang mendatangi wilayah Sepaku, tetapi juga dari luar negeri. Pelajaran bahasa Inggris juga sangat diperlukan untuk peserta didik.

Pelatihan Bahasa Inggris di IKN

Ilustrasi belajar bahasa Inggris
Ilustrasi belajar bahasa Inggris. (Photo Copyright by Freepik)

Lebih jauh, Alimuddin menyebut, bahasa Inggris bukan karena ada kurikulumnya, tapi memang itu sudah wajib diberikan kepada anak-anak peserta didik. "Bahkan ketika saya masih jadi Kepala Dinas Pendidikan PPU dulu, saya sudah siapkan tuh program bahasa Inggris dari jenjang pendidikan SD. Sekali-kali kita yang menjadi contoh, tempat orang belajar," paparnya.

Pelatihan ke PendudukDikatakannya, selama ini, telah ada berbagai kegiatan yang dilakukan pihaknya sebagai upaya mengembangkan SDM di Sepaku. Dan kini pihaknya memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para penduduknya.

"Sebelumnya masyarakat umum diberikan berbagai macam pelatihan keterampilan, maka tenaga pendidikan juga perlu diberikan bekal wawasan yang cukup, sehingga mampu mengikuti perkembangan yang ada, apalagi IKN menjadi daerah tujuan manusia termasuk teknologinya," sambungnya lagi.

Associate Professor ITB Nia Kurniasih mengutarakan, sedikitnya ada 50 orang guru dari seluruh SD yang ada di Sepaku turut serta dalam kegiatan ini. Mereka diberikan pelatihan bahasa Inggris serta pembekalan wawasan kebangsaan.

Urgensi Bahasa Inggris

Ilustrasi belajar bahasa Inggris
Ilustrasi belajar bahasa Inggris. (Photo Copyright by Freepik)

Adapun urgensi dari pelatihan ini dilaksanakan di Sepaku, lantaran ibu kota pindah ke Sepaku tepat saat zaman destruktif, atau perubahan teknologi komunikasi yang cukup masif. Apabila para tenaga pendidik ini tidak diberi bekal dari sekarang, maka dikhawatirkan akan terjadi banyak masalah, dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi ke depannya. 

"Perpindahan IKN ini terjadi di era destruktif atau zaman ketika terjadi perubahan teknologi komunikasi secara besar-besaran," sebut Nia.

Di samping itu, sambungnya, dalam beberapa waktu ke depan akan ada gelombang pendatang ke Sepaku yang berasal dari berbagai latar belakang, baik budaya, lokal hingga internasional. Oleh karenanya, ia menilai, jika masyarakat di Sepaku tidak diberikan pemahaman dan bekal berpikir kritis, dikhawatirkan dapat menjadi pengaruh terhadap kemajuan masyarakat Sepaku sendiri.

"Bakal diperlukan kemampuan SDM yang berpikir kritis, karena akan ada berbagai budaya nanti kesini, itu sangat potensial terjadi. Sehingga ada perubahan kemajuan masyarakat dengan perubahan teknologi," tegasnya.

Reaksi Warganet SD Wajib Pelajaran Bahasa Inggris

Ilustrasi Kamus Bahasa Inggris
Ilustrasi Kamus Bahasa Inggris (Photo by Pisit Heng on Unsplash)

Terkait dengan aturan baru tentang mata pelajaran bahasa Inggris wajib bagi SD dan sederajat, warganet bereaksi dengan beragam tanggapan. "Alhamdulillah, saya setuju banget, karena jaman sekarang bahasa Inggris dibutuhkan," tulis warganet melalui kolom komentar di akun Instagram @folkshitt tentang kebijakan baru itu.

"Ku kira smua sekolah emng ada pelajaran bahasa inggrisnya," yang lain menimpali.

"Sekolah di jepang gurunya pertama mengajarkan tentang adab dan etika," warganet mengingatkan.

"Belajar mengelola uang juga pak @nadiemmakarim dikenalin bahaya pinjol, dsb," yang lain berseloroh.

"Perasaan emng pas SD dulu udh ada b. Inggris taun 2000 an loh. Walopun cuman dari kelas 4-6 doang," komentar warganet.

"Zaman gw SD dulu udah ada pelajaran bahasa inggris, kebanyakan belum ada yah ampe sekarang," yang lain berbagi.

"Bukannya dari dulu ya. Gua SD taun 2009 udah ada pelajaran b. inggris walaupun dari kelas 4 mulai ada pelajaran inggrisnya," seru warganet.

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP
Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya